Translate

Rabu, 14 September 2016

Mengenal Sejarah dan Asal Usul Kue Bulan

Kue Bulan


Kue bulan (Hanzi: 月餅, pinyin: yuèbǐng) adalah penganan tradisional Tionghoa yang menjadi sajian wajib pada perayaan Festival Musim Gugur setiap tahunnya. Di Indonesia, kue bulan biasanya dikenal dalam dialek Hokkian-nya, gwee pia atau tiong chiu pia.

Kue bulan tradisional pada dasarnya berbentuk bulat, melambangkan kebulatan dan keutuhan.
Namun seiring perkembangan zaman, bentuk-bentuk lainnya muncul menambah variasi dalam komersialisasi kue bulan.

Perkataan Tiong Chiu berasal dari kata Tiong berarti tengah dan Chiu berarti musim rontok, jadi boleh dikatakan sebutan Tiong Chiu arti secara harafiah berarti pertengahan musim rontok.
Namun demikian masyarakat lebih kenal dengan sembahyang Tiong Chiu Pia sebenarnya penyebutan ini tidak tepat/salah kaprah namun kenyataan dalam kebiasaan masyarakat tetap demikian.

Perayaan sembahyang kue bulan tahunan setiap tanggal 15 bulan delapan kalender Imlek.

Pada hari itulah bulan paling bulat dan paling terang sepanjang tahun, karena pada hari itu jarak bulan dengan bumi dan bentuk kue yang bulat melambangkan terangnya bulan menyinari bumi.

Sejarah

Kue bulan bermula dari penganan sesajian pada persembahan dan penghormatan pada leluhur di musim gugur, yang biasanya merupakan masa panen yang dianggap penting dalam kebudayaan Tionghoa yang berbasis agrikultural.

Perkembangan zaman menjadikan kue bulan berevolusi dari sesajian khusus pertengahan musim gugur kepada penganan dan hadiah namun tetap terkait pada perayaan festival musim gugur tadi.

Beberapa legenda mengemukakan bahwa kue bulan berasal dari Dinasti Ming, yang dikaitkan dengan pemberontakan heroik Zhu Yuanzhang memimpin para petani Han melawan pemerintah Mongol. Namun sebenarnya, kue bulan telah ada tercatat dalam sejarah paling awal pada zaman Dinasti Song. Dari sini, kue bulan dipastikan telah populer dan eksis jauh sebelum Dinasti Ming berdiri.

Dari sumber lain diperoleh sejarah kue bulan atau Tiong Chiu Pia dapat dibagi dalam tiga bagian
(1) Adat Sembahyang Dewi Bulan,
(2) kisah Dewi Bulan,
(3) Kue.

Pertama, sebelum Dinasty Qin 221-206 SM rakyat China sudah mengenal tradisi/adat sembahyang Dewi Bulan yang dihubungkan dengan posisi bulan bagi masyarakat untuk cocok tanam (agraris). Karena dianggapnya sinar rembulan dapat memberikan kesuburan dalam ekosistem tanah bagi kaum petani dan dimalam purnama memang bulan terterang sepanjang tahun juga diikuti musim panen.

Kedua, menurut legenda zaman dahulu kala terdapat 10 matahari yang sangat memengaruhi ekosistem bumi sehingga oleh Dewa Ho Yi pemanah Jitu Khayangan/langit, dipanalah matahari hingga sisa satu. Peristiwa ini Yi Wang Ta Tie (Penguasa Langit) sangat marah dan menghukum HOYI dan istrinya Chang Er dengan cara menjadikan pasangan ini menjadi masyarakat biasa/ hidup di duniawi. Suatu hari mereka menemukan obat awet muda sepanjang masa dan dimakan oleh istrinya Chang Er sehingga tubuhnya ringan dan terbang menuju bulan. Dari sinilah asal muasal sembahyang Dewi Bulan.

Ketiga, Kue Bulan, kue Tiong Chiu Pia. Pada tahun 1206 M China dijajah Mongolia pimpinan Tieh Mu Chen hingga tahun 1368 M berarti selama 89 China dijajah Mongolia. China berhasil merebut kembali dari Mongolia berkat upaya kepala pengemis Zhu Yan Chang menjelang sembahyang Dewi Bulan mengedarkan pesan-pesan dalam kue-kue agar pada malam purnama (Tiong Chiu) kita merebut kekuasaan kembali dari tangan Mongolia dan ternyata berhasil bertepatan pada tanggal 9 September 1368 M. Semenjak itulah kue Tiong Chiu mengalami perkembangan hingga dewasa ini. Dan semenjak inilah berdirinya kerajaan pertama di Tiongkok dengan sebutan Dinasty Ming (1368-1644 M). Masa kepemimpinan Tieh Mu Chen 1206-1368 M oleh adiknya bernama Hu Pit Lei Han dinamai Dinasty Yan (1206-136 M.
Religius

Sembahyangan Tiong Chiu diselenggarakan pada tanggal 15 bulan delapan Imlek (Pue Gwee Cap Go) secara religius sebagai pernyataan syukur kepada Dewa Bumi (Too Ti Kong/Hok Tik Cing Sien). Penyambutan di saat bulan purnama di pertengahan musim rontok di belahan bumi Utara. Saat itu cuasa baik dan bulan nampak sangat cemerlang. Para petani sibuk dan gembira karena berada di tengah musim panen. Maka musim itu dihayati sebagai saat-saat bumi yang menghasilkan berbagai hasil bumi, sehingga dewa bumi disembahyangi terutama bagi negara agraris yang terdapat empat musim seperti Cina.

Pada saat purnama yang cemerlang itu dilakukan sembahyang kepada Dewa Bumi sebagai pernyataan syukur atas berkah yang diperoleh. Sebagai sajian khususnya ialah Tiong Chiu Pia yang melukiskan rembulan juga melambangkan Dewa Bumi. Di dalam Upacara sembahyang Besar Tiong Chiu hendaknya dihayati maknanya yaitu hendaknya mendorong dan meneguhkan keyakinan pada kebajikan, menjunjung dan memuliakan kebajikan karena makna Dewa Bumi membawakan berkah atas kebajikan.

Selain sembahyang Dewa Bumi, masyarakat justru banyak yang sembahyang kepada Dewi Bulan di malam hari. Penghormatan kepada dewi Bulan mempunyai simbol kecantikan dan hidup yang harmonis dengan alam.


Kategori

* menurut cara pembuatan: Guangdong, Beijing, Taiwan, Hongkong, Chaozhou.
* menurut rasa: manis, asin, pedas
* menurut isi: kuning telur, tausa (kacang merah), buah-buahan, kacang hijau, es krim
* menurut bahan kulit: tepung gandum, gula dan es


Pembuatan kue bulan di Indonesia pada dasarnya berasal dari gaya pembuatan Guangdong dan Chaozhou. Juga ada lokalisasi dengan cara pencampuran bahan-bahan yang mudah didapatkan di Indonesia, semisal daun pandan sebagai perasa.

Dan masih banyak kategori-kategori lainnya hasil inovasi gaya pembuatan kue bulan gaya baru di pasaran.





Kisah2 yang terkait dengan festival Bulan :

Tiong Chiu atau Zhongqiu yang dikenal juga sebagai festival musim gugur atau juga festival kue bulan. Pada umumnya masyarakat hanya mengenal kisah Chang E melarikan diri dari suaminya yang bernama Hou Yi.
Disini saya menuliskan beberapa kisah yang terkait dengan festival Bulan dari ppt yang pernah saya bawakan dalam beberapa diskusi tentang festival kue bulan.

Kisah2 yang meliputi perayaan Tiong Chiu
n  Chang E terbang ke bulan
n  Wu Gang menebang pohon Gui
n  Perlawanan terhadap dinasti Yuan
n  Pasukan Qi Jiguang yang melawan bajak laut Jepang
n  Kelinci Jade menolong rakyat kota Beijing melawan wabah penyakit
n  Wen Zhong seorang taishi pada jaman dinasti Shang akhir
n  Chang Gong si penggembala
n  Tang Ming Huang mengunjungi istana Guang Han
n  Wu Yan si gadis buruk rupa

Perlawanan terhadap penindasan dan kejahatan
 Perlawanan terhadap dinasti Yuan dengan menyebarkan berita perlawanan secara serempak yang dimasukkan ke dalam kue bulan, dimana ada 3 versi yaitu Zhu YuanZhang, Liu Bowen dan satu lagi yang tidak dikenal adalah Zhang ShiCheng 张士诚 dari Tai zhou泰 洲
Pasukan Qi Jiguang yang melawan bajak laut Jepang 遇难竽艿. Pantai tenggara Tiongkok, daerah Fujian dan sekitarnya sering diganggu oleh bajak laut Jepang. Jendral Qi diperintahkan oleh kerajaan Ming untuk menumpas para bajak laut, ia berhasil menumpas dan pada saat itu bertepatan dengan tgl 15 bulan 8 ( versi lain tgl 15 bulan 1 ). Kegembiraan melawan bajak laut membuat Qi lengah dan berhasil dikepung balik oleh para bajak laut. Pasukan Qi dikepung hingga kelaparan.

Chang E terbang ke bulan 
Kitab Shan Hai Jing adalah kitab yang menuliskan legenda Tiongkok purba
Chang E 嫦娥 dan Hou Yi 后羿 adalah dewa dari langit yang turun ke bumi karena melakukan kesalahan.
2 versi Chang E menelan obat abadi:
1.Chang E lari dari suaminya dan menelan obat panjang umur
2.Murid Hou Yi yg ingin mencuri, kemudian Chang E mencegah dan menelannya.

Wu Gang menebang pohon Gui 
Konon jaman dahulu ada kakak beradik bernama Wu Gang 吴刚dan Wu Qiang 吴强
Wu Gang sang kakak adalah pemalas dan tamak sedangkan adiknya seorang yang rajin, kemudian mereka membagi harta dan sang adik hanya diberi sebilah kapak dan seekor kerbau. Kerbau itu ternyata kerbau yang sakti dan memberitahu Wu Qiang bahwa setiap Zhong Qiu, di bulan ada pohon Gui 桂树yang jika ditebang akan mengeluarkan biji emas. Wu Qiang menebang dan menjadi kaya. Sang kakak menjadi iri dan meminta kembali kerbau dan kapaknya kemudian pada tanggal 15 tersebut ia ke bulan untuk menebang pohon Gui. Sayangnya ketamakannya membuatnya melupakan waktu sehingga kerbau lari ke bumi karena waktu sudah habis dan Wu Gang terjebak di bulan selamanya.

Kaisar Tang Ming Huang ke bulan 
n  Pada masa pra dinasti Tang, perayaan Tiong Chiu bukan merupakan perayaan utama rakyat, tapi merupakan perayaan kerajaan.
n  Pada masa pemerintahan Tang MingHuang唐明皇, kaisar Ming Huang konon “berjalan-jalan” ke istana Guang Han atas bantuan Luo GongYuan罗公远 dalam buku Tang Yi Shi 唐逸史. Sejak saat itulah perayaan Tiongchiu meluas ke masyarakat jelata.
n  Tapi dibeberapa cerita, disebutkan bahwa yang mengajak jalan ke bulan adalah the immortal Zhang Guolao 张果老dan satunya adalah  bhiksu Ye Fashan 叶法善

Chang Gong gembala yang baik
Dahulu kala ada seorang yang bernama Chang Gong, ia bekerja sebagai gembala sapi pada seorang tuan tanah. Selama bekerja 20 tahun, ia tidak diperlakuan baik bahkan gajinya juga tidak diberikan. Sampai ia menderita sakit parah, majikannya mengusirnya keluar.
Ia terlunta-lunta dan menderita sakit yang parah, kemudian ia berbaring di bawah pohon Gui. Ia merenung nasibnya yang buruk. Disaat itulah dari bulan turun seorang dewi yang menanyakan apa penderitaannya. Setelah mengetahui penderitaannya, dewi itu mengibaskan tangannya, kemudian dihadapan Chang Gong sudah ada rumah dan tanah beserta sapi dan bajaknya untuk digarap.

Wu Yan si buruk rupa
Pada jaman musim semi dan gugur, ada seorang gadis bernama Wu Yan. Ia seorang gadis yang tidak cantik. Oleh ibunya ia disuruh menghormati bulan agar menjadi cantik rupawan. Ia menuruti anjuran ibunya. Ketika ia sembahyang, dewi bulan menyuruhnya menjadi gadis yang berbudi pekerti. Wu Yan walau tidak cantik, tapi budinya yang halus terkenal keseluruh negara Qi dan ia diangkat menjadi selir kerajaan. Tapi karena ia tidak cantik, ia tidak pernah dihampiri oleh raja.
Sampai suatu hari, raja menemuinya dan amat kagum atas pengetahuannya, kebijaksanaannya serta budi pekertinya sehingga mengangkatnya sebagai ratu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar