Translate

Jumat, 01 Januari 2016


Doa Sehari-hari

Setiap umat Buddha di dalam kehidupan sehari-harinya, baik pagi hari maupun malam hari, wajib berdoa di hadapan altar yang dipuja. Doa ini dapat dilakukan secara sederhana maupun secara lengkap. Bila memungkinkan, dianjurkan untuk membiasakan diri melakukan doa secara lengkap. Apabila di rumah tidak ada altar, berdoa dapat dilakukan menghadap ke udara terbuka.
Dengan berdoa, secara batin kita mendekatkan diri dan mengikat jodoh lagi dengan para Buddha dan Bodhisattva. Doa yang dilakukan dengan penuh sujud dan tulus dapat membuka pintu hati untuk menerima berkah dan kegaiban yang dilimpahkan-Nya, sehingga sesulit apapun kondisi yang dihadapi, dengan tangan beranjali kita memohon, maka kita akan mempunyai kekuatan yang baru dan mudah mendapat pertolongan-Nya.

TATA CARA UMUM UNTUK MELAKSANAKAN DOA
1. Membersihkan diri, minimal mencuci tangan dan berkumur.

2. Menghadap altar yang dipuja: wensin. (bila tidak ada altar, dapat menggunakan gambar, tulisan nama Buddha atau menghadap ke udara terbuka)

3. Menyalakan hio / dupa.

4. Dengan tangan memegang bio / dupa berdiri di atas lutut, kemudian namaskara / pai kui (3x).
 Bernamaskara / pai kui pertama :
saat dahi menyentuh bumi ucapkan:
“aku berlindung kepada Buddha / Namo Buddhaya."
 Namaskara / pai kui kedua:
saat dahi menyentuh bumi ucapkan :
"aku berlindung kepada Dharma / Namo Dharmaya.”
 Namaskara / pai kui ketiga:
saat dahi menyentuh bumi ucapkan :
“aku berlindung kepada Sangha / Namo Sanghaya."
 Ditutup dengan mengucapkan :
“aku berlindung kepada Amitabha Buddha / Namo Amitabha buddhaya / Namo Oh Mee Toh Fo.”

Catatan : Setiap namaskara / pai kui selalu menyebut Namo Buddhaya, Namo Dharmaya, Namo Sanghaya, Namo Amitabha Buddhaya. Untuk lebih jelas perihal namaskara / pai kui.

5. Doa pribadi, contoh : Oh Mee To Fo yang aku muliakan, aku mempersembahkan dupa ini ke hadapan-Mu. Kini dengan segenap hati dan sujud aku bertekad dilahirkan di Tanah Suci Surga Sukhavati. Oh Mee Toh Fo, pancarkanlah sinar-Mu, berkatilah kami, terimalah kami untuk dilahirkan di Tanah Suci Surga Sukhavati. Dilanjutkan dengan menyebutkan Namo Oh Mee Toh Fo sebanyak-banyaknya, minimal 30x.

6. Membangkitkan 5 tekad:
Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya,
Aku bertekad menjadi manusia berguna,
Aku bertekad tidak berbuat jahat dan bodoh lagi,
Aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal,
Aku bertekad dengan segenap jiwa dan raga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

7. Selesai berdoa, berdiri tancapkan hio sambil mengucapkan di dalam hati: semoga terjadilah hendaknya atau “Dengan wangi-wangian yang semerbak harum ini, kami memuja dihadapan-Mu, semoga tercapai hendaknya."

8. Ditutup dengan mengucapkan “semoga semua makhluk berbahagia." kemudian namaskara / Pai Kui (3x).

3.1. Doa sehari-hari secara sederhana
Doa sehari-hari yang dilakukan secara sederhana, setelah dupa / hio ditancapkan, bernamaskara / pai kui 3x :
1. Dengan berdiri di atas tumpuan lutut, mengundang kehadiran- Nya : kami mengundang kehadiran Maha Maitri Maha Karuna Avalokitesvara Bodhisattva / Kwan She Im Po Sat untuk hadir disini (3x)

2. Membaca nama yang dimuliakan : "Namo Maha Maitri Maha Karuna Avalokitesvara Bodhisattva I Namo Kivan She Im Po Sat ." (3x),

3. Dengan berdiri di atas tumpuan lutut / duduk bersila / duduk di kursi membaca mantra :
Mahacundi Dharani 12x/ 27x/ 49x/ 108x (Cuen Thi Sen Cou) mantra ke-4 dari Sepuluh Mantra Pendek,

4. Doa pribadi

5. Perenungan (untuk kemajuan batin dan pikiran)

6. Membangkitkan 5 tekad :
Aku bertekad menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya,
Aku bertekad menjadi manusia berguna,
Aku bertekad tidak berbuat'jahat dan bodoh lagi,
Aku bertekad membahagiakan orang-orang yang kukenal,
Aku bertekad dengan segenap jiwa dan raga terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

7.Ditutup dengan mengucapkan “semoga semua makhluk berbahagia”, kemudian namaskara / pai kui (3x).

3.2. Doa sehari-hari secara lengkap
Apabila doa sehari-hari dilakukan secara lengkap, maka setelah dupa / hio ditancapkan, bernamaskara / pai kui 3x:
Dengan berdiri di atas tumpuan lutut, mengundang kehadiran- Nya : kami mengundang kehadiran Maha Maitri Maha Karuna Avalokitesvara. bodhisattva / Kwan She Im Po Sat untuk hadir disini (3x)
Membaca nama yang dimuliakan: Namo Maha Maitri Maha Karuna Avalokitesvara Bodhisattva I Namo Kwan She Im Po Sat (3x),

Dengan berdiri di atas tumpuan lutut/ duduk bersila / duduk di kursi membaca mantra :
Maha Karuna Dharani (Ya Pei Com)
Dasa cula mantra I 10 mantra pendek (Shi Siao Com)
Vrajnaparamita Jrirdaya Sutra (Po re po lo mi tuo sin cing)
Sukhavativyuha Dharani 3x (Wang Sen Cing Thu Sen Cou/ mantra ke- 9 dari Sepuluh Mantra pendek).
Mahacundi Dharani 12x/ 27xj 49x/ 108x (Cuen Thi Sen Couj man­tra ke-4 dari Sepuluh Mantra Pendek).
Nian Fo / Buddha Smrti sebanyak-banyaknya,

4. Meditasi : tangan membentuk mudra ketenangan, diletakkan 3 jari di bawah pusar, kedua bibir dirapatkan, lidah menyentuh langit-langit mulut, mata menatap pucuk hidung atau menatap ke bawah dengan jarak 1 meter, saat menarik napas perut dikempiskan dan melantunkan pujian Namo Oh Mee Toh Fo, saat membuang napas perut dikembungkan dan melantunkan pujian Namo Oh Mee Toh Fo.

5. Doa pribadi

6. Perenungan (untuk kemajuan batin dan pikiran)
Contoh : Semua yang terjadi dalam perjalanan hidupku berasal dari perbuatanku sendiri, yang senang maupun susah, yang disadari maupun tidak disadari; aku harus belajar menerima buah dari perbuatanku itu dan menjalankannya dengan kebaikan yang baru.

7. Dilanjutkan dengan membangkitkan tekad, contoh :
Oh Buddha, aku yakin kepada-Mu, walaupun saat ini hidupku sengsara, belum tercapai cita-citaku, aku sadar, semua ini merupakan proses dari karma buruk masa laluku yang berat.
Terima kasih kepada-Mu Buddha, yang telah mengingatkanku, sebagai manusia aku dapat menciptakan hidup yang baru. Hanya dengan karma baikku yang baru dan berlimpah-limpah aku dapat menciptakan nasib yang lebih baik dan beruntung.
Buddha aku bersujud di hadapan-Mu, aku berjanji dan bertekad dengan senang hati menjalankan kewajiban hidupku, walaupun kewajiban itu belum tentu menyenangkan, aku sadar semua itu bagian nasibku sendiri.
Oh Buddha, kuatkanlah batinku, aku mau menjadi manusia yang berguna, sekecil apapun kebaikan akan kulakukan dengan senang hati, karena aku sadar, kebaikanku yang baru dan berlimpah-limpah dapat menciptakan keberuntungan dan kebahagiaan yang baru.
Buddha, aku bertekad untuk tidak melakukan perbuatan jahat dan bodoh lagi, karena sekecil apapun perbuatan jahat dan bodoh yang baru dapat menambah penderitaanku yang baru.
Oh Buddha, aku selalu mengharap, agar orang-orang yang bertemu dengan diriku, baik yang aku kenal maupun yang aku tidak kenal, semoga semuanya bisa hidup lebih beruntung dan bahagia. Semoga semuanya bisa hidup lebih tentram 4an damai. Semoga semuanya dapat bersama-sama memasuki <cJalan yang Benar”, memasuki pintu kesucian Dharma, melenyapkan delapan penderitaan dan tiga kondisi keadaan sampai terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati.

8. Ditutup dengan mengucapkan semoga semua makhluk berbahagia, kemudian Namaskara/ Pai Kui (3x)
(Untuk lebih jelasnya perihal sembahyang secara lengkap dapat dilihat pada Buku Kebaktian Pagi dalam Bahasa Mandarin).
Bila semua itu dilakukan secara rutin selama 10 tahun atau 20 tahun terus menerus, maka kesuksesan pasti akan diperoleh, hidup bisa lebih beruntung, gembira, tentram dan damai.
Bagi orang yang baru belajar berbuat baik, alangkah baiknya bila dia dekat dengan guru/ kalyana mitra yang dapat membantunya mengatasi masalah/ problem yang dihadapi dalam menjalankan kebaikannya, agar perbuatan baik yang dilakukan tidak menghasilkan karma buruk.

(Ingat tekad tersebut harus diwujudkan dalam bentuk yang nyata).

Svaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar