Translate

Jumat, 16 September 2016

Sutra Sebab Akibat

SUTRA SEBAB DAN AKIBAT 

Sebab : Karena anda telah membuat patung Buddha pada kehidupan yang lampau

Akibat : Anda menjadi pejabat pemerintahan pada kehidupan sekarang

Sebab : Berpakaianlah dengan rapi dan beri hormat kepada sang Buddha

Akibat : Apa saja yang anda lakukan akan kembali pada anda

Sebab : Karena anda telah memperbaiki jembatan yang rusak dan mengaspal jalan untuk kepentingan orang banyak pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda memiliki mobil dan berbagai fasilitas transportasi

Sebab : Karena anda telah menyumbangkan pakaian hangat kepada rahib-rahib pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda memiliki bermacam-macam pakaian yang mewah

Sebab : Karena anda telah memberikan makanan kepada orang miskin pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda memiliki makanan yang lezat

Sebab : Karena anda terlalu kikir untuk memberikan sumbangan pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda kelaparan dan berpakaian compang-camping

Sebab : Karena anda telah menyumbang makanan ke Vihara-vihara pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda memiliki rumah-rumah dan bangunan-bangunan mewah

Sebab : Karena anda telah memberikan dana untuk membangun kuil-kuil dan tempat perlindungan umum pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa pada kehidupan sekarang anda begitu makmur dan bahagia

Sebab : Karena anda dengan sangat hormat meletakan bungah-bungah diatas altar sang Buddha pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda cantik dan tampan

Sebab : Karena anda adalah seseorang Buddhis yang beriman dan seorang Vegetaris yang sederhana pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda sangat cerdas dan bijaksana

Sebab : Karena anda telah menciptakan hubungan baik dengan orang-orang pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda disukai oleh orang lain

Sebab : Karena anda telah menghiasi kuil Buddha dengan gulungan kain indah dan hiasan dingding pada kehidupan lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang suami-isteri saling setia satu sama lain

Sebab : Karena anda telah menghormat dan menolong tuna wisma pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda memiliki kedua orang tua

Sebab : Karena anda seorang penembak burung pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda yatim piatu

Sebab : Karena anda telah mencetak dan membagikan kitab-kitab suci pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda memiliki banyak anak

Sebab : Karena anda telah melakukan pembunuhan dengan menenggelamkan bayi perempuan pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anak laki-lakimu mati muda

Sebab : Karena kebiasaan anda menghancur-kan bunga-bunga pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda tidak mempunyai keturunan

Sebab : Karena anda telah membeaskan makhluk-makhluk hidup pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda panjang umur dan sehat walafiat

Sebab : Karena anda telah banyak melakukan pembunuhan pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda pendek umur

Sebab : Karena anda telah melakukan perzinahan pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda tidak mempunyai pasangan hidup

Sebab : Karena anda telah menganiaya suamimu pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda seorang janda

Sebab : Karena anda tidak setia dan tidak tahu berterima kasih pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda seorang budak

Sebab : Karena anda telah menyumbangkan minyak untuk menerangi altar sang Buddha pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda memiliki mata yang jernih dan indah

Sebab : Karena anda telah membohongi dan menyesatkan orang pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda menderita kebutaan

Sebab : Karena anda dengan sengaja memadamkan lilin-lilin yang berada di depan altar sang Buddha pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda bermulut sumbing

Sebab : Karena anda telah mencaci maki orangtuamu pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda menjadi bisu dan tuli

Sebab : Karena anda telah mengejek pengikut sang Buddha pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda bongkok

Sebab : Karena anda telah melakukan kejahatan dengan tangan pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda memiliki tangan yang cacat

Sebab : Karena anda adalah seorang perampok pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda memiliki kaki yang pincang

Sebab : Karena anda tidak pernah membayar hutang pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda dilahirkan sebagai kuda atau lembu

Sebab : Karena anda telah menipu dan mencelakakan orang lain pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda dilahirkan sebagai babi atau anjing

Sebab : Karena anda telah memberikan daging kepada Bhikkhu-bhikkhu pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda menderita penyakit yang berkepanjangan

Sebab : Karena telah memberikan obat-obatan untuk menyembuhkan orang sakit pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda sehat walafiat

Sebab : Karena anda telah melakukan kejahatan tanpa belas kasihan pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda seoarang tahanan

Sebab : Karena anda telah menyumbat lubang ular dan tikus pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda mati kelaparan

Sebab : Karena anda dengan sengaja meracuni air sungai dan sumber mata air pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda mati keracunan

Sebab : Karena anda tidak setia dan memperdayai orang lain pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang ini anda sedih dan tidak memiliki teman

Sebab : Karena anda membaca dan menulis kitab suci diatas lantai pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda dilahirkan kerdil

Sebab : Karena anda makan daging sambil bersembayang pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda muntah darah

Sebab : Karena anda mengikuti ceramah Buddhis dengan kurang perhatian pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda tuli

Sebab : Karena anda telah mempersembah-kan daging di depan altar sang Buddha pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda menderita bisul-bisul

Sebab : Karena anda telah menjual dupa dengan tidak jujur pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda memiliki bau badan yang tidak sedap

Sebab : Karena anda telah memburu binatang dengan tali dan jala pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda mati gantung diri

Sebab : Karena anda terlalu cemburu dan iri hati pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda kehilangan pasangan hidup

Sebab : Karena anda telah melakukan perdagangan yang tidak jujur pada langganan pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda disambar petir dan terbakar api

Sebab : Karena anda sering mencari permusuhan pada kehidupan yang lampau

Akibat : Mengapa dalam kehidupan sekarang anda dilukai oleh binatang buas atau ular

Sebab : Jika dalam keadaan sekarang anda membawakan dan menceritakan kitab suci hukum sebab akibat

Akibat : Anda akan dihormati oleh banyak orang pada kehidupan yang akan datang

Sebab : Jika dalam kehidupan sekarang anda mencetak dan membagikan kitab suci hukum sebab akibat dengan cuma-cuma kepada semua orang

Akibat : Anda akan menjadi seorang pemimpin pada kehidupan yang akan datang

Sebab : Jika anda ragu bahwa memakan makanan vegetarian adalah menanamkan kebajikan

Akibat : Saksikanlah kebahagian dan kemakmuran orang-orang disekitarmu

Sebab : Jika anda berdana kepada tiga mestika

Akibat : Anda akan mendapatkan pahala kemudian

Sebab : Anda membawa kitab suci hukum sebab akibat

Akibat : Anda akan terbebas dari bencana dan malapetaka

Sebab : Jika berpikir bahwa hukum sebab akibat adalah tidak benar atau omong kosong

Akibat : Balasan akan terwujud cepat atau lambat dalam kehidupanmu

Sebab : Jika anda menyebarkan kebenaran kitab suci hukum sebab akibat

Akibat : Anda akan bijaksana dan cerdas dalam kehidupan mendatang

Sebab : Jika anda adalah seorang menteri atau pejabat dalam kehidupan sekarang

Akibat : Anda memperoleh hasilnya karena anda berdana dengan sengsara pada kehidupan yang lampau

Sebab : Jika dalam kehidupan sekarang anda menghina kitab suci hukum sebab akibat

Akibat : Anda tidak akan dilahirkan seagai manusia pada kehidupan yang akan datang

Sebab : Jika dalam kehidupan sekarang anda menulis kitab suci hukum sebab akibat

Akibat : Keturunanmu akan menjadi sarjana yang pandai dan hidup bahagia

Sebab : Jika anda mengabarkan dan bertindak sesuai dengan kita suci hukum sebab akibat

Akibat : Apa saja yang anda lakukan akan diperhatikan oleh Buddha dan Bodhisatva

Sebab : Jika benar-benar menghayati sutra sebab akibat

Akibat : Ini akan membawa anda ke alam kebahagiaan


Memahami kehidupan yang lampau, lihat apa yang anda dapatkan pada kehidupan sekarang. Melihat kehidupanmu yang akan datang perhatikanlah perbuatanmu sehari-hari pada kehidupan ini. Karma lampau menentukan nasibmu sekarang, karma sekarang akan membentuk kehidupan yang akan datang.



Kamis, 15 September 2016

Mantra Buddha

Mantra Buddha


Namo Buddhaya ,

Manfaat dari membaca Mantra / Keng dalam Agama Buddha diantaranya yaitu :

    1.Kesehatan
    2.Rejeki
    3.Keluarga yang harmonis
    4.Untuk pertumbuhan IQ
    5.Untuk menangkal guna-guna
    6.Dapat menangkal musibah - musibah seperti banjir , dll
    7.Dan permohonan yang wajar dapat terkabul .

Untuk mendapat manfaat di atas , saat membaca Mantra / Keng kita harus tulus dan tanpa ada paksaan .

Berikut ini jenis - jenis mantra dan kegunaannya dalam Agama Buddha :

    Sebelum membaca Mantra / Keng , dianjurkan agar terlebih dahulu mandi , pakai pakaian yang bersih dan sopan . Dengan hati sujud bersembhayang kepada Buddha , Kwan Im Pu Sat atau dewa-dewa lain . Setelah siap menancapkan Hio barulah kita mulai membacakan Mantra /  Keng .

 MANTRA MENSUCIKAN MULUT :
OM SIU LI SIU LI MO HO SIU LI SIU SIU LI SA PO HO

MANTRA MENSUCIKAN BADAN :
OM SIU TO LI SIU TO LI SIU MO LI SA PO HO

MANTRA MENGUNDANG DELAPAN PHU SA :

NA MO KWAN SHE YIN PHU SA MO HO SA
NA MO MI LE FO PHU SA MO HO SA
NA MO SHI KHUNG CANG PHU SA MO HO SA
NA MO PHU SIEN FO PHU SA MO HO SA
NA MO CIN KANG SOU PHU SA MO HO SA
NA MO MIAO CI SIANG PHU SA MO HO SA
NA MO CHU CAI CANG PHU SA MO HO SA
NA MO TI CANG WANG PHU SA MO HO SA


Pai Yuen :

Na Mo Pen She She Cia Mo Ni Fo          (3x)
Na Mo Siau Cai Yen Sou Yau She Fo       (3x)
Na Mo Chi Lo She Jie A Mi To Fo          (3x)
Na Mo Ta Pei Kuan She Yin Pu Sa          (3x)
Na Mo Ta She Che Pu Sa                         (3x)
Na Mo Mi Le Pu Sa                                  (3x)
Na Mo Ta Yuen Ti Cang Wang Pu Sa      (3x)
Na Mo Qing Ching Da Hai Chung Pu Sa (3x)


Terjemahan :

 Vandana (Penghormatan) :

1.Namo Sakyamuni Buddha                                         (3x)
2.Namo Bhaishajyaguru Buddhaya                              (3x)
3.Namo Amitabha Buddhaya                                        (3x)
4.Namo Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattv        (3x)
5.Namo Mathasthamprapta Bodhisatva Mahasatva  (3x)
6.Namo Maitreya Bodhisattva Mahasatva                 (3x)
7.Namo Kshitigarbha Bodhisatva Mahasattva            (3x)
8.Namo Sabbe Bodhisttva Mahasatva                         (3x)


San Kui I :

Ce Kui I Fo Tang Yen Cung Sen
Thi Cie Ta Tau Fa U Sang Sin
Ce Kui I Fa Tang Yen Cung Sen
Sen Ru Cing Cang Ce Hui Ju Hai
Ce Kui I Seng Tang Yuen Cung Sen
Thung Li Ta Cung I Chie U Ai
He Nan Sen Cung

Terjemahan :

Trisarana :

Buddhang Saranang Gacchami
Dhammang Saranang Gacchami
Sanghang Saranang Gacchami

Dutiyampi Buddhang Saranang Gacchami
Dutiyampi Dhammang Saranang Gacchami
Dutiyampi Sanghang Saranang Gacchami

Tatiyampi Buddhang Saranang Gacchami
Tatiyampi Dhammang Saranang Gacchami
Tatiyampi Sanghang Saranang Gacchami


Mantra Bodhisattve Tangan Seribu :
Om Ram
Om Svar
Nama Saptanam Samyaksambuddha Kotinam Jita
Om Jarah Vajra Kundhi Svaha
Om Bhur
OM MANI PADME HUM ! ( 3x , 7x , 12x , 27x , atau 108x)





TA PEI SHEN COU (MAHA KARUNA DHARANI) :
Baca Dahulu : -Na Mo Ta Pei Kuan She Yin Phu Sa ( 3 X )
                         -Na Mo Si Fang Sie Yin Tao She A Mi Tho Fo ( 3 X )

Na Mo He La Ta Na To La Ye Ye
(Dengan penuh sujud aku Berlindung Kpd Tri Ratna)

Na Mo O Li Ye Po Lu Cie Ti Suo Po La Ye,
(Dengan Penuh Sujud Aku Berlindung kepada Yang Maha Sempurna)

Phu Ti Sa To Po Ye Mo He Sa To Po Ye
(Mahkluk yg Telah Mencapai Pencerahan Bodhi)

Mo He Cia Lu Ni Cia Ye,
(Mahkluk Agung Maha Welas Asih)

Aum Sa Po La Fa Yi Su Ta Na Ta Sie
(Aum Beliau yg mempunyai kekuatan kesempurnaan Dharma)

Na Mo Si Ci Li To Yi Meng A Li Ye
(Dengan sepenuh hati dan sujud aku berlindung kepada Mu)

Po Lu Cie Ti Se Fo La Ling To Po
(sumber segala kesucian)

Na Mo Na La Cin Ce
(Setulus hati aku bersujud Pada MU)

SI Li Mo He Pu Tuo Sa Mi
(Cahaya kebajikan Agung yg tiada batas)

Sa Pho Ah Tha Tou SU Peng Ah Se Yin
(Para Buddha sayup – sayup merasakannya)

Sa Po Sa To Na Mo Po Sa To
(yang memiliki semua kemuliaan kebahagiaan kemakmuran tak terkalahkan)

Na Mo Po Chie Mo Fa The Tou
(Sumber berkah semua makhluk di seluruh penjuru alam)

Ta Che Ta Aum, Ah Po Lu Si Lu Cia Ti
(Aum beliau yang mendengarkan suara dunia mengatasi segala rintangan karma)

Cia Lo Ti, Yi Si Li Mo He Phu Thi Sa To
(Aku akan menjalankan ajaranmu sampai tercapainya pencerahan)

Sa Po Sa PO Mo La Mo La,
(Memberi yang baik utk semuanya di dalam berkah dan kebijaksanaan Mu)

Mo Si Mo Si Li Tho Yin Chi Lu Chi Lu
(Inti ketenangan tak terhingga laksana Dharma melepaskan kerterbatasan mengembangkan kemajuan pribadi dan menolong smua makhluk)

Chie Meng, Tu Lu Tu Lu Fa Se Ye Ti
(Berlatihlah atasi kelahiran dan kematian raih kemenangan agung gemilang)

Mo He Fa Se Ye Ti To La To La Ti Li Ni
(Bersatulah tenang jernih tajam berani pancarkan cahaya terang benderang)

Se Fo La Ye Ce La Ce La Mo Mo Fa Mo La
(Guncang guncanglah bebaskan aku dari noda bahtin)

Mu Ti Li Yi SI Yi SI Se Na Se Na
(Datang Datanglah dengar dengarlah)

Ah La Sen Fo La She Li
(Raja Dharma memutar ajaran)

Fa Sa Fa Sen Fo La Se Ye Hu Lu Hu Lu Mo La
(Kabar gembira senyum suka cita terimalah Dharma menyatu dalam hati)

Hu Lu Hu Lu Si Li Suo La Suo La
(Laksanakan Dharma tampa timbul keraguan teguh tak tergoyahkan)

Si Li SI Li Su Lu Su Lu
(Raih kemenangan tak terkalahkan bagaikan embun sejuk yang menyembuhkan)

Pu Thi Ye Pu Thi Ye Pu Tho Ye Pu Tho Ye
(Terang teranglah batin sadar sadarlah tercerahkan)

Mi Ti Li Ye Na La Cin Ce Ti Li Se Ni Na
(Beliau yg maha asih yg patut di puja laksana pedang kebenaran yg kuat dan tajam)

Pho Ye Mo Na Sa Po He
(kepada yang sempurna Svaha)

Si Tho Ye Sa Pho He
(kepada yg mulia Svaha)

Mo Ho SI Tho Ye Sa Pho He
(kepada yg maha gaib svaha)

Si to Yu Yi Se Po La ye Sa Pho he
(Beliau yg memiliki gaib sempurna svaha)

Na La Cin Ce Sa Pho He, Mo La Na La
(Pelindung yg maha asih svaha)

Sa Pho He, Si La Sen A Mu Cu Ye Sa Pho He
(Beliau yg mampu mengatasi smua kesulitan svaha, yg berwajah singa Svaha)

Sa Po Mo He Ah Si Tho Ye Sa Pho He
(Beliau yg memiliki kegaiban agung Svaha)

Ce Ci La Ah SI to Ye Sa Pho He
(Beliau yg memiliki kegaiban cakra svaha)

Pho To Mo Ci Tho Ye Sa Pho He
(Yg memegang bunga teratai svaha)

Na La Cin Ce Pho Cia La Ye Sa Pho He
(Pelindung yg welas dan patut di puja svaha)

Mo Po Li Sen Ci La Ye Sa Pho He
(Resi agung yg menjalani hidup suci Svaha)

Na Mo He La Ta Na To La Ye Ye
(Dengan penuh sujud aku berlindung kepada Tri Ratna)

Na Mo Ah Li Ye Po Lu Cie Ti
(Dengan penuh sujud aku berlindung)

Suo Po La Ye Sa Pho He
(kepada yg maha Sempurna Svaha)

Aum Si Thien Tu Man To La Pha To Ye
(Aum semoga jalan mantra ini membuahkan kegaiban kesuksesan)

Sa Pho Ho

(Svaha)



Mantra - Thai Yang Sing Jiun Seng Cing ( Thai Yang Cing)  :
Untuk Tian Kong / Dewa Langit / Tuhan

NA MO MING MING CU KUANG FO, SE TA SEN COU CEN JIEN KHUN,

THAY YANG CHU SIEN MAN THIAN HUNG, COU YE SING LAI PU CU THING,

SING TE KUAI LAI CUI JEN LAO, SING TE CHE LAI PU LIU CHUN,

CIA CIA MEN JIEN TOU CAO KUO, TAO JE CUNG SEN CIAO SIAO MING,

NAO WO THAY YANG KUI SAN CU, EK SI LI MIN KHU CUNG SEN,

THIEN SANG WU WO WU COU YE, TI SIA WU WO SHAO SOU CHEN,

WEI WEI SHEN MING YOU JEN CING, NA KE CING WO THAY YANG SHEN,

THAY YANG SAN YE SI CIU SEN, CIA CIA NIAN FO TIAN HUNG TENG,

YOU JEN CUAN WO THAY YANG CING, HE CIA LAO YOU MIEN CAI SING,

NA MO MING MING CU KUANG FO, CUAN YI SAN NAN SIN NI JEN,

MEI JE CAO CAO NIAN QI PIAN, YUNG SHI PU JU TI YI MEN,

LIN MING CUNG SHE SEN CING THU, CIU SUAN QI CU CING CHAO SHEN.



Wang Shen Chou :

Na Mo A Mi To Po Ye
To Tha Cie To Ye
To Ti Ye Tha
O Mi Li To Po Pi
O Mi Li To Shi Tan Po Pi
O Mi Li To Pi Cia Lan Ti
O Mi Li To Pi Cia Lan To
Cie Mi Ni
Cie Cie Na
Ce Tuo Cia Li
Sa Po Ho

Mantra Wang Shen Chou biasanya dibaca saat seseorang meninggal dunia agar jiwanya tenang dan terlahir di Alam Bahagia . Dibaca (3x),(7x),(12x),(27x), atau (108x) .
 
Namo Amitofo  (3x),(7x),(12x),(27x), atau (108x)


Sabbe Satta Bhavantu Suki Tattha ( Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia)
Semoga Artikel Mantra di atas dapat membantu anda dan lebih giat berdoa .

Saddhu"" 


Rabu, 14 September 2016

Kalender Sejit Dewa-Dewi

Di kalangan Tionghoa, memperingati hari kebesaran/sejit Dewa-Dewi tentunya sangatlah penting, karena setiap bulannya selalu ada perayaan sejit untuk Dewa-Dewi tertentu. Berikut adalah Tanggal Peringatan Kebesaran/Sejit Dewa Dewi setiap bulannya.
Bulan 1 Imlek / Lunar

• Tanggal 1 ( Ce It ) : Mi Le Fo / Buddha Maitreya Sejit.
• Tanggal 4 ( Ce Shi ) : Coo Kun Turun ke Bumi
• Tanggal 6 ( Ce Lak ) : Co Su Kong Sejit.
• Tanggal 8 ( Ce Pek ) : Tien Tie Kong Sejit.
• Tanggal 13 ( Cap Sha ) : Kwan Seng Tek Kun Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : Sam Kuan Tai Tie Sejit.
Bulan 2 Imlek / Lunar
 

• Tanggal 2 ( Ce Jie ) : Hok Tek Ceng Sin Sejit.
• Tanggal 3 ( Ce Sha ) : Bun Chiang Te Kun Sejit.
• Tanggal 8 ( Ce Sha ) : Sakyamuni BuddhaTurun ke Bumi
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : Tay Siang Lo Kun dan Ciu Thian Sian Ni Sejit.
• Tanggal 19 ( Cap Kaw ) : Kwan Im Hud Co Sejit.
• Tanggl 21 ( Jie It ) : Phu Sian Pho Sat / Samantabhadra Sejit.
• Tanggal 22 ( Jie Jie ) : Kwee Seng Ong Sejit.
• Tanggal 25 ( Jie Go ) : Hian Tian Siang Tee Sejit.

Bulan 3 Imlek / Lunar

• Tanggal 3 ( Ce Sha ) : Hian Thian Siang Tee Sejit.
• Tanggal 9 ( Ce Kaw ) : Sia Jien Kong Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : U Lu Chai Sen dan Hian Tan Kong
• Tanggal 16 ( Cap Lak ) : Tjuen Thi Po Sat Sejit.
• Tanggal 19 ( Cap Kaw ) : Tai Yang Seng Kun Sejit.
• Tanggal 23 ( Jie Sha ) : Ma Co Po / Thian Siang Sing Bo Sejit.
• Tanggal 25 ( Jie Go ) : Tjan Kue Tjo Su Sejit.

Bulan 4 Imlek / Lunar

• Tanggal 4 ( Ce Shi ) : Wen Cu Po Sat / Manjushri Bodhisattva Sejit.
• Tanggal 8 ( Ce Pek ) : Sakyamuni Buddha, Hoa Kung Koa Mu dan Ho Hap Sien Sejit.
• Tanggal 14 ( Cap Shi ) : Lie Tung Ping dan Han Tjung Lie Sejit.
• Tanggal 18 ( Cap Pek ) : Huo To Sejit.

Bulan 5 Imlek / Lunar

• Tanggal 6 ( Ce Lak ) : Co Su Kong Sejit.
• Tanggal 13 ( Cap Sha ) : Kwan Ping Thai Cu Sejit.
• Tanggal 18 ( Cap Pek ) : Chang Tian Se Sejit.
• Tanggal 23 ( Jie Sha ) : Tien Kou (Anjing Langit) Sejit.

Bulan 6 Imlek / Lunar

• Tanggal 3 ( Ce Sha ) : Wei Too Pho Sat Sejit.
• Tanggal 6 ( Ce Lak ) : To Ti Pa Kung Po Po Sejit.
• Tanggal 19 ( Cap Kaw ) : Kwan Im Hud Co Sejit.
• Tanggal 24 ( Jie Shi ) : Kwan Seng Te Kun dan Jie Liong Kun Nan Ji Tai Ti Sejit.
• Tanggal 29 ( Jie Kaw ) : Sam Po Kong / Sam Po Tai Jin Sejit.

Bulan 7 Imlek / Lunar
 

• Tanggal 1 ( Ce It ) : Tay Siang Lo Kun Sejit.
• Tanggal 13 ( Cap Sha ) : Ta She Che Pho Sat dan Sien Jin Ku Pho Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : Sam Koan Tay Tee Sejit.
• Tanggal 19 ( Cap Kaw ) : Tai Sui Sejit.
• Tanggal 22 ( Jie Jie ) : Cai Sen Ye (Dewa Rezeki) Sejit.
• Tanggal 30 ( Sha Cap ) : Tee Cong Ong Pho Sat Sejit.

Bulan 8 Imlek / Lunar

• Tanggal 3 ( Ce Sha ) : Coo Kun dan Pe Tew Seng Kun Sejit
• Tanggal 8 ( Ce Pek ) : San Cie Fu Ren Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : Hok Tek Ceng Sin, Tai Im Seng Kun, Fa Cu Pho Sat dan Pau Kung Sejit.
• Tanggal 16 ( Cap Lak ) : Sun Wu Kong Sejit
• Tanggal 18 ( Cap Pek ) : Ciu Thian Sian Nie Sejit.
• Tanggal 22 ( Jie Jie ) : Kwee Seng Ong Sejit.
• Tanggal 27 ( Jit Cit ) : Kong Fu Cu Sejit.
• Tanggal 28 ( Jie Pek ) : Erl Lang Sen Sejit.

Bulan 9 Imlek / Lunar
 

• Tanggal 1 ( Ce it ) : Nan Tew Seng Kun Sejit.
• Tanggal 9 ( Ce Kaw ) : Li Lo Cia dan Hian Tian Siang Tee Sejit.
• Tanggal 19 ( Cap Kaw ) : Kwan Im Hud Co Sejit.
• Tanggal 29 ( Jie Kaw ) : Yao Se Fo / Buddha Bhaisajyaguru Sejit.
Bulan 10 Imlek / Lunar

• Tanggal 3 ( Ce Sha ) : Mo San Cu She Sejit.
• Tanggal 5 ( Ce Go ) : Tat Mo Tjo Su Sejit.
• Tanggal 10 ( Cap ) : Hua Kung Hua Mu Sejit.
• Tanggal 12 ( Cap Jie ) : Chi Thien Ta Sen Fu Cu Sejit.
• Tanggal 15 ( Cap Go ) : Sam Koan Tay Tee Sejit.
• Tanggal 23 ( Jie Sha ) : Ceuw Chong Ciang Cun ( Pengawal Kwan Kong) Sejit.
Bulan 11 Imlek / Lunar
 
• Tanggal 6 ( Ce Lak ) : Co Su Kong Sejit.
• Tanggal 9 Nov Solar : Se Mien Fo Sejit.
• Tanggal 17 ( Cap Chit ) : O Mi Tuo Fo Sejit.

Bulan 12 Imlek / Lunar

• Tanggal 8 ( Ce Pek ) : Sakyamuni Buddha Memperoleh Penerangan.
• Tanggal 16 ( Cap Lak ) : Hok Tek Ceng Sin dan Tay Siang Lo Kun Sejit.
• Tanggal 20 ( Jie Cap ) : Lo Pan Sejit.
• Tanggal 24 ( Jie Shi ) : Coo Kun Naik ke Langit


Mengenal Sejarah dan Asal Usul Kue Bulan

Kue Bulan


Kue bulan (Hanzi: 月餅, pinyin: yuèbǐng) adalah penganan tradisional Tionghoa yang menjadi sajian wajib pada perayaan Festival Musim Gugur setiap tahunnya. Di Indonesia, kue bulan biasanya dikenal dalam dialek Hokkian-nya, gwee pia atau tiong chiu pia.

Kue bulan tradisional pada dasarnya berbentuk bulat, melambangkan kebulatan dan keutuhan.
Namun seiring perkembangan zaman, bentuk-bentuk lainnya muncul menambah variasi dalam komersialisasi kue bulan.

Perkataan Tiong Chiu berasal dari kata Tiong berarti tengah dan Chiu berarti musim rontok, jadi boleh dikatakan sebutan Tiong Chiu arti secara harafiah berarti pertengahan musim rontok.
Namun demikian masyarakat lebih kenal dengan sembahyang Tiong Chiu Pia sebenarnya penyebutan ini tidak tepat/salah kaprah namun kenyataan dalam kebiasaan masyarakat tetap demikian.

Perayaan sembahyang kue bulan tahunan setiap tanggal 15 bulan delapan kalender Imlek.

Pada hari itulah bulan paling bulat dan paling terang sepanjang tahun, karena pada hari itu jarak bulan dengan bumi dan bentuk kue yang bulat melambangkan terangnya bulan menyinari bumi.

Sejarah

Kue bulan bermula dari penganan sesajian pada persembahan dan penghormatan pada leluhur di musim gugur, yang biasanya merupakan masa panen yang dianggap penting dalam kebudayaan Tionghoa yang berbasis agrikultural.

Perkembangan zaman menjadikan kue bulan berevolusi dari sesajian khusus pertengahan musim gugur kepada penganan dan hadiah namun tetap terkait pada perayaan festival musim gugur tadi.

Beberapa legenda mengemukakan bahwa kue bulan berasal dari Dinasti Ming, yang dikaitkan dengan pemberontakan heroik Zhu Yuanzhang memimpin para petani Han melawan pemerintah Mongol. Namun sebenarnya, kue bulan telah ada tercatat dalam sejarah paling awal pada zaman Dinasti Song. Dari sini, kue bulan dipastikan telah populer dan eksis jauh sebelum Dinasti Ming berdiri.

Dari sumber lain diperoleh sejarah kue bulan atau Tiong Chiu Pia dapat dibagi dalam tiga bagian
(1) Adat Sembahyang Dewi Bulan,
(2) kisah Dewi Bulan,
(3) Kue.

Pertama, sebelum Dinasty Qin 221-206 SM rakyat China sudah mengenal tradisi/adat sembahyang Dewi Bulan yang dihubungkan dengan posisi bulan bagi masyarakat untuk cocok tanam (agraris). Karena dianggapnya sinar rembulan dapat memberikan kesuburan dalam ekosistem tanah bagi kaum petani dan dimalam purnama memang bulan terterang sepanjang tahun juga diikuti musim panen.

Kedua, menurut legenda zaman dahulu kala terdapat 10 matahari yang sangat memengaruhi ekosistem bumi sehingga oleh Dewa Ho Yi pemanah Jitu Khayangan/langit, dipanalah matahari hingga sisa satu. Peristiwa ini Yi Wang Ta Tie (Penguasa Langit) sangat marah dan menghukum HOYI dan istrinya Chang Er dengan cara menjadikan pasangan ini menjadi masyarakat biasa/ hidup di duniawi. Suatu hari mereka menemukan obat awet muda sepanjang masa dan dimakan oleh istrinya Chang Er sehingga tubuhnya ringan dan terbang menuju bulan. Dari sinilah asal muasal sembahyang Dewi Bulan.

Ketiga, Kue Bulan, kue Tiong Chiu Pia. Pada tahun 1206 M China dijajah Mongolia pimpinan Tieh Mu Chen hingga tahun 1368 M berarti selama 89 China dijajah Mongolia. China berhasil merebut kembali dari Mongolia berkat upaya kepala pengemis Zhu Yan Chang menjelang sembahyang Dewi Bulan mengedarkan pesan-pesan dalam kue-kue agar pada malam purnama (Tiong Chiu) kita merebut kekuasaan kembali dari tangan Mongolia dan ternyata berhasil bertepatan pada tanggal 9 September 1368 M. Semenjak itulah kue Tiong Chiu mengalami perkembangan hingga dewasa ini. Dan semenjak inilah berdirinya kerajaan pertama di Tiongkok dengan sebutan Dinasty Ming (1368-1644 M). Masa kepemimpinan Tieh Mu Chen 1206-1368 M oleh adiknya bernama Hu Pit Lei Han dinamai Dinasty Yan (1206-136 M.
Religius

Sembahyangan Tiong Chiu diselenggarakan pada tanggal 15 bulan delapan Imlek (Pue Gwee Cap Go) secara religius sebagai pernyataan syukur kepada Dewa Bumi (Too Ti Kong/Hok Tik Cing Sien). Penyambutan di saat bulan purnama di pertengahan musim rontok di belahan bumi Utara. Saat itu cuasa baik dan bulan nampak sangat cemerlang. Para petani sibuk dan gembira karena berada di tengah musim panen. Maka musim itu dihayati sebagai saat-saat bumi yang menghasilkan berbagai hasil bumi, sehingga dewa bumi disembahyangi terutama bagi negara agraris yang terdapat empat musim seperti Cina.

Pada saat purnama yang cemerlang itu dilakukan sembahyang kepada Dewa Bumi sebagai pernyataan syukur atas berkah yang diperoleh. Sebagai sajian khususnya ialah Tiong Chiu Pia yang melukiskan rembulan juga melambangkan Dewa Bumi. Di dalam Upacara sembahyang Besar Tiong Chiu hendaknya dihayati maknanya yaitu hendaknya mendorong dan meneguhkan keyakinan pada kebajikan, menjunjung dan memuliakan kebajikan karena makna Dewa Bumi membawakan berkah atas kebajikan.

Selain sembahyang Dewa Bumi, masyarakat justru banyak yang sembahyang kepada Dewi Bulan di malam hari. Penghormatan kepada dewi Bulan mempunyai simbol kecantikan dan hidup yang harmonis dengan alam.


Kategori

* menurut cara pembuatan: Guangdong, Beijing, Taiwan, Hongkong, Chaozhou.
* menurut rasa: manis, asin, pedas
* menurut isi: kuning telur, tausa (kacang merah), buah-buahan, kacang hijau, es krim
* menurut bahan kulit: tepung gandum, gula dan es


Pembuatan kue bulan di Indonesia pada dasarnya berasal dari gaya pembuatan Guangdong dan Chaozhou. Juga ada lokalisasi dengan cara pencampuran bahan-bahan yang mudah didapatkan di Indonesia, semisal daun pandan sebagai perasa.

Dan masih banyak kategori-kategori lainnya hasil inovasi gaya pembuatan kue bulan gaya baru di pasaran.





Kisah2 yang terkait dengan festival Bulan :

Tiong Chiu atau Zhongqiu yang dikenal juga sebagai festival musim gugur atau juga festival kue bulan. Pada umumnya masyarakat hanya mengenal kisah Chang E melarikan diri dari suaminya yang bernama Hou Yi.
Disini saya menuliskan beberapa kisah yang terkait dengan festival Bulan dari ppt yang pernah saya bawakan dalam beberapa diskusi tentang festival kue bulan.

Kisah2 yang meliputi perayaan Tiong Chiu
n  Chang E terbang ke bulan
n  Wu Gang menebang pohon Gui
n  Perlawanan terhadap dinasti Yuan
n  Pasukan Qi Jiguang yang melawan bajak laut Jepang
n  Kelinci Jade menolong rakyat kota Beijing melawan wabah penyakit
n  Wen Zhong seorang taishi pada jaman dinasti Shang akhir
n  Chang Gong si penggembala
n  Tang Ming Huang mengunjungi istana Guang Han
n  Wu Yan si gadis buruk rupa

Perlawanan terhadap penindasan dan kejahatan
 Perlawanan terhadap dinasti Yuan dengan menyebarkan berita perlawanan secara serempak yang dimasukkan ke dalam kue bulan, dimana ada 3 versi yaitu Zhu YuanZhang, Liu Bowen dan satu lagi yang tidak dikenal adalah Zhang ShiCheng 张士诚 dari Tai zhou泰 洲
Pasukan Qi Jiguang yang melawan bajak laut Jepang 遇难竽艿. Pantai tenggara Tiongkok, daerah Fujian dan sekitarnya sering diganggu oleh bajak laut Jepang. Jendral Qi diperintahkan oleh kerajaan Ming untuk menumpas para bajak laut, ia berhasil menumpas dan pada saat itu bertepatan dengan tgl 15 bulan 8 ( versi lain tgl 15 bulan 1 ). Kegembiraan melawan bajak laut membuat Qi lengah dan berhasil dikepung balik oleh para bajak laut. Pasukan Qi dikepung hingga kelaparan.

Chang E terbang ke bulan 
Kitab Shan Hai Jing adalah kitab yang menuliskan legenda Tiongkok purba
Chang E 嫦娥 dan Hou Yi 后羿 adalah dewa dari langit yang turun ke bumi karena melakukan kesalahan.
2 versi Chang E menelan obat abadi:
1.Chang E lari dari suaminya dan menelan obat panjang umur
2.Murid Hou Yi yg ingin mencuri, kemudian Chang E mencegah dan menelannya.

Wu Gang menebang pohon Gui 
Konon jaman dahulu ada kakak beradik bernama Wu Gang 吴刚dan Wu Qiang 吴强
Wu Gang sang kakak adalah pemalas dan tamak sedangkan adiknya seorang yang rajin, kemudian mereka membagi harta dan sang adik hanya diberi sebilah kapak dan seekor kerbau. Kerbau itu ternyata kerbau yang sakti dan memberitahu Wu Qiang bahwa setiap Zhong Qiu, di bulan ada pohon Gui 桂树yang jika ditebang akan mengeluarkan biji emas. Wu Qiang menebang dan menjadi kaya. Sang kakak menjadi iri dan meminta kembali kerbau dan kapaknya kemudian pada tanggal 15 tersebut ia ke bulan untuk menebang pohon Gui. Sayangnya ketamakannya membuatnya melupakan waktu sehingga kerbau lari ke bumi karena waktu sudah habis dan Wu Gang terjebak di bulan selamanya.

Kaisar Tang Ming Huang ke bulan 
n  Pada masa pra dinasti Tang, perayaan Tiong Chiu bukan merupakan perayaan utama rakyat, tapi merupakan perayaan kerajaan.
n  Pada masa pemerintahan Tang MingHuang唐明皇, kaisar Ming Huang konon “berjalan-jalan” ke istana Guang Han atas bantuan Luo GongYuan罗公远 dalam buku Tang Yi Shi 唐逸史. Sejak saat itulah perayaan Tiongchiu meluas ke masyarakat jelata.
n  Tapi dibeberapa cerita, disebutkan bahwa yang mengajak jalan ke bulan adalah the immortal Zhang Guolao 张果老dan satunya adalah  bhiksu Ye Fashan 叶法善

Chang Gong gembala yang baik
Dahulu kala ada seorang yang bernama Chang Gong, ia bekerja sebagai gembala sapi pada seorang tuan tanah. Selama bekerja 20 tahun, ia tidak diperlakuan baik bahkan gajinya juga tidak diberikan. Sampai ia menderita sakit parah, majikannya mengusirnya keluar.
Ia terlunta-lunta dan menderita sakit yang parah, kemudian ia berbaring di bawah pohon Gui. Ia merenung nasibnya yang buruk. Disaat itulah dari bulan turun seorang dewi yang menanyakan apa penderitaannya. Setelah mengetahui penderitaannya, dewi itu mengibaskan tangannya, kemudian dihadapan Chang Gong sudah ada rumah dan tanah beserta sapi dan bajaknya untuk digarap.

Wu Yan si buruk rupa
Pada jaman musim semi dan gugur, ada seorang gadis bernama Wu Yan. Ia seorang gadis yang tidak cantik. Oleh ibunya ia disuruh menghormati bulan agar menjadi cantik rupawan. Ia menuruti anjuran ibunya. Ketika ia sembahyang, dewi bulan menyuruhnya menjadi gadis yang berbudi pekerti. Wu Yan walau tidak cantik, tapi budinya yang halus terkenal keseluruh negara Qi dan ia diangkat menjadi selir kerajaan. Tapi karena ia tidak cantik, ia tidak pernah dihampiri oleh raja.
Sampai suatu hari, raja menemuinya dan amat kagum atas pengetahuannya, kebijaksanaannya serta budi pekertinya sehingga mengangkatnya sebagai ratu.