Translate

Minggu, 30 Agustus 2020

Pertengkaran Suami Istri

Pertengkaran suami-isteri

Ada sepasang suami istri, di mana keduanya sama-sama bekerja sebagai operator telpon pada call center di bank.

Suatu hari keduanya bertengkar, sang suami lalu keluar sambil membanting pintu.

Malamnya, sang istri menghubungi ponsel sang suami.
 
Sang suami dengan suara ketus menjawab: “Helo! Di sini adalah hotline ‘cerai yah cerai’. Jika anda mengaku salah, silahkan tekan 1; jika bersikeras mau cerai, silahkan tekan 2; jika ingin memukul orang, call center ini akan membantu anda menghubungi 110.”

Sang istri dengan perasaan marah memutuskan hubungan telpon.

Tengah malamnya , sang suami pulang ke rumah dan menemukan pintu dikunci dari dalam dan terpaksa menelpon ke sang sitri.

Terdengar sang istri dengan suara dibuat-buat berkata: “Helo! Ini adalah hotline ‘siapa takut siapa’. Jika ingin masuk rumah, silahkan gunakan dengkul untuk bersujud pada papan cuci; Jika ingin cerai, silahkan gunakan dengkul untuk bersujud pada mainboard komputer; Jika anda merasa kurang cocok, call center ini akan membantu anda menghubungi 119.” 

Pernah sekali lagi terjadi pertengkaran dan keduanya tidak mau saling berbicara lagi antara satu sama lainnya, sehabis makan malam, sang suami langsung masuk ke kamar dan tidur.

Sang istri berjalan sampai ke depan ranjang dan menemukan secarik kertas di atas meja kecil samping ranjang, di atas kertas tertulis: “Ibunya anak-anak, harap besok pagi jam 07.00 bangunkan aku. Dari ayahnya anak-anak.”

Keesokan paginya ketika sang suami bangun tidur, ternyata sudah hampir jam 09.00. Dia menemukan di atas meja kecil bertambah secarik kertas, setelah dilihat ternyata tertulis: “Ayahnya anak-anak, bangun, bangun, sudah jam 07.00. dari ibunya anak-anak.”
 
Akhirnya suatu saat mereka bertengkar hebat, sang istri lalu mengusulkan: “Aku ada dua rancangan yang bisa mengakhiri pertengkaran ini. Pertama kita berdua harus mengakui bahwa aku yang benar.”

“Lalu apa yang kedua?” Tanya sang suami.

Sang istri: “Kalau tidak, kita berdua mengakui bahwa engkau yang salah.”

Memang terdengarnya sangat lucu, tetapi kehidupan nyata adalah demikian, suami istri pada dasarnya berasal dari keluarga dan latar belakang yang berbeda, ketika hidup bersama tentu saja sulit dihindari akan ada perbedaan pandangan.

Seandainya dua belah pihak mau mengalah selangkah, diyakini kalau pertengkaran akan dapat diselesaikan dengan baik, akan tetapi bila kedua belah pihak bersikeras terus, maka sebagai suami harus mengalah dulu, bukan kenapa-kenapa, hanya dikarenakan anda adalah KEPALA KELUARGA.

Kata perenungan Master Cheng Yen: “Jangan hanya mengejar kehidupan kaya materi bagi keluarga, semestinya lebih mengutamakan komunikasi batin dalam keluarga agar hubungan orangtua dan anak, suami dan istri lebih harmonis dan bahagia.”

夫妻吵架

有一對夫妻,兩人都是銀行的電話客服專員。

一天兩人吵架,丈夫摔門而去。

傍晚,妻子撥通了丈夫的手機。

丈夫沒好氣地說:「您好!這裡是『離就離』服務熱線。低頭認錯,請按1;堅決離婚,請按2;想打人,本服務台為您轉接110。」

妻子氣得掛了電話。

深夜,丈夫回家,發現門被反鎖了,只能撥打妻子的手機。

只聽妻子用假嗓子說:「您好!這裡是『誰怕誰』服務熱線。想回家,請用膝蓋跪洗衣板;想離婚,請用膝蓋跪電腦主機板;若您有不適,本服務台為您轉接119。」

又有一次夫婦吵架了,兩人都不講話,丈夫吃完晚飯就到臥室休息了。

妻子走到床前,在旁邊的小桌子上發現了一張紙,上面寫著:「孩子的媽,——早上七點叫我起床。——孩子的爸。」

第二天早上,丈夫醒來,卻發現快九點了——抬頭看到桌子上多出了一張紙,拿了過來,上面寫著:「孩子的爸,——起床囉,已經七點了。——孩子的媽」。

後來雙方爭吵得很厲害時,妻子便提出建議:「我有兩個方案可以結束這場爭吵。一個是,要麼我們都承認是我對了。」

「另一個呢?」丈夫問。

妻子:「要麼我們都承認是你錯了。」

聽起來好笑,但是生活上的確是這樣子,夫妻兩人本來就是來自不同的家庭與生長背景,一起生活難免會有意見相左的時候。

如果雙方願意都退一步,相信爭吵就會能夠化解,當雙方都堅持不下的時候,丈夫要願意先站出來,不為什麼,因為你是家中的頭!

證嚴上人靜思法語:「家庭不能只追求豐富的物質生活,應著重心靈溝通,使親子、夫妻間和諧、圓滿。」

Sabtu, 22 Agustus 2020

Daftar Ratusan Kesalahan Manusia

Setiap Hari Memahami Kesalahan Diri 
Setiap Hari Mengoreksi Diri


Fondasi mengoreksi diri:

  • Tahu Malu : Karena tahu merasa malu bila berbuat kesalahan/kejahatan, maka akan menumbuhkan ketekunan dan keberanian.
  • Rasa Takut : Takut berbuat kesalahan/kejahatan akan menumbuhkan ketulusan dan rasa hormat.
  • Pantang Mundur : Pantang mundur akan menumbuhkan kekuatan motivasi diri.
Cara Mengoreksi diri:

  • Dari faktor masalahnya/gejalahnya:
Cara ini hanya memaksakan diri, tidak dapat mengoreksi diri sampai ke akar-akarnya

  • Dari faktor pengertian tentang kebenaran:
Cara ini dapat memahami keadaan sebenarnya, maka tidak akan berbuat kesalahan lagi.
  • Dari faktor hati:
Dengan cara ini setiap saat hanya berbuat dan berfikir yang baik, maka akan menumbuhkan pikiran dan perbuatan yang tepat dan benar

Daftar Ratusan Kesalahan: 

  1. Pagi hari adalah saat yang terpenting dalam sehari. Setiap hari bangun tidak merasakan kegembiraan dan bersyukur untuk menyongsong hari yang baik ini serta tidak memotivasi diri bahwa harus berbuat satu jenis kebajikan dan hidup disiplin.
  2. Saat bekerja dan istirahat tidak beraturan tidak memelihara kebiasaan yang baik dalam hal makan, minum, dan kehidupan yang sehat.
  3. Tidak berpakaian rapi, bersih, dan sederhana, tidak berdandan apa adanya, tidak berprilaku anggun. Telah berdandan keterlaluan dan berambut aneh, berpakaian dan perilaku melanggar tata krama.
  4. Sambil jalan, sambil makan atau sembarangan meludah dan tidak menjaga kebersihan rumah/kantor/tempat umum. Sembarangan membuang sampah dan puntung rokok mengotori lingkungan.
  5. Di tempat umum/kendaraan umum tidak rela memberi tempat duduk umtuk orang lanjut usia, cacat atau hamil.
  6. Bersifat jorok atau bersih ekstrim, tidak memelihara kebersihan dan kerapihan sehingga menyebabkan lingkungan hidup menjadi kotor dan berantakan.
  7. Tidak langsung memungut atau membuang sampah di lantai, tidak memelihara kebersihan lingkungan pribadi, keluarga, kantor atau pabrik.
  8. Menyetir mobil/motor saat mabok yang dapat merugikan diri dan orang lain, membuat knalpot motor/mobil berbunyi keras yang membisingkan ketenangan, membiarkan knalpot mengeluarkan asap tebal yang mencemarkan udara.
  9. Tidak menuruti peraturan lalu lintas dan tidak sabar, tidak mau memberi jalan kepada kendaraan/motor lain/pejalan kaki.
  10. Tidak taat peraturan di tempat umum, kekurangan etika umum, seperti membuat kebisingan, merokok, keluar masuk tempat ilegal.
  11. Pecandu obat terlarang atau menjadi pengedar yang sangat merugikan diri dan orang lain, melakukan hal yang melanggar hukum dan kebiasaan alam.
  12. Mempunyai kebiasaan buruk berupa merokok, minum arak, makan pinang.
  13. Tidak memasak di rumah sendiri, selalu makan diluar rumah dan memesan makanan yang berlebihan dan yang mewah serta tidak dihabiskan. Tidak tahu menghargai makanan dan menghemat; Demikian juga halnya di pesta atau pertemuan makan bersama mengambil makanan yang diluar kemampuan diri menyantapnya, dibuang begitu saja dan tidak menghabiskan minuman sampai tetes terakhir ( Janganlah membuang makanan/minuman, karena akibatnya kelak anda harus mencari dan mengorek sendiri makanan dari sampah untuk isi perut diri sendiri. Ingat Hukum Sebab Akibat dan Reinkarnasi).
  14. Mengadakan upacara pernikahan/HUT/duka cita mewah hanya untuk kepentingan penampilan (untuk pandangan orang luar saja) yang menghambur hamburkan uang banyak.
  15. Mengobrol di telepon, tidak berbicara yang penting saja sehingga menyia-nyiakan pemakaian pulsa, waktu dan menghalangi pengguna lain. Tidak/lupa mematikan saluran air serta lampu yang tidak diperlukan, tidak tahu menghemat energi.
  16. Tidak bersemangat kerja, sehingga tidak konsentrasi dan bermalas-malasan saat bekerja di kantor, sebagai murid/mahasiswa/i tiak tekun dan konsentrasi saat belajar di kelas, selalu malas, bolos dan lengah, sehingga menyia-nyiakan uang dan menghancurkan harapan orang tua(menjadi anak durhaka).
  17. Sebagai pegawai selalu terlambat kekantor, tidak tanggung jawab dalam pekerjaan dan kerja sembrono, bolos/mencuri jam kantor malah menggunakan perlengkapan kantor untuk mengerjakan pekerjaan pribadi yang menghasilkan keuntungan pribadi. Tidak berkeinginan baik dan tidak bekerja secara efektif dan efisien.
  18. Malas, mengejar kenikmatan yang semu, bersifat berfoya-foya.
  19. Tidak menghargai rezeki, membuang makanan atau barang yang masih baik/bisa di pakai.
  20. Tidak mempertahankan dan menerapkan sifat luhur, rajin, hemat, sederhana, tahu budi balas budi, tahu malu, bakti, setia dan sebagainya yang harus dimiliki seorang manusia.
  21. Membohongi bahkan menipu orang tua, guru, tetua atau atasan.
  22. Sebagai anak tidak melapor orang tua saat keluar/pulang rumah, sehingga merisaukan orang tua, tetua; tidak tahu mnghargai diri, membuat masalah di luar yang membuat orang tua putus asa.
  23. Sembrono bergabung dengan organisasi/kelompok sesat yang mengkhawatirkan orang tua dan guru.
  24. Tidak berbakti kepada orang tua, tidak merawat dan mengurus mereka, membentak, melawan bahkan memukuli orang tua.
  25. Tidak tahu membalas budi orang tua/guru/tetua yang membiayai dan atau mendidik kita sampai lulus pendidikan malah meremehan orang tua/guru,tidak tahu kewajiban sebagai seorang anak didik/murid.
  26. tidak menghormati guru, tidak mendengarkan nasihat guru, bersikap angkuh sombong, malah berbahasa kasar, dendam, dan susah dibimbing/dinasehati.
  27. Tidak tahu bersyukur dan berterima kasih kepada orang tua atas budi besar mereka sehingga tidak diperlukan dengan penuh rasa bakti dan hormat. Tidak menghargaibudi besar guru dan ajaran suci yang diberikan sehingga tidak menghormati merka dengan tulus.
  28. sebagai orang tua tidak menjadi teladan bagi anak sendiri agar hidup dengan rajin, hemat, sederhana, bakti, sopan santun, tahu malu serta budi luhur lain dan menjalaninya dengan baik malah membimbing anak menjadi pemboros , hidup mewah dan durhaka (salah asuhan).
  29. Selaku guru lalai tidak mengajarkan pendidikan moralitas, tata krama, lebih-lebih lagi guru sendiri, tidak menjalankan etika sopan santun, tata krama dan moralitas. Tidak menjadi teladan bagi murid.
  30. Dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari tidak menerapkan hubungan: Orang tua welas asih, anak-anak berbakti, kakak mencintai adik, adik menghormati kakak, suami istri hidup rukun harmonis, dalam keluarga tidak dapat hidup damai.
  31. Antara kakak dan adik, mertua dan menantu, kakak ipar, adik ipar, tidak dapat hidup harmonis, selalu bertengkar dan banyak konflik, iri dan dengki.
  32. Suami istri selalu bertengkar, seenak nya bercerai, sehingga rumah tangga hancur yang menjadi masalah besar dan berat bagi masyarakat dan negara.
  33. Bila bertemu kolega, teman, tetangga, kenalan, tidak inisiatif/menyapa atau memberi senyum yang manis, tidak dapat hidup rukun dengan tetangga tidak saling menjaga dan merawat.
  34. Tidak menghormati orang lanjut usia/ merawat anak-anak kecil, tidak membantu yang cacat, yang tua dan lemah serta yatim piatu.
  35. Sesama teman tidak dapat memegang janji malah menghianati, tidak dapat bergaul baik dengan teman, tidak bersifat rendah diri, tidak bersemangat bekerja kelompok dan tidak sportif.
  36. Melanggar janji, bersifat sombong, berakal licik, suka mengakali orang dan mengambil keuntungan dari orang lain/kantor/rekan, maunya sendiri mendapat keuntungan yang lebih besar.
  37. Kurang percaya diri, selalu mundur bila ada tantangan, Tidak berpersepsi optimis untuk menghadapi kehidupan.
  38. Tidak dapat mengatur pengeluaran sesuai pemasukan, Tidak dapat menghemat pengeluaran, Tidak menanam kepercayaan kepada orang lain.
  39. Terlalu meterealistis, mengabaikan pemeliharaan kepribadian luhur, batin tidak ada tempat berlindung, selalu hidup dalam kerisauan.
  40. Hidup yang ketat, stress, selalu gelisah, tidak dapat menggunakan bacaan yang baik, kesenian untuk memelihara batin.
  41. Tidak dapat menggunakan hati yang damai untuk menghadapi kehidupan sehari-hari, Terlebih-lebih dalam menghadapi hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan.
  42. Sepanjang hari terlena oleh TV, permainan elektronik, Internet, Menonton Film/siaran yang merugikan badan dan batin atau film porno, sehingga membangkitkan nafsu birahi dan pikiran sesaat.
  43. Masih muda tidak mau sekolah dan mempelajari sejenis keahlian, segan akan kesulitan dan takut menderita, rakus akan kesenangan, menyia-nyiakan waktu, merusak masa depan sendiri.
  44. Malas bekerja hanya mau bersenang-senang, tidak mengerjakan satu usaha/pekerjaan yang baik, hidup dalam kemesuman, tidak bercita-cita luhur, semangat runtuh, suka minum, selalu hidup dalam khayalan.
  45. Menggunakan minuman beralkohol untuk membangkitkan keberanian berbuat hal-hal yang melawan etika, mencelakai orang, berzinah dan membuny=uh sehingga membawakan malapetaka bagi orang lain.
  46. Bersifat kasar dan bengis, sangat subyektif, tidak mau menerima nasihat, berniat sesat, licik dan menipu, berbuat segala kejahatan, tidak mau bertobat.
  47. Tidak dapat membedakan mana yang betul dan mana yang salah, mana yang sesat dan mana yang benar, menganggap yang salah adalah betul, yang sesat adalah benar, selalu bergaul dengan orang jahat membuat kejahatan, masih menganggap diri adalah benar dan sok.
  48. Biarkan hati ini berubah mengikuti perubahan lingkungan, tidak mengerti bahwa hukum kebenaran alam tidak pernah berubah, sendiri malah tidak sadarkan diri bahwa hati ini telah berubah mengikuti arus sesat.
  49. Ajaran sesat merajalela, kita tidak ada kebijaksanaan untuk membedakan dan mengenalnya, tidak dapat mempertahankan moralitas dan sifat luhur asal, malah turut mengikuti dan menganggap diri adalah hebat dan modern.
  50. Hidup dalam kebebasan, berbuat sewenang-wenang dan semau kehendak, tidak taat etika dan hubungan darah, tidak menjunjung tinggi moralitas dan tata krama, mengikuti arus mengejar yang sesat; sendiri bukan orang bijak malah berani menasehati orang dengan nasihat yang salah sehingga membuat orang melakukanhal-hal yang melawan etika dan moralitas dan menjerumuskan orang ke jurang penderitaan.
  51. Membunuh, melukai dan mencelakakan makhluk hidup, tidak melindungi dan mengasihi jiwa makhluk lain.
  52. Merahasiakan/menyembunyikan ilmu yang dapat menguntungkan orang banyak, menghalangi arus tersebarnya keahlian/hal yang baik.
  53. Teknologi yang diciptakan tidak digunakan untuk kesejahteraan manusia dan alam semesta, malah menggunakan nya untuk merusak/mencemarkan lingkungan, merugikan dan mencelakakan kelangsungan hidup manusia dan mahluk lain.
  54. Menggunakan cara yang illegal untuk mendapatkan keuntungan yang bukan haknya sendiri. Untuk mendapat penghasilan tidak berdasarkan semboyan bahwa "manusia sejati menerima keuntungan dengan cara yang tepat serta benar yang merupakan hak nya".
  55. Dalam hal keuntungan dan jasa hanya mementingkan keuntungan diri, tidak menghiraukan kerugian orang lain, walaupun terhadap sanak saudara sendiri, mengabaikan moralitas dan etika, rakus tidak pernah puas akan kekayaan dan reputasi. Dengan akal licik memanipulasi uang kantor/orang yang memberi budi/membantu sehingga kita berhasil.
  56. Mengambil/menggunakan barang orang tanpa persetujuan pemilik, mencuri, merampok. Dengan cara menipu untuk memperoleh hak milik orang lain.
  57. Dengan kekerasan, kekuasaan untuk merampas hak milik orang lain, menyandera orang bahkan membunuh untuk mendapatkan uang, berbuat hal yang sangat melawan kehendak Yang Maha Kuasa.
  58. Dengan kekuasaan/secara paksa untuk mendapat keuntungan raksasa, KKN, memakan uang negara yang merupakan kekayaan milik rakyat/ uang perusahaan [Anda harus sadar bahwa sangat merugikan diri bila memakan uang negara, karena ini berarti anda berutang kepada seluruh rakyat negara dan kelak (kelahiran yang akan datang) akan diikat oleh alam dengan bunga yang sangat tinggi, harus ingat dan percaya akan reinkarnasi].
  59. Menggunakan uang perusahaan/Negara atas nama kepentingan perusahaan/negara, tapi sebenarnya untuk keuntungan/kepentingan pribadi sendiri, sehingga merugikan perusahaan/negara.
  60. Merampas/membajak hak cipta orang lain untuk keuntungan diri.
  61. Dengan cara illegal untuk memperoleh promosi/suatu jabatan