Translate

Rabu, 11 Januari 2017

48 Sumpah Buddha Amitabha



48 Sumpah Buddha Amithaba

Dipamkara berkata, mohon Bhante mendengarkan dengan seksama.
Jika saya berhasil mendapatkan Bodhi teratas dan mendapat pencerahan sempurna, tanah suci yang saya tinggali akan memiliki keindahan yang tak terhingga yang tak bisa dimaginasi. Tidak ada neraka, setan kelaparan, binatang maupun insekta. Semua manusia termasuk mahluk dari alam yang lebih rendah, bila terlahir di tanah suci saya, akan mendapat pencerahan dan mencapai Anuttara Samyak Samboddhi. Tidak akan terlahir kembali di alam yang buruk . 
Bila sumpah ini semua tercapai baru saya menjadi Buddha, bila tidak saya tidak akan mencapai pencerahan tertinggi.

Sumpah ke 1 - Tidak ada alam kesengsaraan di Sukhavati

Sumpah ke 2 - Tidak akan terlahir kembali di alam yang lebih buruk

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk dari 10 penjuru dunia lain yang terlahir di tanah suci saya akan memiliki tubuh keemasan, 32 karakteristik manusia sempurna , tegap dan bersih, tanpa kecuali. Bila ada yang memiliki perbedaan wajah dan wujud, ada yang tampan dan buruk rupa, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 3 - Memiliki tubuh keemasan

Sumpah ke 4 - Memiliki 32 karakteristik manusia sempurna

Sumpah ke 5 - Memiliki paras yang sama indah tanpa perbedaan

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk yang terlahir di tanah suci saya akan mempunyai kemampuan untuk melihat karma baik dan buruk yang dilakukannya di kehidupan masa lalu yang tak terhitung jumlahnya. Juga mampu untuk melihat dan mendengar apa yang sedang terjadi di 10 penjuru alam semesta. Bila sumpah ini tidak tercapai, saya tidak akan mendapat pencerahan.

Sumpah ke 6 - Memiliki pengetahuan tentang kehidupan lalu

Sumpah ke 7 - Memiliki penglihatan sakti

Sumpah ke 8 - Memiliki pendengaran sakti

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk yang terlahir di tanah suci saya, akan memiliki kemampuan untuk membaca pikiran mahluk lain. Bila tidak dapat membaca secara detil pikiran mahluk lain dari dunia yang berjarak ratusan juta yojana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 9 - Memiliki kemampuan membaca pikiran mahluk lain

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk yang terlahir di tanah suci saya, akan memiliki kemampuan untuk bepergian ke mana saja dalam sekejab . Bila mereka tidak dapat mencapai dunia lain yang berjarak ratusan juta yojana untuk memberikan persembahan pada Buddha lain , saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 10 - Memiliki kemampuan untuk bepergian ke mana saja dalam sekejab

Sumpah ke 11 - Memiliki kemampuan untuk memberikan persembahan pada semua Buddha

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk yang terlahir di tanah suci saya, akan menjauhi pikiran yang membedakan. Akan memiliki indera yang tenang dan jernih. Bila mereka tidak pasti akan mencapai pencerahan tertinggi dan memasuki Maha-Parinirvana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 12 - Memiliki kepastian untuk mencapai pencerahan tertinggi

Pada saat saya menjadi Buddha, sinar ku akan tak terhingga menerangi 10 penjuru. Sinar yang jauh melewati sinar para Buddha lain, jauh lebih terang dari matahari dan rembulan, ribuan, puluhan ribu, ratusan juta kali. Bila ada mahluk yang melihat sinar ku menerangi badannya, maka dia akan berbahagia, hatinya menjadi welas asih dan berbuat kebaikan. Dia akan terlahir di tanah suci saya, bila tidak, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 13 - Sinar tak terbatas

Sumpah ke 14 - Sinar membawa kebahagiaan dan ketenangan

Pada saat saya menjadi Buddha, umur ku tidak terhingga. Boddhisatva, Sravaka dan Pratyeka Buddha di tanah suci ku tidak terhingga, umur mereka juga tidak terhingga. Semua mahluk dari segenap dunia Buddha akan mendapat pencerahan tertinggi dan jumlahnya tak terhitung. Bila dapat menghitung jumlah mereka, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 15 - Umur tak terbatas

Sumpah ke 16 - Mahluk yang akan mendapat pencerahan tak terbatas

Pada saat saya menjadi Buddha, para Buddha lain yang tak terhitung jumlahnya dari 10 penjuru dunia yang tak terhingga. Bila para Buddha tidak bersama sama memuja nama ku dan mengatakan keindahan tanah suci ku, saya tikak akan mencapai pecerahan.

Sumpah ke 17 - Mendapat pujian dari Buddha di seluruh penjuru

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk dari 10 penjuru, bila mereka melafalkan nama ku, merasa bahagia, dan meng-anugerahkan semua karma baiknya untuk terlahir di tanah suci ku. Meskipun hanya 10 ingatan / lafal, bila tidak terlahir di tanah suci, saya tidak akan mencapai pencerahan dan saya telah melakukan kejahatan besar.

Sumpah ke 18 - Melafalkan nama Amitabha Buddha 10 kali akan terlahir di Sukhavati

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk dari 10 penjuru, bila mereka melafalkan nama ku, mengerahkan perasaan Bodhi, mengumpulkan jasa dan karma baik, melaksanakan 6 Paramita dengan seksama, tetap dan tidak mundur. Meng-anugerahkan semua kebaikan untuk terlahir di tanah suci ku, dengan konsentrasi penuh mengingat ku, siang malam tak berhenti. Menjelang kematian, saya dan para Boddhisatva akan mucul di hadapannya, menjemput, menerima dan menjadikannya Boddhisatva tingkat ke-7 di tanah suci ku. Bila ini tidak terlaksana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 19 - Mengingat Amitabha akan menuju Bodhi

Sumpah ke 20 - Pada saat kematian akan dijemput

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk dari 10 penjuru, bila mereka melafalkan nama ku, selalu mendambakan tanah suci ku. Menuju Bodhi, terus maju pantang mundur, melimpahkan semua jasa untuk terlahir di Sukhavati, tidak ada yang tidak berhasil. Bila ada pembuat dosa yang melafalkan nama ku, dan menyesali semua dosanya, berbuat kebajikan, juga melaksanakan sila, ingin untuk dilahirkan di tanah suci, pada saat kematian tidak akan jatuh ke alam yg lebih rendah, akan langsung terlahir di Sukhavati. Bila tidak terlaksana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 21 - Setelah pertobatan akan terlahir di Sukhavati

Pada saat saya menjadi Buddha, di tanah suci ku tidak ada wanita. Bila ada wanita dari dunia lain yang melafalkan nama ku, akan mendapat ketenangan hati, menuju Bodhi, tidak ingin menjadi wanita lagi dan ingin dilahirkan di Sukhavati. Maka pada saat kematian, akan berubah menjadi pria dan terlahir di tanah suci ku. Semua mahluk dari 10 penjuru dunia yang datang ke Sukhavati, akan dilahirkan di danau dengan 7 perhiasan di tengah bunga lotus. Bila tidak terlaksana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 22 - Tidak ada wanita di Sukhavati

Sumpah ke 23 - Wanita akan terlahir sebagai pria

Sumpah ke 24 - Terlahir dari bunga lotus

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk dari 10 penjuru dunia yang melafalkan nama ku, menerima Dharma dengan kebahagiaan. Dengan ketenangan hati melaksanakan pelatihan Boddhisatva secara rajin. Para dewa dan manusia akan menghormatinya. Sesudah kematian, akan dilahirkan di keluarga terhormat dengan panca indera dan organ tubuh yang lengkap dan selalu melaksanakan jalan para dewa. Bila tidak terlaksana, saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 25 - Dihormati oleh para dewa

Sumpah ke 26 - Mengingat Amitabha mendapat anugerah

Sumpah ke 27 - Selalu melaksanakan jalan para dewa

Pada saat saya menjadi Buddha, di tanah suci ku tidak ada kata buruk. Semua mahluk yang terlahir di Sukhavati akan melaksanakan pelatihan ke Buddha an sepenuh hati, jauh dari kekhawatiran dan mendapat ketenangan pikiran. Mendapatkan hati yang jernih dan sejuk, kebahagiaan yang dialami sama seperti seorang Arhat. Mereka juga akan meninggalkan perbedaan perbedaan keduniawian dan tidak melekat pada jasad mereka. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 28 - Tidak ada kata buruk di Sukhavati

Sumpah ke 29 - Menjalankan pelatihan ke Buddha an dengan seksama

Sumpah ke 30 - Bahagia bagaikan Arhat

Sumpah ke 31 - Tidak melekat pada jasad tubuh

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk yang terlahir di tanah suci ku memiliki benih kebaikan yang tak terhingga dan akan mendapatkan kekuatan hebat seperti Narayana. Puncak kepalanya mengeluarkan sinar yang penuh dengan kebijaksanaan dan memiliki kepandaian berbicara dalam pembabaran Dharma. Membabarkan dan menjalankan Dharma secara konsisten. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 32 - Memiliki kekuatan seperti Narayana

Sumpah ke 33 - Memiliki sinar kebijaksanaan dan kepandaian berbicara

Sumpah ke 34 - Memiliki kemampuan membabarkan Dharma

Pada saat saya menjadi Buddha, semua mahluk yang terlahir di tanah suci ku pada akhirnya pasti akan mendapat pencerahan tertinggi, kecuali mereka bertekad untuk membawa mahluk lain ke jalan Bodhi. Meskipun mereka terlahir di dunia lain, mereka tidak akan terjatuh ke alam rendah yang penuh kesengsaraan. Dalam membabarkan atau mendengarkan Dharma, mereka memiliki kekuatan sakti untuk pergi ke mana saja atau berbuat apa saja. Bila ini tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 35 - Pada akhirnya akan mencapai pencerahan tertinggi

Sumpah ke 36 - Kekuatan sakti untuk pergi ke mana saja dan melakukan apa saja demi membawa mahluk ke jalan Bodhi

Pada saat saya menjadi Buddha, mahluk yang terlahir di tanah suci ku akan mendapat makanan, pakaian, macam macam kebutuhan lainnya secara spontan dan sempurna sesuai dengan keinginan. Jika mereka ingin memberikan persembahan pada para Buddha dari 10 penjuru, maka para Buddha akan menerimanya secara spontan melalui pikirannya. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 37 - Makanan dan pakaian sesuai dengan keinginan

Sumpah ke 38 - Persembahan akan diterima secara spontan oleh para Buddha

Pada saat saya menjadi Buddha, semua objek di tanah suci ku murni, indah dan cemerlang, sempurna tidak dapat dilukiskan. Meskipun dengan penglihatan saktinya, mahluk di Sukhavati tidak akan bisa membedakan objek objek itu secara unik berdasarkan warna, nama dan kualitas. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 39 - Sukhavati memiliki keindahan sempurna

Pada saat saya menjadi Buddha, di tanah suciku terdapat pohon warna warni yang tak terhitung jumlahnya. Ada yang tingginya ratusan yojana, ada yang ribuan yojana. Pohon yang berada di vihara ku tingginya 4 juta Li. Para Boddhisatva, meskipun belum mencapai kualitas teratas, akan tetap dapat memahami keindahan pohon pohon ini. Jika mahluk di Sukhavati ingin membayangkan mahluk, benda dan objek lain dari dunia Buddha di segenap penjuru, mereka akan dapat melakukannya dengan menaruh perhatian di antara pohon pohon tadi, sebagai mana mereka melihat bayangan sendiri di kaca. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 40 - Pohon warna warni yang tak terhitung

Sumpah ke 41 - Mengamati mahluk dan objek lain melalui pohon

Pada saat saya menjadi Buddha, tanah suci ku tidak mempunyai batas, damai, terang dan berkilau seperti kaca yang memantulkan cahaya ke seluruh penjuru dunia Buddha. Mahluk di seluruh penjuru ketika melihat terang dari Sukhavati akan menuju Bodhi. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.
Sumpah ke 42 - Terang dari Sukhavati menyinari seluruh penjuru

Pada saat saya menjadi Buddha, semua benda dari tanah hingga ke langit, seperti istana, menara pandang, danau dan sungai, bunga dan pohon semua terbuat dari bahan berharga yang wangi. Wewangian itu akan terhembus oleh angin dan menyebar ke dunnia di seluruh penjuru. Sewaktu mencium wangi ini, semua mahluk akan mendapat ketenangan pikiran dan tubuh untuk melakukan pelatihan kedamaian sesuai dengan ajaran Buddha. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 43 - Wewangian dari Sukhavati menyebar ke seluruh penjuru

Pada saat saya menjadi Buddha, para Boddhisatva dari 10 penjuru dunia akan mendapat samadhi ketenangan, samadhi nirvana dan samadhi persaman, segera setelah mendengar nama ku. Mereka juga akan mengerti dan memahami inti dari Dharma, melafalkan nama Buddha sampai mencapai pencerahan tertinggi. Mereka juga akan mendapat meditasi yang benar ketika mendengar nama ku dan akan menghormati para Buddha dari segenap penjuru dunia melalui pikiran meditasi. Bila tidak tercapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan.

Sumpah ke 44 - Mendapat 3 samadhi

Sumpah ke 45 - Dalam meditasi menghormati para Buddha

Pada saat saya menjadi Buddha, para Boddhisatva dari dunia lain akan terbebas dari samsara juga dari 10 alam kehidupan dan akan mencapai dunia Dharma sejati ketika mendengar nama ku. Mereka akan mampu untuk mengerti dan memahami inti dari Dharma dan membabarkannya dengan sepenuh hati ke seluruh mahluk. Para Boddhisatva ini akan mendapat pikiran yang damai dan bahagia, seperti para Buddha, selalu menganugerahi mahluk hidup dan mengumpulkan jasa baik untuk menuju ke Buddha an. Mereka akan membangun 3 kepastian. Kepartian untuk mengerti kebenaran hidup melalui suara, kepastian untuk mengikuti jalan Buddha untuk mengakhiri moral, dan kepastian untuk menyadari secara menyeluruh kebenaran akan tidak dilahirkan. Mereka akan mencapai kesempurnaan dan ketidak munduran dari apa yang telah mereka capai. Bila ini tidak tecapai, maka saya tidak akan mencapai pencerahan terthinggi.

Sumpah ke 46 - Boddhisatva akan memegang, melindungi dan membabarkan Dharma

Sumpah ke 47 - Boddhisatva akan mencapai 3 kepastian

Sumpah ke 48 - Boddhisatva akan mencapai kesempurnaan dan ketidak munduran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar