Translate

Selasa, 04 April 2017

Indah karena dihadapi dgn kesusahan

Ketika Gelap,
baru tersadarkan apa arti dari Terang.

Ketika Kekeringan,
baru tersadarkan betapa berartinya Air.

Ketika Kehilangan,
baru tersadarkan arti dari Memiliki.

Ketika Sakit,
baru tersadarkan apa arti dari Kesehatan.

Ketika Berpisah,
baru tersadarkan arti dari Kebersamaan.

Ketika akan Mati,
baru tersadarkan arti dan indahnya Kehidupan.

Sungguh disayangkan "kesadaran" itu selalu datang Terlambat... .

Bukan Kejadian yang membuat kita Bahagia / Sedih
tetapi saat harus Memilih diantara keduanya.

Kemarin sudah tiada,
esok belumlah tiba,
kita hanya punya 1 hari yaitu hari ini.

Jangan sesali yang telah berlalu...
itu perbuatan sia-sia.

Yakini bahwa Kebahagiaan
adalah hasil dari Memberi dan Melayani.

Tidak mungkin akan timbul kebahagiaan diatas penderitaan orang lain.

Syukurilah apa yang telah dimiliki,
agar kebahagiaan selalu berada di sisi kita.

Jangan cari Kesempurnaan
tetapi Sempurnakanlah Yang Telah Ada.

Dalam kehidupan NYATA. Kadang kita suka mempermasalahkan hal yg KECIL,
yang tidak PENTING, sehingga akhirnya merusak NILAI yang BESAR.

Persahabatan yg INDAH selama puluhan tahun BERUBAH menjadi permusuhan yg HEBAT hanya karna SEPATAH kata PEDAS yg tidak DISENGAJA. .

Keluarga yg RUKUN dan HARMONISpun bisa HANCUR hanya krn perdebatan KECIL yg tidak PENTING.

Yang REMEH kerap dipermasalahkan,
yg LEBIH penting dan berharga LUPA dan TERABAIKAN.

Seribu KEBAIKAN sering tidak BERARTI.
Tapi SETITIK kekurangan DIINGAT seumur hidup.

Mari belajar MENERIMA kekurangan apapun yg ada dlm kehidupan kita. Bukankah tak ada yg SEMPURNA di dunia ini...??? .

SEHATI bukan krn MEMBERI, tapi sehati krn saling MEMAHAMI.

BETAH bukan krn MEWAH, tapi betah krn saling MENGALAH.

BERSAMA bukan karna Harta Dunia,
tapi bersama karena SALING MENGISI.

INDAH bukan krn selalu MUDAH,
tetapi INDAH krn dihadapi bersama setiap KESUSAHAN

Jumat, 17 Februari 2017

Video Kisah Suci

Kisah Ikrar Agung Ksitigharbha Bodhisatva






Kisah Saddharma Pundarika Sutra




Kisah Mahastamaprapta Buddhasmrti



Jumat, 03 Februari 2017

Hidup Tak Selamanya Berjalan Mulus

*HIDUP TAK SELAMANYA BERJALAN MULUS!!!*

Θ *BUTUH* _Batu kerikil_ supaya kita *BERHATI-HATI*..
Θ *BUTUH* _semak berduri_ supaya kita *WASPADA*..
Θ *BUTUH* _Pesimpangan_ supaya kita *BIJAKSANA* dalam *MEMILIH*..
Θ *BUTUH* _Petunjuk jalan_ supaya kita punya *HARAPAN* tentang arah _masa depan_..
•• Hidup Butuh *MASALAH* supaya kita _tahu_ kita punya *KEKUATAN*..
•• *BUTUH* _Pengorbanan_ supaya kita tahu cara *BEKERJA KERAS*..
•• *BUTUH* _airmata_ supaya kita tahu *MERENDAHKAN HATI*
•• *BUTUH* _dicela_ supaya kita tahu bagaimana cara *MENGHARGAI*..
•• *BUTUH* _tertawa n senyum_ supaya kita tahu *MENGUCAPKAN SYUKUR*..
•• *BUTUH* _Orang lain_ supaya kita tahu kita *TAK SENDIRI*..

Jangan~ selesaikan *MASALAH* dgn _mengeluh, berkeluh kesah, dan marah"_, Selesaikan saja dgn *sabar, bersyukur*, dan jangan lupa *TERSENYUM*.
Teruslah *MELANGKAH* walau mendpt *RINTANGAN*, Jangan~ _takut_..
Saat tidak ada lg *tembok* utk _bersandar_, masih ada *lantai* utk _bersujud_.
Perbuatan baik yg paling *sempurna* adalh perbuatan baik yg tidak~ _terlihat_, Namun.. Dpt dirasakan hingga jauh kedlm *relung hati*.
Jangan~ menghitung apa yg *hilang*, namun hitunglah apa yg *tersisa*.
Sekecil apapun *penghasilan* kita, pasti akan cukup bila digunakan utk _Kebutuhan_ Hidup.
Sebesar apapun *penghasilan* kita, pasti akan kurang bila digunakan utk *Gaya Hidup*.
Tidak selamanya kata-kata yg *indah* itu _benar_, juga *tidak*selamanya kata-kata yg *menyakitkan* itu _salah_. Hidup ini terlalu *singkat*, lepaskan mereka yg menyakitimu, *sayangi* mereka yg _peduli_ padamu. Dan *berjuanglah* utk mereka yg _berarti_ bagimu.
*Bertemanlah* dg semua org, tapi *bergaulah* dg org yg _berintegritas_ dan mempunyai _nilai hidup_ yg benar, krn pergaulan akan *mempengaruhi* cara kita hidup dan *masa depan* kita.
Semoga Bermanfaat..








Selasa, 31 Januari 2017

Harmoni dalam Perkawinan

HARMONI DALAM PERKAWINAN
oleh: Bhikkhu Sri Paññavaro
Perkawinan dalam pandangan Agama Buddha tidak dianggap sebagai sesuatu yang suci atau sesuatu yang tidak suci. Setiap pria dan wanita mempunyai kebebasan untuk memilih cara hidupnya masing-masing: menikah atau tetap membujang. Dengan demikian menunjukkan bahwa perkawinan bukan semata-mata kewajiban beragama yang harus dipatuhi.
Bila suami-istri membangun lembaga perkawinan itu dengan baik berdasarkan Dhamma, maka perkawinan akan menjadi mangala —berkah kebahagiaan— dalam kehidupan. Bahkan tingkat-tingkat kesucian pun tidak tertutup bagi mereka yang telah memilih cara hidup berkeluarga. Namun sebaliknya, bila perkawinan dilakukan tanpa dasar yang kokoh, maka lembaga perkawinan akan menjadi jalan mempercepat ke neraka.
Dhamma sebagai jalan —Niyyanika Dhamma atau Patipatti Dhamma— memberikan tuntunan bagi semuanya dalam cara hidup yang berbeda: hidup kebhikkhuan dan berumah tangga. Tetapi, meskipun cara hidup mereka berbeda, Dhamma membawa kedua-duanya untuk menempuh tujuan perjalanan yang sama, yaitu kebahagiaan tertinggi atau kebebasan dari penderitaan.
Tanggung Jawab Bersama
Cukup banyak khotbah Sang Buddha yang menunjukkan dengan sangat terinci tentang praktek kehidupan benar dalam membangun dan mengisi lembaga perkawinan itu. Sigalovada Sutta —yang menunjukkan kewajiban hidup bermasyarakat, termasuk kewajiban suami-istri dan orangtua-anak— harus menjadi pegangan dalam hidup bermasyarakat. Demikian juga dalam Samajivi Sutta, Sang Buddha sendiri meletakkan dasar-dasar perkawinan harmoni:
"Para bhikkhu, bila suami dan istri mengharapkan dapat saling bertemu dalam kehidupan sekarang ini dan dalam kehidupan yang akan datang, keduanya hendak menjadi orang yang memiliki keyakinan (saddha) yang sebanding, memiliki tata-susila (sila) yang sebanding, memiliki kemurahan-hati (caga) yang sebanding, dan memiliki kebijaksanaan (panna) yang sebanding. Suami dan istri yang demikian itu tentulah dapat saling bertemu dalam kehidupan sekarang ini dan dalam kehidupan yang akan datang".
Kehidupan harmoni tidak dapat dituntut hanya dari sepihak. Baik suami maupun istri dan juga anak-anak mereka, mempunyai kewajiban moral dalam membangun keluarga harmoni.
Berbicara tentang perkawinan sesungguhnya bukan hanya semata-mata menyoroti persoalan cinta, seks dan kebahagiaan berpasangan, tidak kalah pentingnya adalah hubungan timbal balik antara pasangan suami-istri sebagai orangtua kepada anak-anak mereka. Anak adalah bagian dari keluarga. Mereka adalah tumpuan harapan orangtua, pembawa kebahagiaan, tetapi juga sebaliknya, bisa menjadi salah satu sumber bencana dalam rumah tangga.
Aspek Moral Dan Sosial Ekonomi
Sebagaimana judul artikel ini —Harmoni Perkawinan— akan saya titik beratkan pada bahasan tentang sikap mental yang mendasari keharmonian itu. Dalam Sigalovada Sutta, Sang Buddha menjelaskan tentang jalinan kewajiban suami-istri sebagai berikut:
"Wahai perumah tangga muda, dalam lima hal seorang suami harus berlaku terhadap istrinya:
1. memuji dan mempererat hubungan
2. menghargai
3. setia
4. memberikan peranan kepadanya
5. memberikan pakaian dan perhiasan
Dalam lima hal pula seorang istri memperlakukan suaminya dengan kasih sayang:
1. mengurus rumah tangga dengan baik dan bertanggung jawab
2. ramah terhadap mertua dan sahabat-sahabat suaminya
3. setia
4. melindungi penghasilan suami (tidak boros)
5. rajin dan pandai melaksanakan tugas-tugasnya".
Kewajiban yang diuraikan dalam Sigalovada Sutta tersebut menuntut pasangan suami-istri untuk berlaku benar dalam hal moral dan kebutuhan sosial ekonomi. Di atas kedua dasar ini lembaga perkawinan akan kokoh berdiri membawakan keharmonian dan kesejahteraan. Tidak ada tawar-menawar untuk keduanya, sebab kalau diabaikan maka keduanya akan menjadi sumbu penyulut pertengkaran dan kehancuran keluarga.
1. Sumber Percekcokan
Suami yang menjaga moral (sila) dengan baik, tetapi mengabaikan kebutuhan sosial ekonomi keluarga, akan menjadikan keluarga itu hidup dalam kekurangan, bahkan kemiskinan. Hal ini mudah sekali menimbulkan seribu satu macam persoalan yang kemudian menyulut api percekcokan.
Demikian juga bila pasangan suami-istri tidak kekurangan, bahkan berlebihan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial ekonomi, tetapi salah satu atau keduanya tidak memiliki moral dengan baik, maka tidak mungkin juga mereka akan menikmati suasana harmoni dan buah kebahagiaan. Keluarga seperti ini ibarat pohon yang sarat berbuah tetapi akarnya tidak kuat karena mulai digerogoti hama atau penyakit.
Cinta Kasih Sebagai Kunci
Agama Buddha mencita-citakan keluarga harmoni sebagai keluarga bahagia dan sejahtera. Keluarga bahagia ini dihargai sebagai berkah utama, yang merupakan salah satu kondisi penting, yang memungkinkan seseorang mencapai kemajuan.
Kalau kita kaji lebih dalam, sampailah kita pada kesimpulan bahwa dasar hakiki keharmonian adalah cinta kasih. Bukan saja kewajiban yang disebutkan dalam Sigalovada Sutta tersebut bersumber pada cinta kasih antara suami dan istri, tetapi hampir semua orang yakin, bahwa cinta kasih itu yang membuat seseorang bertanggung-jawab dalam membangun dan memelihara keluarga harmoni.
Tetapi perlu diingat bahwa cinta kasih yang menjadi dasar hakiki keharmonian bukanlah sesuatu yang bisa didapat dengan sekali pungut. Cinta kasih harus dipupuk dengan dasar pengertian yang benar, keuletan dan kesabaran, dari saat ke saat, dari hari ke hari, sepanjang hidup ini.
Sikap Berterus Terang
Dalam Agama Buddha, cinta kasih bukan hanya sikap emosional mencintai, apalagi memiliki. Tetapi cinta kasih adalah suatu sikap yang berdiri di atas dasar kebijaksanaan, yaitu: sikap memberi. Salah satu sifat cinta kasih yang harus kita pupuk dalam lembaga perkawinan adalah: saling memberi kesempatan yang memungkinkan timbulnya sikap untuk berterus terang. Tidak hanya bagi pasangan suami-istri, tetapi juga antara orangtua dan anak, sikap mau berterus-terang sangat diperlukan dalam jalinan keluarga. Kalau suami dan istri, orangtua dan anak, sudah tidak saling mempercayai, saling sembunyi-sembunyi, tidak mau berterus terang, tidak mau terbuka, maka keharmonian pasangan dan juga keharmonian keluarga yang menjadi idaman hanyalah tinggal impian. Rupa-rupanya sekarang ini lembaga perkawinan dan juga kehidupan keluarga sudah banyak yang mengalami erosi keterus-terangan. Mereka hidup berkeluarga, suami-istri atau ayah-ibu dan anak-anak, tetapi nyatanya mereka tidak mempunyai hubungan kekeluargaan. Mereka bersikap saling merahasiakan, sehingga akhirnya keakuan menggantikan cinta kasih dan keharmonian.
Keterus-terangan mempunyai kaitan yang erat sekali dengan pengendalian diri. Mempunyai sikap mau berterus-terang, tidak tertutup, berarti bersedia (berani) menerima kenyataan dengan wajar, tidak emosional dan bersedia memberikan pandangan dengan wajar pula. Kalau sikap mau berterus-terang atau keterbukaan ini banyak dicampuri tuntutan keakuan, suami terlalu menuntut dan mencela setiap sikap istri atau sebaliknya, maka masing-masing tidak akan mau membuka persoalan dan kesulitan kepada pasangannya. Hubungan harmoni akan berubah menjadi hubungan formal yang kaku.
Penutup
Sebagai penutup dari artikel ini, saya akan mengakhiri dengan menunjukkan enam faktor pemelihara keharmonian, seperti disebutkan oleh Sang Buddha dalam Saraniya Dhamma Sutta:
1. Saling memperlakukan dengan cinta kasih
2. Berbicara dengan cinta kasih
3. Memikirkan dengan cinta kasih
4. Masing-masing saling mengajak untuk ikut serta menikmati kebahagiaan yang sedang dinikmatinya
5. Mempunyai sikap moral yang serasi
6. Mempunyai pandangan hidup yang sama
Semoga uraian ini membawa manfaat bagi Anda dalam mempersiapkan, membangun dan membenahi perkawinan serta keluarga.


Selasa, 24 Januari 2017

Buddha rupang

BUDDHA RUPANG

Di zaman Sang Buddha Gotama, agama Buddha tidak mengenal Buddharupang, munculnya Buddharupang antara 600-700 tahun setelah Sang Buddha Gotama Parinibana dan Sang Buddha tidak pernah memerintahkan Siswa2nya utk membuat rupang. sebelum sang Buddha parinibana Beliau berpesan kepada siswa2Nya { melalui Yang Arya Bhikkhu Ananda } " APABILA SAYA TELAH TIADA, ANGGAPLAH AJARAN2 DAN PERATURAN2KU { DHAMMA-VINAYA } SEBAGAI GURU MU "
                   { MAHA PARINIBANA SUTTA }
     Jelas Sang Buddha gotama tidak pernah mengajarkan atau menganjurkan kita untuk menyembah rupang Beliau apalagi rupang2 lainnya. Sang Buddha juga tidak pernah menunjuk atau mengangkat salah seorang siswa2Nya untuk menggantikan Beliau, Sang Buddha menganjurkan untuk sering bermusyawarah membicarakan dan saling memberikan pengertian tentang ajaran2 Beliau { BUDDHA DHAMMA } demi tercapainya realitas terakhir yaitu NIBBANA { NIRVANA }.
      Dewasa ini banyak umat Buddha yang menyalah artikan buddha rupang sehingga terkesan menyembah berhala { menyembah patung }, Buddharupang banyak digunakan oleh orang2 tertentu untuk menarik umat dengan mengatakan bahwa Buddharupang telah terisi oleh batin Sang Buddha dengan maksud untuk mendapatkan dana sebanyak mungkin, bagi mereka yang ingin mengisi { khai kuan } Buddharupang jangan sekali2 berharap Buddharupang tersebut benar2 terisi batin Sang Buddha karna Sang Buddha telah parinibbana { bagi mereka yang telah parinibbana berarti telah terbebas dari kelahiran kembali di alam2 kehidupan sehingga tidak mungkin untuk di lacak }.     
      Sejak hadirnya agama2 non Buddhist, sampai di abad modern dewasa ini, masih banyak orang yang berpandangan salah dalam menilai agama Buddha dengan  Buddharupang yang sangat populer itu, ada sebagian umat non Buddhist bahkan umat Buddhist sendiri yang mengaku beragama Buddha, tetapi sama sekali tidak mengerti DHAMMA SANG BUDDHA { ajaran sebenarnya dari sang Buddha GOTAMA }. Masih saja berpandangan salah dengan mengatakan : agama Buddha adalah agama penyembah patung { berhala } dan penuh dengan Upacara2 keagamaan yang tidak praktis dan jelimet bahkan ketinggalan jaman sprt misalnya : Membakar benda2 kayalan yang terbuat dari kertas dan sangat mahal harganya, Upacara2 perkabungan yang penuh dengan kemewahan " Padahal upacara2 tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan Dhamma sang Buddha , bagi umat yang masih memiliki pandangan salah sprt itu mudah sekali goyah keyakinannya karna dia beranggapan bahwa menjadi umat Buddha sanagt tidak praktis , bahkan memusingkan dan mereportkan serta tidak efisien { memerlukan biaya yang sangat besar }.      
        Penulis tidak bermaksud mencela atau merendahkan Upacara2 tersebut diatas, karena  hal tersebut merupakan hak azazi masing2 individu, penulis hanya ingin menjelaskan bahwa upacara2 tersebut sama sekali tidak terdapat didalam kitab suci TIPITAKA dan bukan lah Dhamma ajaran sang Buddha.
       Agama Buddha tidak lah melarang umatnya menjalankan Tradisi...banyak Tradisi yang bermamfaat dan sejalan dengan ajaran Buddha...jadi sebagai umat Buddha juga jangan serta merta melarang atau menolak tradisi2 yang dianggap tidak sesuai, berilah pengertian saja.....dan apa bila ada umat non Buddhist yang bertanya...berilah pengertian klo semua itu hanya tradisi nenek moyang dan bukan ajaran Buddha.

        PENGERTIAN BENAR TENTANG BUDDHARUPANG       

        Buddharupang atau patung sang Buddha Gotama yang terdapat di dalam vihara hanyalah  merupakan LAMBANG atau SIMBOL. hal ini di maksudkan agar pada waktu umat Buddha melaksanakan Pujabakti dapat menimbulkan rasa dekat dengan GURU AGUNG apalagi klo di kelilingi dengan bunga2 yang masih segar indah dan harum di tambah dengan pembakaran dupa yang akan menambah ketenangan, Suasana seperti ini sangat menguntungkan untuk Merenungkan dan Mencerap sifat2  Maha Suci, Maha Mulia , Metta, Karuna,Muditasi, Upekka,  Kebijaksanaan dan kesempurnaan yang telah dicapai oleh San Buddha Gotama, Sifat2 ini patut di telandani dan di tiru oleh kita sebagai umat Buddha, untuk kemudian dipraktekan di dalam kehidupan sehari2. Buddharupang juga bermamfaat untuk dijadikan Obyek Meditasi  terutama meditasi yang menggunakan obyek BUDDHANUSSATI { merenungan terhadap sifat2 mulia Sang Buddha }.                                                                                                                                  BY : Upa. Dhamma Sukkha Gotama



Pantangan di Tahun Baru Imlek

Pantangan di Tahun Baru Imlek : 6 Hal yang Seharusnya Tidak Dilakukan Pada Saat Imlek


Masyarakat Tionghoa percaya bahwa Festival Musim Semi merupakan awal dimulainya tahun yang baru. Apa yang diperbuat di awal juga akan menentukan peruntungan di sepanjang tahun. Ada banyak hal yang tidak boleh dilakukan selama awal tahun baru Imlek.

Secara tradisi, terdapat cukup banyak pantangan yang berkaitan dengan festival tahun baru. Tetapi pada tahun-tahun belakangan ini beberapa larangan sudah mulai ditinggalkan, terutama di antara kalangan masyarakat urban yang modern di kota-kota besar dan di kalangan generasi muda.

Pantangan di Hari Tahun Baru Imlek

Inilah daftar 6 pantangan teratas yang pantang dilakukan di hari pertama Tahun Baru Imlek.Kebijaksaan pembaca diperlukan untuk menyikapi hal dibawah :

1. Hindari Minum Obat

Adalah hal yang tabu bagi seseorang untuk menyeduh obat herbal atau minum obat di hari pertama tahun yang baru. Jika tidak, orang tersebut diyakini akan jatuh sakit di sepanjang tahun.
Di beberapa daerah pedesaan Tiongkok, setelah berdentangnya lonceng2 di kuil tepat pada tengah malam di Hari Tahun Baru, orang yang sedang sakit memecahkan gerabah tempat obat dengan keyakinan bahwa dengan melakukan tradisi ini penyakit akan dibawa pergi menjauh dari tahun yang baru.

2. Jangan Menyapu atau Membuang Sampah

Kegiatan menyapu di hari tahun baru Imlek dikaitkan dengan hilangnya pula kekayaan, karena diyakini akan ikut tersapu bersih. Membuang sampah melambangkan dapat ikut terbuangnya semua peruntungan yang baik atau nasib baik dari dalam rumah.

3. Jangan Sarapan dengan Bubur

Dilarang menyantap bubur, karena ada anggapan bahwa hanya orang miskinlah yang menyantap bubur sebagai sarapan, dan orang tidak ingin memulai awal tahun dengan “kemiskinan” karena hal ini merupakan pertanda yang buruk.

4. Jangan Mencuci Pakaian dan Keramas

Orang tidak mencuci pakaian pada hari pertama dan kedua setelah tahun baru, karena konon kedua hari ini dirayakan sebagai hari ulang tahun Dewa Air (水神; Shuishen).
Rambut tidak boleh dikeramas pada hari pertama tahun baru. Dalam Bahasa Mandarin, kata rambut (发; fā) memiliki pengucapan dan karakter yang sama dengan kata facai (发财), yang bermakna ‘menjadi kaya’. Oleh sebab itu, ini dipandang sebagai hal yang tidak baik “mencuci bersih keberuntungan seseorang” di awal tahun baru.

5. Dilarang Melakukan Pekerjaan Jahit Menjahit

Hindari penggunaan pisau dan gunting agar tidak celaka, entah seseorang bisa terluka atau rusaknya peralatan. Hal ini dianggap bisa membawa kepada ketidakberuntungan dan penipisan kekayaan di tahun baru.

6. Wanita yang Sudah Menikah Tidak Diperbolehkan Berkunjung ke Rumah Orang Tuanya

Anak perempuan yang sudah menikah tidak diijinkan berkunjung ke rumah orang tuanya pada saat hari Imlek, karena diyakini akan membawa nasib buruk kepada orang tua dan menyebabkan kesulitan ekonomi dalam keluarga tersebut. Menurut tradisi, anak perempuan yang sudah menikah berkunjung ke rumah orang tuanya pada hari kedua tahun baru Imlek.

Selain ke 6 hal diatas, masih terdapat 10 hal lain yang juga ‘Ditabukan’ selama Festival Imlek.

Selama Festival Musim Semi (dimulai dari hari ke-1 hingga hari ke-15 Tahun Baru Imlek) berlaku pantangan sebagai berikut :
1. Tangisan anak dipercaya akan membawa kemalangan ke dalam keluarga. Oleh sebab itu orang tua akan melakukan apapun yang terbaik untuk menjaga agar anak tidak menangis dengan semua cara yang mungkin.
2. Jangan memotong rambut menjelang Imlek. Menurut kepercayaan, kita tak boleh memotong/menggunting rambut pada saat tahun baru Imlek; alasannya keberuntungan kita disepanjang tahun akan ikut terpotong juga.
3. Kunjungan ke rumah sakit selama periode ini juga diyakini akan membawa penyakit kepada orang yang bersangkutan di tahun yang baru. Oleh sebab itu, hindari melakukan kunjungan ke rumah sakit, kecuali benar-benar dalam situasi gawat darurat.
4. Pencuri : Jangan biarkan orang lain mengambil apapun langsung dari saku Anda (termasuk uang) selama Festival Musim Semi. Berhati-hatilah agar Anda tidak kecopetan, karena hal ini pertanda akan adanya pencurian terhadap seluruh kekayaan Anda di tahun yang baru.
Hutang : Jangan meminjamkan uang di hari tahun baru, dan usahakan semua hutang harus dibayar lunas sebelum malam tahun baru. Jika ada seseorang yang berhutang uang kepada Anda, jangan datang menagih ke rumahnya. Orang yang melakukan hal ini dikatakan akan sial sepanjang tahun.
6. Tempat penyimpanan beras tidak boleh kosong. Jika tidak, akan megakibatkan ketidakpastian dan masa depan yang suram. Berhenti atau tidak memasak selama periode tahun baru merupakan pertanda yang buruk.
7. Pakaian yang robek : Jangan mengenakan pakaian baru yang robek. Jika ada yang mengenakannya di bulan pertama tahun yang baru, terutama anak-anak, dikatakan akan membawa kemalangan.
8. Jangan terluka : Terluka selama Festival Musim Semi harus dihindari, karena darah dianggap sebagai pertanda buruk akan datangnya malapetaka, seperti luka karena pisau atau bencana berdarah lainnya.
9. Jangan mengenakan pakaian berwarna putih atau hitam, karena sesuai tradisi kedua warna ini berkaitan dengan hal perkabungan.
10. Jangan memberi hadiah seperti gunting dan cermin, karena benda-benda ini memiliki makna yang tidak baik dalam budaya Imlek.


Kamis, 12 Januari 2017

216 kata perenungan

216 KATA PERENUNGAN


1. Sinar matahari sangat terang, budi orang tua sangat
besar, orang berbudi berlapang dada dan orang picik
sangat arogan.

2. Bertutur dengan kata yang baik, berpikirlah dengan
niat yang baik dan melakukan perbuatan baik.

3. Memaafkan orang lain berarti berlaku baik pada diri sendiri.


4. Kesuksesan adalah pengoptimalan suatu kelebihan,
kegagalan adalah akumulasi dari segala kekurangan.

5. Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap
orang memiliki kemungkinan yang tak terhingga.

6. Telapak tangan menghadap kebawah adalah menolong
orang, menengadah adalah memohon bantuan; membantu
orang mendatangkan kegembiraan sedangkan memohon
bantuan adalah suatu penderitaan.

7. Banyak berbuat baik akan mendapatkan banyak berkah,
sedikit berbuat baik akan kehilangan banyak berkah.

8. Melakukannya dengan suka rela, menerimanya dengan
suka cita.

9. Didalam hati berpengertian, bertorelansi, tahu
bersyukur, bisa merasa puas dan menghargai keberkahan.

10. Melakukan yang memang seharusnya dilakukan adalah
bijaksana, melakukan apa yang tidak seharusnya
dilakukan adalah kebodohan.

11. Jika tabiat dan ucapannya tidak baik, meski
hatinya sebaik apapun tidak dapat dikategorikan
sebagai orang baik.

12. Ilmu pengetahuan harus dipahami dengan
sungguh-sungguh, baru bisa menjadi kebijaksanaan dalam
diri sendiri.

13. Kasih sayang tidak dapat dengan memohon pada orang
lain, melainkan diperoleh dari sumbangsih yang
diberikan.

14. Musuh terbesar kita bukanlah orang lain, melainkan
diri kita sendiri.

15. Hendaknya bersaing untuk menjadi siapa yang lebih
dicintai, bukan siapa yang lebih ditakuti.

16. Menyia-nyiakan waktu setiap hari adalah pemborosan
hidup, bekerja penuh semangat dan menjadi orang yang
berguna adalah membangun kehidupan kita sendiri

17. Lakukanlah dengan sepenuh hati, jangan merasa
khawatir ataupun risau

18. Orang yang selalu mencari-cari alasan bagi
kegagalannya, tidak akan memperoleh kemajuan untuk
selamanya.

19. Selalu merasa tidak senang kepada orang lain,
karena kurang dalam pelatihan kepribadiannya diri
sendiri.

20. Rumput tidak akan mudah tumbuh dilahan yang
ditanami sayur-sayuran. Hati tidak mudah timbul
kebencian bila dipenuhi rasa persahabatan.

21. Berapa banyak kewajiban yang telah anda penuhi,
sebanyak itu pula kemampuan yang akan diperoleh.

22. Lebih baik berhati lapang daripada memiliki rumah
yang luas

23. marah adalah tindakan menghukum diri sendiri
dengan mengambil kesalahan yang dibuat oleh orang
lain.

24. Kegembiraan seseorang tidak didasarkan dari berapa
banyak yang dimilikinya, namun karena sedikit sekali
berhitungan dengan orang lain.

25. Setelah penderitaan berlalu, akan tiba masa yang
penuh berkah. Setelah keberkahan habis dinikmati, maka
kesedihan akan datang menerpa.

26. Renungkan selalu kesalahan yang pernah dilakukan.
Jangan perbincangkan baik buruknya orang lain.

27. Bukan banyak uang yang membuat seseorang merasa
gembira, tidak pernah melakukan yang bertentangan
dengan hati nurani membuat hidup tentram.

28. Sebelum mengkritik orang lain, pikirkan dahulu
apakah kita sendiri telah sempurna dan bebas dari
kesalahan.

29. Jika enggan mengerjakan hal kecil, maka sulit
menyelesaikan tugas yang besar.

30. Kesuksesan yang paling besar dalam hidup adalah
bisa bangkit kembali dari kegagalan.

31. Ucapan yang baik, bagai bunga teratai yang keluar
dari mulut; Ucapan yang buruk, seperti bisa ular yang
disemburkan dari mulut.

32. Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam
kehidupan: berbakti pada orang tua dan melakukan
kebajikan.

33. Moralitas adalah sebuah pelita dalam peningkatan
kepribadian, tidak seharusnya merupakan cambuk
penghukum bagi orang lain.

34. Menghargai dan merasa senang atas keberhasilan
orang lain berarti meningkatkan harkat diri sendiri.

35. Selalu berbaik hati selalu memperoleh hari-hari
yang baik.

36. Memberi maaf dan berbicara dengan ramah meskipun
kita berada dipihak yang benar.

37. Menerima kebajikan sekecil apapun harus dibalas
sebesar-besarnya.

38. Hendaknya kita menyadari, mensyukuri, dan membalas
budi orang tua.

39. Sepatah kata yang menghangatkan hati, ibarat
setetes parfum yang kita semprotkan ketubuh orang
lain, kita sendiri akan kecipratan wanginya.

40. Kita harus melakukan kegiatan pelestarian
lingkungan masyarakat dengan baik demikian juga dengan
kelestarian lingkungan batin kita.

41. Tetesan air dapat membentuk sebuah sungai,
kumpulan butiran beras bisa memenuhi lumbung. Jangan
meremehkan hati nurani sendiri, jangan pernah berpikir
untuk tidak melakukannya walau perbuatan itu sangat
kecil.

42. Sedikit berbicara lebih baik daripada banyak
berbicara, akan lebih baik lagi jika hanya membicarakan
hal yang baik-baik saja.

43. Setiap orang sulit terhindar dari membuat
kesalahan, yang dikhawatirkan tidak berkeinginan untuk
memperbaikinya. Sedangkan memperbaiki kesalahan
bukanlah suatu hal yang sulit dilakukan.

44. Lahan batin manusia bagaikan sepetak sawah, bila
tidak ditanami dengan bibit yang baik, tentu tidak
akan bisa menuai hasil yang baik.

45. Orang yang bijaksana baru mampu membedakan yang
baik dan yang buruk, yang benar dan yang sesat; Orang
yang rendah hati baru bisa membangun kehidupan yang
indah sempurna.

46. Orang berbudi luhur mempunyai tujuan hidup, sedang
orang yang berhati picik menganggap hidup sebagai
tujuan.

47. Di dalam kehidupan, kita tidak selalu berada dalam
kondisi yang baik-baik saja, namun bagi yang pernah
mengalami cobaan dan berhasil mengatasinya, akan
sangat mudah menghadapi kondisi yang sesulit apapun.

48. Permasalah sukar dan sulit diputuskan dalam hidup
adalah suatu cobaan.

49. Sertakan saya dalam perbuatan baik; jangan
libatkan saya dalam perbuatan jahat.

50. Kasih sayang yang sesungguhnya adalah menjaga
kondisi hati kita dengan sebaik-baiknya.

51. Mampu bertoleransi dan lebih mengasihi orang lain,
kita akan hidup dengan sangat gembira.

52. Mampu menyumbangkan cinta kasih adalah suatu
keberkahan. Mampu menghapus kerisauan adalah sifat
yang bijaksana.

53. Anggaplah segala permasalahan sebagai pelajaran
dan pujian sebagai peringatan untuk mawas diri.

54. Orang yang menganggur tidak akan merasakan
kenikmatan hidup; orang yang beraktifitas, tidak
memiliki waktu untuk berselisih dengan orang lain.

55. Mata manusia berada di bagian depan, hanya dapa
melihat kekurangan orang lain, sama sekali tidak bisa
melihat kekurangan diri sendiri.

56. Dengan memiliki keyakinan, keuletan dan
keberanian, maka tidak ada yang tidak berhasil
dilakukan di dunia ini.

57. Memperbaiki prilaku sendiri adalah untuk menolong
diri sendiri, mampu mempengaruhi orang untuk berbuat
baik adalah untuk menolong orang.

58. Bangkitnya amarah adalah kegilaan sesaat.

59. Jangan mengenang terus jasa pahala yang telah
diberikan, jangan melupakan kesalahan yang pernah
dibuat. Lupakanlah dendam yang ada di dalam hati,
jangan melupakan budi baik yang pernah diterima.

60. Niat baik mendatangkan keberkahan, Tekad akan
menimbulkan kekuatan; Keberkahan harus diciptakan
sendiri, hingga akan mendapatkan jalinan jodoh yang
baik.

61. Yang mencelakai diri sendiri tidak lain adalah
kemarahan yang tidak pada tempatnya.

62. Orang yang dapat memanfaatkan waktunya dengan
baik, pasti bisa menguasai arah tujuan yang ingin
dicapai.

63. Merasa menyesal atas kesalahan yang telah
dilakukan, baru membuat hati jadi suci bersih tanpa
kerisauan.

64. Lakukanlah menurut kemampuan yang ada, jangan
berniat untuk menunda, ada kemungkinan anda tidak
mendapatkan apa apa.

65. Yang terindah di langit adalah bintang-bintang
bergemerlapan, sedangkan yang terindah dalam hidup
adalah kehangatan kasih sayang.

66. Orang yang berbudi sifatnya bagaikan air yang
dapat menyesuaikan diri dalam berbagai bejana, hidup
dalam kondisi bebas leluasa.

67. Padi yang berisi akan semakin merunduk; Seseorang
yang sukses semakin rendah hati.

68. Berhenti di tengah perjalanan akan lebih sulit dan
terasa lebih melelahkan daripada terus berjalan hingga
sampai ke tujuan.

69. Dalam pelatihan moral hendaknya melatih sesuai
dengan jalinan jodoh, di dalam kehidupan sehari hari
dan melakukannya dimana saja.

70. Jangan berbuat semena-mena, didiklah diri sendiri
sesuai keinginan hati.

71. Di kala memiliki, harus selalu mengenang
penderitaan di saat tak punya; dalam cuaca baik harus
mempersiapkan persediaan di musim hujan.

72. Alam semesta ada batasnya, kekuatan tekad kita ak
terhingga. Mudah mengikrarkan sebuah tekad, tapi sulit
melaksanakannya.

73. Perbuatan baik hendaknya bisa dioptimalkan,
permasalahan harus ditinggalkan. Mensukseskan orang
lain berarti mensukseskan diri sendiri.

74. Lebih baik bekerja keras dan benar-benar
melakukannya daripada berkemampuan tapi tidak
melakukannya sama sekali.

75. Orang harus menyayangi diri sendiri baru dapat
mencintai semua orang di dunia.

76. Dalam mengatasi berbagai masalah hendaknya
berhati-hati, cermat, namun jangan berpikiran sempit.

77. Jangan merasa khawatir pada banyaknya masalah,
yang dikhawatirkan adalah masalah yang dicari-cari.

78. Orang tidak mempunyai hak milik atas nyawanya,
tetapi hanya memiliki hak untuk mempergunakannya.

79. Dusta bagaikan sekuntum bunga yang sedang
mekar-mekarnya, berpenampilan indah namun hanya dalam
waktu yang singkat.

80. Sebuah gelas yang sumbing pinggirannya, jika
dipandang dari sudut yang lain, mulut gelas itu masih
tetap merupakan sebuah lingkaran.

81. Ikrar harus luhur, tekad harus kokoh, kepribadian
harus lemah lembut, dan hati harus cermat.

82. Berikrar dalam hati dan tidak pernah menyatakan
dalam tindakan, sama halnya seperti bertani tanpa
menebar bibit, hanya menyia-nyiakan sebuah jalinan
jodoh.

83. Orang yang welas asih tidak mempunyai musuh, orang
yang bijaksana tidak akan merasa risau.

84. Berdana bagai menerbakan bibit, bibit baru akan
bertunas bila disirami dengan perasaan hati yang
bersuka cita.

85. Orang berbudi berketetapan hati menggapai
cita-citanya, orang yang picik hanya memiliki
cita-cita dan tidak pernah berusaha.

86. Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan
menciptakan keberkahan.

87. Menjalankan yang sulit dijalankan, merelakan yang
sulit direlakan dan melakukan yang sulit dilakukan,
baru bisa meningkatkan kepribadian diri sendiri.

88. Hanya orang yang bisa menghargai dirinya sendiri
baru mempunyai keberanian untuk lebih rendah hati.

89. Ketamakan, kemarahan dan kebodohan merupakan 3
racun dalam kehidupan manusia. Atasilah ketamakan
dengan berdana, kemarahan dengan hati yang welas asih
dan kebodohan dengan hati yang bijaksana.

90. Cinta kasih hendaknya tidak membeda-bedakan ras
dan negara, asalkan sebuah kehidupan, semuanya harus
dihargai dan diberikan perhatian.

91. Adanya keluarga yang sehat, baru ada masyarakat
yang baik akan menciptakan negara yang baik pula.

92. Jangan khawatir tidak dapat menyelesaikannya, yang
dikhawatirkan adalah tidak melakukannya sama sekali.

93. Penyesalan adalah pengakuan dari hati nurani, juga
boleh dikatakan sebagai pembersihan besar-besaran
terhadap polusi spritual.

94. Berdana bukanlah hak khusus orang kaya, tapi
merupakan implementasi dari sebuah cinta kasih yang
tulus.

95. Melayani setiap orang dengan tulus, menundukkan
hati setiap orang dengan moralitas adalah sistem
managemen terbaik.

96. Ada orang yang berkata, “Asal berhati baik sudah
cukup” Namun percuma saja berhasil baik, kalau tidak
diwujudkan dalam tindakan nyata, tidak akan
menghasilkan suatu perbuatan yang baik.

97. Panjangnya usia seseorang setara dengan berapa
banyak pekerjaan yang telah dilakukan di dunia, maka
harus berlomba dengan waktu, jangan biarkan waktu
berlalu dengan sia-sia.

98. Welas asih tanpa penyesalan, berbelas kasih tanpa
kebencian, bersuka cita tanpa kerisauan, bersumbangsih
tanpa pamrih.

99. Berikrar harus bertujuan memberi manfaat yang
besar bagi orang banyak, juga harus dilakukan sendiri
kapan saja dan dimana saja.

100. Adanya cinta kasih di dalam hati, baru bisa
dicintai oleh semua orang.

101. Hidup manusia tidak kekal. Bersumbangsihlah
segera dikala masyarakat memerlukan anda, lakukanlah
selama anda masih bisa melakukannya.

102. Jadilah orang yang tidak mengandalkan kekuasaan,
status sosial dan harta kekayaan dalam menjalani
hidupnya.

103. Malapetaka dan bencana yang melanda dunia,
sebagian besar adalah hasil dari perbuatan orang yang
sehat jasmaninya, namun cacat rohaninya.

104. Setiap hari merupakan lembaran baru dalam
hidupku. Setiap orang dan setiap hal yang ada di
dalamnya semuanya adalah kisah-kisah yang menarik.

105. Seandainya kita dibutuhkan dan dapat
menyumbangkan sesuatu bagi orang lain adalah kehidupan
yang paling berbahagia.

106. Ketetapan hati bagai tetesan air yang dapat
menembus batu karang, kesulitan dan rintangan sebesar
apapun juga dapat diatasi.

107. Tidak bertikai bukan berarti tidak peduli pada
segala hal, bisa bersatu hati, ramah tamah, saling
mengasihi dan bergotong royong dengan semua orang baru
disebut tanpa pertikaian.

108. Ada tiga “tidak” di dunia ini; tidak ada orang
yang tidak saya cintai, tidak ada orang yang tidak
saya percayai dan tidak ada orang yang tidak bisa saya
maafkan.

109. Orang bodoh membangun tembok pemisah dalam hatinya,
orang bijaksana merobohkan tembok pemisah tersebut dan hidup
berdampingan secara damai dengan orang lain.

110. Kesuksesan yang paling besar dalam hidup
adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.

111. Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam
kehidupan: berbakti kepada orangtua dan melakukan kebajikan.

112. Jika ingin meningkatkan kebijaksanaan, kita mesti
membebaskan diri dari sifat kemelekatan dan keraguan.

113. Cita-cita boleh saja tinggi dan jauh kedepan, namun
langkah yang diperlukan untuk itu, harus diterapkan sejak sekarang.

114. Jangan mengenang terus jasa yang telah diberikan, jangan
melupakan kesalahan yang pernah dibuat. Lupakanlah dendam yang
ada di dalam hati, namun jangan melupakan budi baik yang pernah diterima.

115. Keinginan yang belebihan, selain mendatangkan penderitaan
juga sering menggiring orang melakukan perbuatan yang mendatangkan karma buruk.

116. Jangan takut terdorong oleh orang-orang yang lebih mampu dari kita.
Karena dorongan tersebut akan memberi semangat untuk terus maju.

117. Orang tidak mempunyai hak milik atas nyawanya, melainkan
hanya memiliki hak untuk menggunakannya.

118. Tetesan air dapat membentuk sebuah sungai, kumpulan butiran
beras bisa memenuhi lumbung. Jangan meremehkan hati nurani sendiri, lakukankalh
perbuatan baik meskipun kecil.

119. Lahan batin manusia bagaikan sepetak sawah, bila tidak
ditanami dengan bibit yang baik, tidak akan bisa menuai hasil yang baik.

120. Orang berbudi luhur mempunyai tujuan hidup, sedang
orang yang berpikiran sempit menganggap hidup sebagai tujuan.

121. Sertakan saya dalam perbuatan baik, jangan
libatkan saya dalam perbuatan jahat.

122. Anggaplah segala permasalahan sebagai pelajaran, pujian
sebagai peringatan untuk mawas diri.

123. Dengan memiliki keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak
ada hal yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.

124. Orang harus menyayangi diri sendiri baru
dapat mencintai orang di seluruh dunia.

125. Dalam mengatasi berbagai masalah hendaknya
berhati-hati, cermat, namun jangan berpikiran sempit.

126. Tidak perlu merasa khawatir atas banyaknya masalah, yang perlu
dikhawatirkan hanya masalah yang sengaja dicari-cari.

127. Hendaknya kita menyadari, mensyukuri, dan membalas budi orangtua.

128. Jika enggan mengerjakan hal kecil, maka
kita pun akan sulit menyelesaikan tugas yang besar.

129. Ikrar harus luhur, tekad harus kokoh, kepribadian
harus lemah lembut, dan hati harus peka.

130. Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang
mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.

131. Keserakahan, kebencian, dan kebodohan merupakan 3 racun
dalam kehidupan manusia. Atasi keserakahan dengan berdana, kebencian
dengan hati yang welas asih, dan atasi kebodohan dengan kebijaksanaan.

132. Penyesalan adalah pengakuan dari hati nurani, dan
dapat juga dikatakan sebagai pembersihan terhadap kekotoran batin.

133. Berdana bukanlah hak khusus yang dimiliki orang kaya, melainkan
merupakan perwujudan dari sebuah cinta kasih yang tulus.

134. Hidup manusia tidak kekal. Bersumbangsihlah pada saat
Anda dibutuhkan, dan lakukanlah selama Anda masih bisa melakukannya.

135. Jadilah orang yang tidak mengandalkan kekuasaan, status
social, dan harta kekayaan dalam menjalani hidup.

136. Malapetaka dan bencana yang melandai dunia, sebagian
besar merupakan hasil perbuatan orang-orang yang sehat jasmaninya, namun cacat rohaninya.

137. Memaafkan orang lain berarti berlaku baik pada diri sendiri.

138. Ada tiga “tiada” di dunia ini, tiada orang yang tidak
saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, dan tiada orang yang tidak bisa saya maafkan.

139. Pikiran dan perilaku kita sendiri yang
menciptakan dan menentukan surga dan neraka.

140. Sumber penderitaan manusia ada 3, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kebodohan.

141. Penyakit pada tubuh tidaklah menakutkan, batin
yang sakit justru lebih mengerikan.

142. Kebijaksanaan diperoleh dari bagaimana seseorang
menghadapi masalah dalam hidupnya. Apabila ia menghindar dari
masalah yang ada, maka ia pun tidak akan dapat mengembangkan kebijaksanaannya.

143. Sumber dari kerisauan hati adalah keinginan
manusia untuk selalu “memiliki”.

144. Ada sebagain orang yang sering merasa risau, akibat
perkataan buruk orang lain yang sebenarnya tidak perlu dihiraukan.

145. “Keserakahan”, selain membawa penderitaan, juga
akan menjerumuskan manusia ke dalam penderitaan.

146. Sebelum mengkritik orang lain, pikirkan dahulu apakah
kita sendiri telah sempurna dan bebas dari kesalahan.

147. Setiap hari merupakan lembaran baru dalam hidup kita,
setiap orang dan setiap hal yang ada di dalamnya merupakan kisah-kisah yang menarik.

148. Bila kita selalu ragu dan tidak memiliki tekad yang kuat, walaupun jalan yang benar telah terbentang di depan mata, kita tetap tidak akan pernah sampai ke tempat tujuan.

149. Orang yang paling berbahagia adalah orang yang penuh dengan cinta kasih.

150. Dengan menjaga tutur kata dan bersikap dengan baik, maka kita akan menjadi orang yang disenangi dan dicintai orang lain.

151. Mengernyitkan dahi dan tersenyum, keduanya sama-sama merupakan sebuah ekspresi, mengapa tidak tersenyum saja?

152. Hati hendaknya bagaikan bulan purnama yang bersinar terang. Hati hendaknya juga seperti cakrawala luas dengan langit yang cerah.

153. Niat baik yang tidak dilaksanakan sama halnya seperti bertani tanpa menebarkan benih. Hal ini hanya menyia-nyiakan kesempatan baik yang ada.

154. Setiap hari kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada orangtua dan semua makhluk. Jangan melakukan sesuatu yang mengecewakan mereka.

155. Memberi dan melayani jauh lebih berharga dan membahagiakan daripada diberi dan dilayani.

156. Tidak peduli seberapa jauh jalan yang harus ditempuh dan selalu berusaha sebaik mungkin mencapai tujuan dengan kemampuan yang dimiliki, inilah yang disebut dengan keuletan.

157. Orang yang paling berbahagia adalah orang yang mampu mencintai dan dicintai orang lain.

158. Sebaik apa pun hati seseorang, bila tabiat dan tutur katanya tidak baik, maka ia tidak dapat dianggap sebagai orang baik.

159. Kasih sayang yang mengharapkan pamrih tidak akan bertahan lama. Yang akan bertahan selamanya adalah kasih sayang yang tak berwujud, tak ternoda, dan tanpa pamrih.

160. Cinta kasih harus bagaikan seduhan the wangi dengan komposisi yang pas. Bila terlalu pekat akan terasa pahit dan kita tidak dapat meminumnya.

161. Hadiah paling berharga di dunia ini adalah hadiah berbentuk maaf.

162. Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik dan lakukanlah perbuatan baik.

163. Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tak terhingga.

164. Kesuksesan hidup selama puluhan tahun merupakan akumulasi perilaku setiap hari, maka setiap hari kita harus menjaga perilaku dengan sebaik-baiknya.

165. Semua manusia takut mati, takut menderita, apakah makhluk hidup lain tidak merasa takut juga? Oleh karena itu, kita harus melindungi semua makhluk hidup dan menghargai kehidupan.

166. Marah adalah menghukum diri sendiri atas kesalahan yang diperbuat oleh orang lain.

167. Hendaknya kita bersaing untuk menjadi siapa yang lebih dicintai, bukan siapa yang lebih ditakuti.

168. Musuh terbesar kita bukanlah orang lain, melainkan diri kita sendiri.

169. Bekerja untuk hidup sangat menyiksa, hidup untuk bekerja sangat menyenangkan.

170. Sumber penderitaan manusia adalah nafsu keserakahan untuk memiliki. Bila tidak bisa memperoleh yang diingankannya, dia akan menderita, namun bila telah memperolehnya, dia juga akan menderita karena takut kehilangan.

171. Kesederhanaan adalah keindahan, keserasian adalah keanggunan.

172. Hakekat terpenting dari pendidikan adalah pewarisan cinta kasih dan rasa syukur, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

173. Kita hendaknya bersyukur kepada bumi yang menyediakan sumber daya alam sehingga kita dapat melanjutkan kehidupan, dan bersyukur kepada leluhur yang telah menyediakan lahan dan mengajarkan kita bagaimana cara untuk bertahan hidup.

174. Hati yang dipenuhi rasa syukur akan membangkitkan rasa haru. Rasa haru merupakan dorongan untuk melakukan kebajikan.

175. Bila dituduh orang lain, terimalah dengan rasa syukur. Bila menemukan kesalahan orang lain, sadarkan dengan sikap menghargai.

176. Bersyukurlah kepada orang yang menerima bantuan kita, karena mereka memberikan kesempatan baik bagi tercapainya pembinaan rasa cinta kasih kita.

177. Merupakan suatu berkah apabila sesama manusia dapat saling menghargai dan saling bersyukur.

178. Dengan berjiwa besar, tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan di dunia ini. Bila berjiwa sempit, walaupun kesenangan berlimpah, kita akan tetap merasa menderita.

179. Mengurangi nafsu keinginan dan memperluas cinta kasih, kehidupan akan dilalui dengan gembira, nyaman dan bebas tanpa beban.

180. Pandai menempatkan diri dan berpikir demi orang lain adalah sikap orang yang penuh pengertian.

181. Pada umumnya orang lebih dapat menanggung beban kerja yang berat daripada menanggung kebencian, namun orang yang berkepribadian mulia adalah orang yang dapat melupakan kebencian.

182. Cara berterima kasih dan membalas budi kepada bumi adalah dengan terus mempertahankan konsep pelestarian lingkungan.

183. Intropeksi dirilah bila mendapat kritikan orang lain. Jika salah harus diperbaiki; bila tidak bersalah, cobalah untuk menerimanya dengan lapang dada.

184. Berjiwa besar menerima kekurangan orang lain merupakan suatu hal yang luar biasa di tengah hal yang biasa.

185. Binalah cinta kasih yang tulus dan murni. Hati tidak akan risau bila tidak mengharapkan pamrih atau merasa rugi dalam memberikan cinta kasih.

186. Menghibur orang dengan kata-kata yang baik dan lembut, melerai perselisihan dengan kata-kata bijaksana dan membantu kesulitan orang lain dengan tindakan nyata, inilah yang dinamakan berdana.

187. Selalu mengejar kenikmatan materi adalah sumber penderitaan manusia. Menderita bila tak bisa memperolehnya, dan bila bisa memperolehnya akan merasa belum puas. Semuanya merupakan penderitaan yang tak akan pernah berakhir.

188. Mampu merasakan kebahagiaan orang lain seperti kebahagiaan sendiri adalah kehidupan yang penuh dengan kepuasan dan paling kaya akan makna.

189. Jangan menganggap enteng perbuatan baik sekecil apa pun, karena bila terhimpun menjadi satu merupakan bantuan yang berharga dan bermanfaat bagi orang lain.

190. Seulas senyuman mampu mendamaikan hati yang gelisah.

191. Kehidupan kita bermakna apabila kita dapat bermanfaat bagi orang lain.

192. Jangan mencemaskan beban yang berat, asalkan tetap berjalan di arah yang benar, pasti akan samapi ke tujuan.

193. Orang yang selalu mengasah orang lain, dirinya sendiri akan terasah, namun bagi orang yang selalu diasah, selain tidak rusak, malah akan lebih bersinar cemerlang, bagaikan berlian yang sesungguhnya.

194. Prinsip penting mencapai keselarasan dalam penyelesaian masalah adalah menyadari kapan saatnya maju dan kapan saatnya mengalah.

195. Dengan bersabar dan mengalah, hidup akan damai dan tenteram; saling bersitegang akan mendatangkan malapetaka.

196. Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Bila hanya menunggu, kesempatan itu akan berlalu dan semuanya sudah terlambat.

197. Mampu mematuhi tata tertib dalam berorganisasi, berpadu hati, ramah tamah, saling mengasihi, dan bergotong royong, berarti sebuah kemajuan yang telah dicapai dalam melatih diri yang dilakukan dengan penuh konsentrasi.

198. Jangan menyia-nyiakan waktu; lakukan hal yang bermanfaat dengan langkah yang mantap.

199. Tak ada yang tidak dapat diatasi dalam hidup ini; dengan adanya tekad, maka segalanya akan dapat diatasi.

200. Jangan pusingkan apakah orang akan memperbaiki perilaku atau sikap buruknya, yang terpenting adalah kita tetap melatih diri dengan sebaik mungkin.

201. Bila cermin dalam hati dapat selalu dibersihkan, maka dapat secara jelas membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah.

202. Jadikan batin kita sebagai tempat pelatihan diri dan hargailah semua orang dengan sikap kesetaraan.

203. Sebuah tindakan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan ribuan ucapan.

204. Walaupun memiliki impian dan harapan pada masa berabad-abad kedepan, namun jangan sampai mengabaikan hal yang ada pada saat sekarang.

205. Kepintaran adalah kemampuan untuk membedakan mana yang menguntungkan dan merugikan. Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membedakan yang benar dan salah.

206. Jangan meremehkan kemampuan sendiri, karenanya mulailah dengan mengubah kondisi hati kita barulah dapat mengubah dunia agar menjadi lebih baik.

207. Lebih baik belajar dari kelebihan orang lain daripada mencari kelemahan dan kesalahan orang lain.

208. Hadapilah kesalahan orang lain dengan lapang dada dan lemah lembut.

209. Iblis yang ada di luar diri kita tidaklah menakutkan, yang mengerikan adalah iblis yang terdapat di dalam hati.

210. Kehidupan manusia bagaikan meniti kawat baja. Bila kita tidak bersungguh-sungguh melihat ke depan, malah sebaliknya selalu menoleh ke belakang, kita pasti akan terjatuh.

211. Faktor pemersatu dalam organisasi adalah toleransi dan tenggang rasa terhadap pendapat yang berbeda.

212. Berbakti adalah sikap yang bersedia berkorban pada saat dibutuhkan oleh orangtua.

213. Kebiasaan buruk bagaikan virus yang menyerang batin manusia, harus dicegah jangan sampai berkembang.

214. Berdana ada 3 macam, memberi bantuan makanan dan pakaian, memberikan nasehat bagi orang yang hatinya sedang hampa, dan memberikan kedamaian kepada orang yang panic dan ketakutan.

215. Masalah di dunia tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, dibutuhkan uluran tangan dan kekuatan banyak orang untuk dapat menyelesaikan. 


216. Orang yang mau mengakui kesalahan dan memperbaikinya dengan rendah hati akan dapat meningkatkan kebijaksanaanya.

Rabu, 11 Januari 2017

48 Sumpah Buddha Amitabha



48 Sumpah Buddha Amithaba

Dipamkara berkata, mohon Bhante mendengarkan dengan seksama.
Jika saya berhasil mendapatkan Bodhi teratas dan mendapat pencerahan sempurna, tanah suci yang saya tinggali akan memiliki keindahan yang tak terhingga yang tak bisa dimaginasi. Tidak ada neraka, setan kelaparan, binatang maupun insekta. Semua manusia termasuk mahluk dari alam yang lebih rendah, bila terlahir di tanah suci saya, akan mendapat pencerahan dan mencapai Anuttara Samyak Samboddhi. Tidak akan terlahir kembali di alam yang buruk . 
Bila sumpah ini semua tercapai baru saya menjadi Buddha, bila tidak saya tidak akan mencapai pencerahan tertinggi.

Sumpah ke 1 - Tidak ada alam kesengsaraan di Sukhavati

Sumpah ke 2 - Tidak akan terlahir kembali di alam yang lebih buruk

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk dari 10 penjuru dunia lain yang terlahir di tanah suci saya akan memiliki tubuh keemasan, 32 karakteristik manusia sempurna , tegap dan bersih, tanpa kecuali. Bila ada yang memiliki perbedaan wajah dan wujud, ada yang tampan dan buruk rupa, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 3 - Memiliki tubuh keemasan

Sumpah ke 4 - Memiliki 32 karakteristik manusia sempurna

Sumpah ke 5 - Memiliki paras yang sama indah tanpa perbedaan

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk yang terlahir di tanah suci saya akan mempunyai kemampuan untuk melihat karma baik dan buruk yang dilakukannya di kehidupan masa lalu yang tak terhitung jumlahnya. Juga mampu untuk melihat dan mendengar apa yang sedang terjadi di 10 penjuru alam semesta. Bila sumpah ini tidak tercapai, saya tidak akan mendapat pencerahan.

Sumpah ke 6 - Memiliki pengetahuan tentang kehidupan lalu

Sumpah ke 7 - Memiliki penglihatan sakti

Sumpah ke 8 - Memiliki pendengaran sakti

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk yang terlahir di tanah suci saya, akan memiliki kemampuan untuk membaca pikiran mahluk lain. Bila tidak dapat membaca secara detil pikiran mahluk lain dari dunia yang berjarak ratusan juta yojana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 9 - Memiliki kemampuan membaca pikiran mahluk lain

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk yang terlahir di tanah suci saya, akan memiliki kemampuan untuk bepergian ke mana saja dalam sekejab . Bila mereka tidak dapat mencapai dunia lain yang berjarak ratusan juta yojana untuk memberikan persembahan pada Buddha lain , saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 10 - Memiliki kemampuan untuk bepergian ke mana saja dalam sekejab

Sumpah ke 11 - Memiliki kemampuan untuk memberikan persembahan pada semua Buddha

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk yang terlahir di tanah suci saya, akan menjauhi pikiran yang membedakan. Akan memiliki indera yang tenang dan jernih. Bila mereka tidak pasti akan mencapai pencerahan tertinggi dan memasuki Maha-Parinirvana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 12 - Memiliki kepastian untuk mencapai pencerahan tertinggi

Pada saat saya menjadi Buddha, sinar ku akan tak terhingga menerangi 10 penjuru. Sinar yang jauh melewati sinar para Buddha lain, jauh lebih terang dari matahari dan rembulan, ribuan, puluhan ribu, ratusan juta kali. Bila ada mahluk yang melihat sinar ku menerangi badannya, maka dia akan berbahagia, hatinya menjadi welas asih dan berbuat kebaikan. Dia akan terlahir di tanah suci saya, bila tidak, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 13 - Sinar tak terbatas

Sumpah ke 14 - Sinar membawa kebahagiaan dan ketenangan

Pada saat saya menjadi Buddha, umur ku tidak terhingga. Boddhisatva, Sravaka dan Pratyeka Buddha di tanah suci ku tidak terhingga, umur mereka juga tidak terhingga. Semua mahluk dari segenap dunia Buddha akan mendapat pencerahan tertinggi dan jumlahnya tak terhitung. Bila dapat menghitung jumlah mereka, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 15 - Umur tak terbatas

Sumpah ke 16 - Mahluk yang akan mendapat pencerahan tak terbatas

Pada saat saya menjadi Buddha, para Buddha lain yang tak terhitung jumlahnya dari 10 penjuru dunia yang tak terhingga. Bila para Buddha tidak bersama sama memuja nama ku dan mengatakan keindahan tanah suci ku, saya tikak akan mencapai pecerahan.

Sumpah ke 17 - Mendapat pujian dari Buddha di seluruh penjuru

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk dari 10 penjuru, bila mereka melafalkan nama ku, merasa bahagia, dan meng-anugerahkan semua karma baiknya untuk terlahir di tanah suci ku. Meskipun hanya 10 ingatan / lafal, bila tidak terlahir di tanah suci, saya tidak akan mencapai pencerahan dan saya telah melakukan kejahatan besar.

Sumpah ke 18 - Melafalkan nama Amitabha Buddha 10 kali akan terlahir di Sukhavati

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk dari 10 penjuru, bila mereka melafalkan nama ku, mengerahkan perasaan Bodhi, mengumpulkan jasa dan karma baik, melaksanakan 6 Paramita dengan seksama, tetap dan tidak mundur. Meng-anugerahkan semua kebaikan untuk terlahir di tanah suci ku, dengan konsentrasi penuh mengingat ku, siang malam tak berhenti. Menjelang kematian, saya dan para Boddhisatva akan mucul di hadapannya, menjemput, menerima dan menjadikannya Boddhisatva tingkat ke-7 di tanah suci ku. Bila ini tidak terlaksana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 19 - Mengingat Amitabha akan menuju Bodhi

Sumpah ke 20 - Pada saat kematian akan dijemput

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk dari 10 penjuru, bila mereka melafalkan nama ku, selalu mendambakan tanah suci ku. Menuju Bodhi, terus maju pantang mundur, melimpahkan semua jasa untuk terlahir di Sukhavati, tidak ada yang tidak berhasil. Bila ada pembuat dosa yang melafalkan nama ku, dan menyesali semua dosanya, berbuat kebajikan, juga melaksanakan sila, ingin untuk dilahirkan di tanah suci, pada saat kematian tidak akan jatuh ke alam yg lebih rendah, akan langsung terlahir di Sukhavati. Bila tidak terlaksana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 21 - Setelah pertobatan akan terlahir di Sukhavati

Pada saat saya menjadi Buddha, di tanah suci ku tidak ada wanita. Bila ada wanita dari dunia lain yang melafalkan nama ku, akan mendapat ketenangan hati, menuju Bodhi, tidak ingin menjadi wanita lagi dan ingin dilahirkan di Sukhavati. Maka pada saat kematian, akan berubah menjadi pria dan terlahir di tanah suci ku. Semua mahluk dari 10 penjuru dunia yang datang ke Sukhavati, akan dilahirkan di danau dengan 7 perhiasan di tengah bunga lotus. Bila tidak terlaksana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 22 - Tidak ada wanita di Sukhavati

Sumpah ke 23 - Wanita akan terlahir sebagai pria

Sumpah ke 24 - Terlahir dari bunga lotus

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk dari 10 penjuru dunia yang melafalkan nama ku, menerima Dharma dengan kebahagiaan. Dengan ketenangan hati melaksanakan pelatihan Boddhisatva secara rajin. Para dewa dan manusia akan menghormatinya. Sesudah kematian, akan dilahirkan di keluarga terhormat dengan panca indera dan organ tubuh yang lengkap dan selalu melaksanakan jalan para dewa. Bila tidak terlaksana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 25 - Dihormati oleh para dewa

Sumpah ke 26 - Mengingat Amitabha mendapat anugerah

Sumpah ke 27 - Selalu melaksanakan jalan para dewa

Pada saat saya menjadi Buddha, di tanah suci ku tidak ada kata buruk. Semua mahluk yang terlahir di Sukhavati akan melaksanakan pelatihan ke Buddha an sepenuh hati, jauh dari kekhawatiran dan mendapat ketenangan pikiran. Mendapatkan hati yang jernih dan sejuk, kebahagiaan yang dialami sama seperti seorang Arhat. Mereka juga akan meninggalkan perbedaan perbedaan keduniawian dan tidak melekat pada jasad mereka. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 28 - Tidak ada kata buruk di Sukhavati

Sumpah ke 29 - Menjalankan pelatihan ke Buddha an dengan seksama

Sumpah ke 30 - Bahagia bagaikan Arhat

Sumpah ke 31 - Tidak melekat pada jasad tubuh

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk yang terlahir di tanah suci ku memiliki benih kebaikan yang tak terhingga dan akan mendapatkan kekuatan hebat seperti Narayana. Puncak kepalanya mengeluarkan sinar yang penuh dengan kebijaksanaan dan memiliki kepandaian berbicara dalam pembabaran Dharma. Membabarkan dan menjalankan Dharma secara konsisten. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 32 - Memiliki kekuatan seperti Narayana

Sumpah ke 33 - Memiliki sinar kebijaksanaan dan kepandaian berbicara

Sumpah ke 34 - Memiliki kemampuan membabarkan Dharma

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk yang terlahir di tanah suci ku pada akhirnya pasti akan mendapat pencerahan tertinggi, kecuali mereka bertekad untuk membawa mahluk lain ke jalan Bodhi. Meskipun mereka terlahir di dunia lain, mereka tidak akan terjatuh ke alam rendah yang penuh kesengsaraan. Dalam membabarkan atau mendengarkan Dharma, mereka memiliki kekuatan sakti untuk pergi ke mana saja atau berbuat apa saja. Bila ini tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 35 - Pada akhirnya akan mencapai pencerahan tertinggi

Sumpah ke 36 - Kekuatan sakti untuk pergi ke mana saja dan melakukan apa saja demi membawa mahluk ke jalan Bodhi

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk yang terlahir di tanah suci ku akan mendapat makanan, pakaian, macam macam kebutuhan lainnya secara spontan dan sempurna sesuai dengan keinginan. Jika mereka ingin memberikan persembahan pada para Buddha dari 10 penjuru, maka para Buddha akan menerimanya secara spontan melalui pikirannya. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 37 - Makanan dan pakaian sesuai dengan keinginan

Sumpah ke 38 - Persembahan akan diterima secara spontan oleh para Buddha

Pada saat saya menjadi Buddha, semua objek di tanah suci ku murni, indah dan cemerlang, sempurna tidak dapat dilukiskan. Meskipun dengan penglihatan saktinya, mahluk di Sukhavati tidak akan bisa membedakan objek objek itu secara unik berdasarkan warna, nama dan kualitas. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 39 - Sukhavati memiliki keindahan sempurna

Pada saat saya menjadi Buddha, di tanah suciku terdapat pohon warna warni yang tak terhitung jumlahnya. Ada yang tingginya ratusan yojana, ada yang ribuan yojana. Pohon yang berada di vihara ku tingginya 4 juta Li. Para Boddhisatva, meskipun belum mencapai kualitas teratas, akan tetap dapat memahami keindahan pohon pohon ini. Jika mahluk di Sukhavati ingin membayangkan mahluk, benda dan objek lain dari dunia Buddha di segenap penjuru, mereka akan dapat melakukannya dengan menaruh perhatian di antara pohon pohon tadi, sebagai mana mereka melihat bayangan sendiri di kaca. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 40 - Pohon warna warni yang tak terhitung

Sumpah ke 41 - Mengamati mahluk dan objek lain melalui pohon

Pada saat saya menjadi Buddha, tanah suci ku tidak mempunyai batas, damai, terang dan berkilau seperti kaca yang memantulkan cahaya ke seluruh penjuru dunia Buddha. Mahluk di seluruh penjuru ketika melihat terang dari Sukhavati akan menuju Bodhi. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.
Sumpah ke 42 - Terang dari Sukhavati menyinari seluruh penjuru

Pada saat saya menjadi Buddha, semua benda dari tanah hingga ke langit, seperti istana, menara pandang, danau dan sungai, bunga dan pohon semua terbuat dari bahan berharga yang wangi. Wewangian itu akan terhembus oleh angin dan menyebar ke dunnia di seluruh penjuru. Sewaktu mencium wangi ini, semua mahluk akan mendapat ketenangan pikiran dan tubuh untuk melakukan pelatihan kedamaian sesuai dengan ajaran Buddha. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 43 - Wewangian dari Sukhavati menyebar ke seluruh penjuru

Pada saat saya menjadi Buddha, para Boddhisatva dari 10 penjuru dunia akan mendapat samadhi ketenangan, samadhi nirvana dan samadhi persaman, segera setelah mendengar nama ku. Mereka juga akan mengerti dan memahami inti dari Dharma, melafalkan nama Buddha sampai mencapai pencerahan tertinggi. Mereka juga akan mendapat meditasi yang benar ketika mendengar nama ku dan akan menghormati para Buddha dari segenap penjuru dunia melalui pikiran meditasi. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 44 - Mendapat 3 samadhi

Sumpah ke 45 - Dalam meditasi menghormati para Buddha

Pada saat saya menjadi Buddha, para Boddhisatva dari dunia lain akan terbebas dari samsara juga dari 10 alam kehidupan dan akan mencapai dunia Dharma sejati ketika mendengar nama ku. Mereka akan mampu untuk mengerti dan memahami inti dari Dharma dan membabarkannya dengan sepenuh hati ke seluruh mahluk. Para Boddhisatva ini akan mendapat pikiran yang damai dan bahagia, seperti para Buddha, selalu menganugerahi mahluk hidup dan mengumpulkan jasa baik untuk menuju ke Buddha an. Mereka akan membangun 3 kepastian. Kepartian untuk mengerti kebenaran hidup melalui suara, kepastian untuk mengikuti jalan Buddha untuk mengakhiri moral, dan kepastian untuk menyadari secara menyeluruh kebenaran akan tidak dilahirkan. Mereka akan mencapai kesempurnaan dan ketidak munduran dari apa yang telah mereka capai. Bila ini tidak tecapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan terthinggi.

Sumpah ke 46 - Boddhisatva akan memegang, melindungi dan membabarkan Dharma

Sumpah ke 47 - Boddhisatva akan mencapai 3 kepastian

Sumpah ke 48 - Boddhisatva akan mencapai kesempurnaan dan ketidak munduran

Senin, 09 Januari 2017

Puisi Dinasti Tang Zhao: Orang Sibuk

PUISI DINASTI
*TANG ZHAO*
Pesan ini: Khusus untuk *orang sibuk*,
Manusia mulai dari lahir...
10岁快乐成长,
Umur 10th hidup bahagia,
20岁为情彷惶,
Umur 20th bimbang krn cinta,
30岁基本定向,
Umur 30th menentukan masa depan,
40岁拼命打闯,
Umur 40th berjuang mati²an,
50岁回头望望,
Umur 50th menoleh ke belakang,
60岁告老还,
Umur 60th pamit pulang kampung,
70岁搓搓麻将,
Umur 70th bersantai maen mahyong,
80岁晒晒太阳,
Umur 80th berjemur dibawah sinar matahari,
90岁躺在床上,
Umur 90th rebah di ranjang,
100岁挂在墙上…
Umur 100th digantung di dinding...(Fotonya) Alias game over...
生得伟大 ....
Semasa hidup, sangat mulia...
死得凄凉
Setelah meninggal sangat merana
所以呀该吃就吃
Makanya, waktunya makan, makanlah...
该喝就喝.
Waktunya minum, minumlah...
遇事别往心里搁,
Ketemu masalah, jangan masukkan ke hati...
舒服一秒是一秒…
Rilekslah selagi bisa...
能牵手的时候,
Sewaktu bisa, bergandengan tanganlah,
请别只是肩并肩.
Jangan hanya berdiri berdampingan.
能拥抱的时候,
Sewaktu bisa, berpelukanlah,
请别只是手牵手.
Jangan hanya bergandengan tangan.
能在一起的时候,
Disaat bisa bersama,
请别轻易分开.
Tolong jangan gampang berpisah.
如果你真爱一个人
Jika kamu benar "Mencintai Seseorang",
Semoga Pepatah tsb Bisa Benar & Tepat Maknanya. Buddha memberkati
Seorang pria yg tidak lulus ujian masuk universitas, di nikahkan orang tuanya.
Untuk mendapat penghasilan, ia pun melamar menjadi guru sekolah dasar dan mulai mengajar. Karena tidak punya pengetahuan mengajar, belum sampai satu minggu mengajar ia sudah dikeluarkan.
Setibanya di rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: "Banyak ilmu dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada pula yang tidak bisa. Tidak perlu bersedih karena hal ini. Mungkin ada pekerjaan lain yang lebih cocok untukmu sedang menantimu."
Kemudian ia melamar dan melakukan pekerjaan lain, namun dipecat juga karena geraknya lambat.
Saat itu sang istri berkata : kegesitan kaki - tangan setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?
Ia pun bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun yg berhasil, semua gagal di tengah jalan.
Namun demikian, tiap kali pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.
Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.
Kemudian ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota.
Akhirnya ia menjadi boss yang memiliki kekayaan berlimpah.
Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, kenapa ketika masa depan nya masih suram, engkau tetap begitu percaya kepada ku ?
Jawaban sang istri ternyata sangat polos dan sederhana :
Sebidang tanah yg tidak cocok ditanami gandum, bisa dicoba untuk ditanami kacang. Jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, coba tanami buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam, pasti bisa berbunga, karena pada sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, pasti bisa menghasilkan panen dari nya.
Mendengar penjelasan sang istri, ia mengeluarkan air mata terharu.... Keyakinan kuat, ketabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit unggul.
Semua prestasi dirinya, adalah berkat keajaiban bibit unggul yang kokoh hingga bertumbuh kembang jadi kenyataan.
Di dunia ini tidak ada seorang pun yg hanya sekedar sampah, dia hanya tidak berada di posisi yang tepat.
Setelah membaca cerita ini, jangan dibiarkan saja, teruskan ke orang lain.
Anda akan ikut berbahagia apabila orang yg tadinya susah menjadi sukses.
Delapan kalimat di bawah ini, adalah intisari kehidupan :
1. *Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas tidak akan bisa merasakan kebahagiaan*
2. *Orang yang tidak bisa toleran, seberapa banyak pun teman nya, akhirnya akan sendirian*
3. *Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses*
4. *Orang yang tidak bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.*
5. *Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat pun kerja nya tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.*
6. *Orang yang tidak bisa menabung, dapat rejeki terus pun tidak akan bisa menjadi kaya.*
7. *Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bahagia.*
8. *Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, berobat terus pun tidak akan berusia panjang.*