Translate

Kamis, 15 Desember 2016

Daftar Riwayat 28 Sammasambuddha

DAFTAR RIWAYAT 28 SAMMASAMBUDDHA


  1. Buddha Tanhankara, Calon Bodhisatta Gautama terlahir sebagai raja bernama Sudassana di kota Surindavati, Setelah ia bertemu Buddha Tanhankara ia kemudian menyampaikan keinginannya menjadi Buddha, namun belum cukup kualifikasi dan tidak mendapat konfirmasi dari Buddha Tanhankara. Ia kemudian menjadi Murid Beliau.
  2. Buddha Medhankara, Calon Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Pertapa Somanassa, beliau mengucapkan Ikrar namun belum juga mendapat konfirmasi. Ia kemudian menjadi Murid Beliau.
  3. Buddha Saranankara, Calon Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Pertapa Yasavanta, beliau mengucapkan Ikrar namun belum juga mendapat konfirmasi. Menjadi Bikkhu sangha mencapai Jhana


[Sumber: BuddhaVamsa 27: 1, ”
Di kurun waktu lalu yang tak dapat dihitung terdapat empat pembimbing: Para penakluk ini adalah Tanhankara, Medhankara, Saranankara dan Dipankara yang telah tersadar di 1 Kappa yang sama
      ” (Horner, 2000, p. 96), juga di Jātaka, ed. Fausboll, 5 vols, i.44 dan Papañca Sūdanī, Majjhima Commentary, 2 vols. (Aluvihāa Series, Colombo), i.188,
Dreamland And Somnambulism

Periode Resmi menjadi Boddhisatta [Calon Buddha]
  1. Buddha Dipankara [BuddhaVamsa (BV).ii.207ff; Buddhavamsa Commentary (BuA).104f; Jataka.i.29; Mahavamsa (Mhv).i.5; Divapamsa (Dpv).iii.31; DhA.i.69; namun lihat MahaVastu (Mtu).i.193ff], Calon Boddhisatta terlahir menjadi seorang Pemuda bernama Sumedha, yang pada satu kesempatan ia mengucapkan Ikrar untuk menjadi Buddha dan MENDAPAT konfirmasi dari Buddha Dipankara!.Karena Buddha Dipankara adalah Buddha yang pertama yang memberikan konfirmasi atas ucapan tekad yang disampaikan Bodhisatta Gautama, itulah sebabnya mengapa di daftar Buddha-Buddha sebelumnya, Buddha Dipankara diletakan di urutan ke-1!
    Dijaman Buddha Dipankara, maka perjalanan selama 16 Assankhya Kappa dan 200.000 Maha kappa akhirnya terwujud, Beliau menjadi Bodhisatta dan masih panjang jalan yang ditempunya untuk menjadi seorang Buddha. Sejak saat itu hingga 24 Buddha berikutnya, pada setiap kelahiran kembalinya, ketika ia mengucapkan tekad itu maka konfirmasi atas tekad tersebut selalu diberikan.
    Buddha Dipankara merupakan Buddha terakhir dari rangkaian 1 Kappa yang sama di akhir Semesta saat itu. Ini merupakan saat 4 Assankheya + 100.000 Maha Kappa sebelum Buddha Gautama. Setelah Buddha Dipankara wafat maka tidak ada Buddha hingga kurun 1 Assankheya berikutnya.
  2. Buddha Kondanna, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai raja Vijitavi. Kemudian berlalu 1 Assankheya Kappa
  3. Buddha Mangala, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Brahmin Suruci
  4. Buddha Sumana, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Raja Naga Atula, raja nàga yang sakti. Mengetahui bahwa seorang Buddha telah muncul di tiga alam dan dengan disertai dengan sanak saudaranya dan teman-temannya, ia keluar darikediamannya dan melakukan dàna kepada Buddha dan seratus ribu crore bhikkhu dengan cara memainkan musik surgawi sebagai penghormatan, dan dengan memberi dàna dalam bentuk makanan dan minuman; ia juga mendanakan satu perangkat jubah kepada tiap-tiap bhikkhu kemudian menyatakan berlindung kepada Tiga Perlidungan.Kemudian Buddha Sumanà meramalkan, “Raja nàga ini akan menjadi Buddha Gotama pada masa depan.”
  5. Buddha Revata, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Brahmin Atideva
  6. Buddha Sobhita, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Brahmin Ajita. Kemudian berlalu lagi 1 Assankyeya Kappa.
  7. Buddha Anomadassi, Bodhisatta Gautama terlahir di alam Asura sebagai Jenderal Yakkha yang membawahi beberapa crore yakkha sakti; mendengar bahwa ‘Buddha telah muncul di dunia’ Beliau mengunjungi Buddha dan menciptakan sebuah aula yang besar dan megah berhiaskan berbagai macam permata sebagai tempat Beliau memberikan persembahan makanan, minuman, dan lain-lain kepada Saÿgha yang dipimpin oleh Buddha selama tujuh hari.Sewaktu Jenderal Yakkha mendengarkan khotbah yang dibabarkan oleh Buddha sebagai penghargaan atas persembahannya, Buddha mengucapkan ramalan, “Satu asaïkhyeyya dan seratus ribu kappa dari kappa sekarang, Jenderal Yakkha ini pasti akan menjadi Buddha bernama Gotama.”
  8. Buddha Paduma, Sewaktu berdiam di dalam hutan, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai seekor raja singa. Menyaksikan Buddha sedang berada dalam Nirodhasamàpatti, ‘mencapai penghentian’, raja singa berkeyakinan terhadap Buddha, memberi hormat dengan cara mengelilingi Buddha. Dengan penuh kegembiraan, ia mengaum tiga kali dan tetap berada di sana selama tujuh hari tanpa sedetik pun kehilangan kebahagiaannya yang diperoleh dari melihat Buddha. Tanpa pergi mencari makan, ia tinggal di dekat Buddha dengan penuh hormat, meskipun dengan risiko kelaparan.Setelah lewat tujuh hari, setelah keluar dari Nirodhasamàpatti, Buddha Paduma melihat singa dan berkata, “Semoga singa ini berkeyakinan terhadap Sangha juga” pada waktu yang sama Ia memutuskan untuk mendatangkan para anggota Saÿgha di dekat-Nya, “Semoga para bhikkhu datang ke sini.” Saat itu juga, beberapa crore bhikkhu sampai di tempat itu. Bodhisatta berkeyakinan terhadap Sangha juga. Setelah melihat pikiran Bodhisatta, Buddha Paduma mengucapkan ramalan, “Pada masa depan singa ini akan menjadi Buddha, bernama Gotama.”
  9. Buddha Narada, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Pertapa yang membangun pertapaan di Pegunungan Himalaya dan tinggal di sana setelah menguasai lima Abhi¤¤à dan delapan Samàpatti. Karena welas asihnya kepada Bodhisatta petapa ini, Buddha Nàrada mengunjungi pertapaan tersebut diiringi oleh delapan puluh crore umat awam yang semuanya telah mencapai tingkat kesucian Anàgàmã.Petapa yang mulia ini sangat gembira dapat bertemu dengan Buddha; kemudian Beliau menciptakan tempat tinggal untuk Buddha dan para pengikut-Nya. Semalam suntuk, Sang petapa memuji kemuliaan Buddha dan mendengarkan khotbah-Nya. Esok paginya Beliau pergi ke benua utara (dengan kesaktian-Nya) dan kembali membawa nasi dan makanan-makanan lain untuk dipersembahkan kepada Buddha dan para pengikut-Nya, bhikkhu, dan umat awam.
    Demikianlah Bodhisatta mempersembahkan makanan selama tujuh hari, setelah itu Beliau memberi hormat kepada Buddha dengan kayu cendana merah yang sangat mahal dari Pegunungan Himalaya. Kemudian Buddha Nàrada setelah memberikan khotbah, meramalkan, “Engkau pasti akan menjadi Buddha pada masa depan.”. Kemudian berlalu 1 Assankheya Kappa
  10. Buddha Padumuttara, Bodhisatta Gautama menjadi pemuda bernama Jatila (periode ini adalah 100.000 Maha Kappa sebelum menjadi Buddha Gotama). Kemudian berlalu 70.000 Maha Kappa
  11. Buddha Sumedha, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai pemuda bernama Uttara, yang artinya seorang yang melebihi siapa pun dalam hal kebajikan; ia mempersembahkan harta kekayaan-Nya yang bernilai delapan puluh crore yang dikumpulkan di rumahnya kepada Saÿgha yang dipimpin oleh Buddha. Setelah mendengarkan khotbah dari Buddha, Beliau menyatakan berlindung kepada Tiga Perlindungan dan menjadi bhikkhu di bawah bimbingan Buddha. Pada akhir khotbah-Nya yang disampaikan sebagai ungkapan terima kasih atas persembahan yang diterima, Buddha menyampaikan ramalan, “Pemuda ini yang bernama Uttara, akan menjadi Buddha pada masa depan, bernama Gotama”. Kemudian 12.000 Maha Kappa berlalu
  12. Buddha Sujata, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Raja Chakkavatti (periode ini adalah 18.000 Maha Kapa sebelum Buddha Gautama)
  13. Buddha Piyadassi, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Brahmin Kassapa
  14. Buddha Atthadassi, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Pertapa Susima
  15. Buddha Dhammadassi, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai raja Alam 33 Deva, yaitu Sakka
  16. Buddha Siddhatta, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Petapa Mangala
  17. Buddha Tissa, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Raja dan pertapa Sujata (Periode ini 92 Maha Kappa sebelum Buddha Gautama)
  18. Buddha Phussa, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Raja Vijitavi
  19. Buddha Vipassi, Boddhisata Gautama terlahir menjadi Raja naga Atula yang sangat sakti. Disertai beberapa crore nàga yang memainkan musik surgawi, Beliau mendekati Buddha Vipassã, Raja Tiga Alam. Untuk menghormati Buddha, Beliau mengundang Saÿgha yang dipimpin oleh Buddha (ke tempatnya). Beliau membangun paviliun besar yang terbuat dari tujuh jenis permata yang indah bagaikan lingkaran bulan purnama. Beliau melayani Buddha dan Saÿgha di dalam paviliun tersebut dan memberikan persembahan besar kepada mereka selama tujuh hari. Beliau juga mempersembahkan sebuah bangku emas yang dihias indah kepada Buddha.Dudukdi tengah-tengah Saÿgha, Buddha memberikan khotbah Dhamma sebagai ungkapan terima kasih atas persembahan itu, dan pada akhir khotbah, Buddha mengucapkan ramalan, “Sembilan puluh satu kappa dari sekarang, Raja Nàga Atula ini pasti akan menjadi Buddha.”
  20. Buddha Sikhi, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai raja Arindama (Periode ini 31 Maha Kappa sebelum Buddha Gautama)
  21. Buddha Vessabhu, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Raja Sudassana (Periode ini 1 Maha Kappa sebelum Buddha Gautama)
  22. Buddha Kakusandha, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai raja Sema (Periode Kappa yang sama dengan Buddha Gautama)
  23. Buddha Konagamana, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Raja Pabbata (Periode Kappa yang sama dengan Buddha Gautama)
  24. Buddha Kassapa, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Brahmin Jotipala (Periode Kappa yang sama dengan Buddha Gautama)
  25. Buddha Saat ini: Buddha Gautama, Bodhisatta Gautama terlahir sebagai Sidharta Gautama anak Raja kaphilavastu
[Sumber: Digha Nikaya, ii.5f.; Samyutta Nikaya, ii.5f.; Theragāthā, 491; Jataka, ii.147; Vinaya Pitaka,ii.110, Sayambhū Purāna (Mitra, Skt. Buddhist Lit. of Nepal, p. 249), Buddhavamsa, Riwayat Agung Para Buddha]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar