Translate

Jumat, 04 Desember 2020

Ketika Kakek Kehilangan Kuda


Ketika Kakek Kehilangan Kuda…
---
Alkisah, di daerah Tiongkok utara dimana sebagian besar penduduknya adalah petani, hiduplah seorang Kakek beserta cucunya yang telah beranjak dewasa. Sejak kecil sang cucu telah ditinggal oleh kedua orang tuanya karena perang. Hari demi hari dijalani dengan bekerja di sawah dan mengurus kuda. Namun pada suatu pagi, betapa herannya mereka, kuda satu-satunya yang mereka miliki tidak terlihat di kandang. Melihat pintu kandang dan pintu pagar yang terbuka, mereka beranggapan bahwa kuda telah kabur.

Penduduk sekitar yang mendengar kabar tersebut, segera mendatangi  rumah kakek dan menyampaikan simpati mereka. Tanpa menunggu lama, sang Kakek berkomentar, “saudaraku, terima kasih atas perhatian yang kalian berikan. Jangan khawatir, kehilangan kuda ini  bisa saja adalah sebuah keberuntungan.” Penduduk yang datang seakan tak habis pikir bagaimana musibah bisa dianggap keberuntungan?

Hari dan minggu pun berlalu, tanpa terasa sudah 3 bulan sang kakek hidup tanpa kuda kesayangannya. Di suatu pagi yang cerah, matahari baru sebagian dari balik pegunungan, terlihat di kejauhan 2 ekor kuda datang mendekat. Wah, betapa gembirannya sang Kakek melihat kudanya yang dulu kabur tanpa jejak, kini lebih datang membawa seekor kuda betina yang begitu indah. Sore harinya, penduduk yang mendengar kabar tersebut berdatangan. Mereka mengucapkan selamat sambil mengelus kuda barunya  serta tanpa henti menyampaikan betapa beruntungnya sang kekek. Sang kakek pun berujar, “meskipun sepertinya ini merupakan keberuntungan, tetapi bisa saja ini membawa musibah.”

Beberapa hari berlalu, sang cucu telah akrab dengan kuda betina tersebut. Maka pagi itu ia berencana untuk menunggangi kuda tersebut. Tak disangka, ternyata kuda tersebut masih sedikit liar dan enggan untuk dinaiki. Sang cucu pun terjatuh sehingga kaki kanannya pun patah. Keesokan harinya penduduk datang lagi dan menyampaikan kesedihan karena kejadian tersebut. “saudaraku, jangan khawatir, siapa tahu ini membawa keberuntungan?” ujar sang kakek.

Seminggu berlalu, terjadi perang dengan pemberontak di daerah perbatasan. Para pemuda sehat di desa tersebut diharuskan wajib militer dan terlibat di perang membela Negara. Karena kaki yang patah, sang cucu dianggap cacat sehingga tidak dibebaskan dari wajib militer dan selamatlah nyawa sang cucu. Para pemuda yang ikut perang, sebagian besar gugur di medan tempur.

Nah begitulah sobat motivasi, semua yang kita alami pasti ada hikmah yang bisa dipetik. Suka maupun Duka hendaknya ditanggapi dengan bijaksana. Terlalu terlibat euforia saat suka tentu ada tidak baiknya, dan terlalu sedih atau putus asa karena kejadian tertentu juga tidak bijaksana. Semoga sedikit menginspirasi dan menjadikan hari sobat menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar