Translate

Selasa, 17 Mei 2016

Pergi & Sendiri



Pergi & Sendiri.

Di jaman ini, tidak mudah untuk membentuk sebuah bahtera rumah tangga yang nyaman dan harmonis hingga maut memisahkan. Banyak lika-liku permasalahan yang kerap menjadi penghancur sebuah  bahtera rumah tangga.

Menjalani kehidupan berumah tangga sama halnya seperti mengarungi samudera luas yang penuh dengan ombak. Kadangkala datang ombak besar, kadangkala datang ombak kecil. Namun semua ombak harus dihadapi bersama-sama dengan berani. Tidak hanya bermodalkan cinta, komitmen hingga akhir juga dibutuhkan. Kita perlu bekerja keras untuk tidak melepaskan komitmen. Sebab, rasa cinta bisa hilang dan hambar seiring waktu, namun komitmen sangat penting dalam keadaan apa pun. Oleh karena itu, Cinta atau "Love" di dalam Bahasa Inggris,  tidak hanya digolongkan sebagai kata benda, melainkan juga sebagai kata kerja. Cinta itu mesti dikerjakan dan dipupuk.

Dua insan yang saling mencintai dan memutuskan menikah harus memiliki landasan lain selain cinta, karena cinta itu sendiri sangatlah luas dan bersifat merangkul banyak jiwa. Cinta yang murni akan membebaskan sedangkan pernikahan bersifat mengikat. Jika cinta digunakan sebagai alat pengikat dan pencengkram, maka akan menimbulkan luka di manapun cinta itu ditanamkan. Alangkah indahnya jika sebuah pernikahan juga dapat diiringi oleh kesadaran tinggi masing-masing pihak, sehingga cinta di antara mereka dapat mendorong jiwa untuk terus bertumbuh dan mendekat kepada Sang Pencipta.

Coba renungkan kembali. Apakah sesungguhnya tujuan sebuah pernikahan bagi kita? Kami rasa, semua manusia pada akhirnya ingin selalu berpulang pada seseorang ketika Ia merasa sudah cukup lama "pergi". Setiap manusia pada dasarnya membutuhkan waktu untuk sendiri, bercengkerama dengan dirinya sendiri. Namun pada akhirnya setelah merasa cukup, maka Ia pun ingin "pulang" kepada seseorang. Ada kalanya kita merindukan seseorang untuk berteduh, memeluk dan memayungi kita hingga siklus untuk "sendiri" itu datang kembali. Begitu seterusnya.

Inilah sisi kebutuhan dasar setiap manusia, siapapun dia. Kita juga harus mengerti kebutuhan orang lain untuk "pergi" dan "sendiri". Mereka tidak selalu ada ketika dibutuhkan. Kita harus memaklumi hal ini. Saat-saat seperti inilah kebesaran hati kita diperlukan; melepas, dan membiarkan mereka "pergi" kepada diri mereka sendiri untuk sementara waktu. Kita tidak dapat terus-menerus mencengkeram dan menggenggam. Setiap manusia memiliki ruang kecil yang dapat dijangkau hanya melalui kesendirian dan ketenangan di dalam diri.

Mungkin itulah sifat semua mahluk yang hidup. Karena biar bagaimanapun juga,  suatu pertumbuhan akan pesat jika dijalankan "sendiri". Seperti kita ketahui, biasanya mereka yang sedang mau naik kelas akan diuji akan dikondisikan untuk sendirian, jauh dari orang lain, bahkan pasangan hidup juga sahabat. Mungkin hanya 1, 2 atau 3 orang yang tampak menemani ketika itu. Dan cobaan akan bertambah berat ketika mereka seorang diri. Dan alam semesta hanya memberikan beberapa orang sebagai pendamping setianya, selama ujian itu ditempuh.

Setiap manusia mengalami hal ini, meski terkadang tidak menyadarinya. Bahkan kadangkala kita menganggap "pergi" dan "sendiri" adalah sebuah musibah. Pada dasarnya, "soul" kita adalah sama. Hanya saja. pertumbuhan belajarnya berbeda, dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain. Maka mengapa akhir-akhir ini disebutkan ada indigo child, crystal child, rainbow child, star child, lighworker, darkworker, dan lain sebagainya. Semua "soul" akan selalu bertumbuh, karena memang sudah fitrahnya "soul" itu sendiri. Seperti bunga, sudah fitrahnya untuk mekar.

Semoga jiwa-jiwa indah dapat terus bertumbuh dan saling berbagi.

Salam Kebijaksanaan,
Soul Wisdom Author.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar