Translate

Senin, 21 Maret 2016

Kunci Kebahagian

  • KUNCI KEBAHAGIAAN ...
    Dalam hati setiap orang terdapat sebuah “kunci kebahagiaan”, namun tanpa disadari kita sering menyerahkan pengelolaan kunci itu kepada orang lain. °

    Seorang wanita mengeluh, “Hidupku tidak bahagia, karena suamiku sering dinas luar jarang berada di rumah.” Dia menempatkan kunci kebahagiaannya ke dalam genggaman tangan suaminya.
    °

    Seorang mama berkata, “Anakku tidak pernah mau menurut, selalu membuatku marah.” Dia menyerahkan kunci kebahagiaannya ke dalam genggaman tangan anaknya.
    °

    Lelaki mungkin berucap, “Atasanku tidak menghargaiku, aku depresi jadinya.” Kunci kebahagiaan ini disodorkannya ke dalam genggaman tangan bosnya.
    °

    Ibu mertua berkata, “Menantuku tidak berbakti, nasibku malang sekali!”
    Anak muda berjalan keluar dari toko alat tulis sambil berkata, “Pelayanan pemilik toko itu payah sekali, bikin keki sekali!”
    °

    Semua orang ini mengambil keputusan yang sama, yaitu membiarkan orang lain mengendalikan perasaan hati mereka.
    °

    Ketika kita mengizinkan orang lain mengendalikan emosi kita, kita akan beranggapan bahwa kita adalah korban bulan-bulanan orang lain, kita merasa tidak berdaya terhadap kondisi yang kita hadapi sekarang ini, alhasil satu-satunya pilihan yang bisa kita ambil hanyalah mengeluh dan marah.
    °

    Selain mulai menyalahkan orang lain, kita juga menyebarkan informasi: “Aku begitu menderita, itu karena ulahmu, kamu harus bertanggung jawab atas penderitaanku ini.”
    °

    Di saat itulah kita membebankan tanggung jawab yang sangat besar kepada orang-orang di sekitar kita, yaitu meminta mereka untuk bisa menggembirakan kita.
    Kita seakan-akan mengakui bahwa kita tidak bisa mengendalikan diri sendiri, kita hanya jadi orang malang yang hidup di bawah kendali orang lain.


  • Orang-orang tidak suka atau bahkan takut bergaul dengan orang seperti ini.

    Seorang yang dewasa pemikirannya akan meletakkan kunci kebahagiaannya dalam genggaman tangannya sendiri, dia tidak mengharapkan kebahagiaan dirinya berasal dari orang lain, 
    justru dialah yang membawakan kegembiraan dan kebahagiaan kepada orang lain. 
    Emosinya stabil, dia adalah penentu kebahagiaan dirinya sendiri, bisa bergaul dengan orang seperti ini adalah sebuah kegembiraan, bukan tekanan.

    Di manakah kunci kebahagiaanmu? Berada dalam genggaman tangan orang lain? Segeralah ambil kembali kunci itu!
    -
    快乐的钥匙

    每人心中都有把「快乐的钥匙」,但我们却常在不知不觉中把它交给别人掌管。
    一位女士抱怨道:「我活得很不快乐,因为先生常出差不在家。」她把快乐的钥匙放在先生手里。

    一位妈妈说:「我的孩子不听话,叫我很生气!」她把钥匙交在孩子手中。
    男人可能说:「上司不赏识我,所以我情绪低落。」这把快乐钥匙又被塞在老板手里。

    婆婆说:「我的媳妇不孝顺,我真命苦!」
    年轻人从文具店走出来说:「那位老板服务态度恶劣,把我气炸了!」
    这些人都做了相同的决定,就是让别人来控制他的心情。
    当我们容许别人掌控我们的情绪时,我们便觉得自己是受害者,对现况无能为力,抱怨与愤怒成为我们唯一的选择。

    我们开始怪罪他人,并且传达一个讯息:「我这样痛苦,都是你造成的,你要为我的痛苦负责!」
    此时我们就把一重大的责任托给周围的人,即要求他们使我们快乐。
    我们似乎承认自己无法掌控自己,只能可怜的任人摆布。
    这样的人使别人不喜欢接近,甚至望而生畏。

    但一个成熟的人握住自己快乐的钥匙,他不期待别人使他快乐,反而能将快乐与幸福带给别人。他的情绪稳定,为自己负责,和他在一起是种享受,而不是压力。
    你的钥匙在那里?在别人手中吗?快去把它拿回来吧!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar