Translate

Kamis, 07 Januari 2016



Raja Rusa Banyan
(Cinta Kasih)

Dahulu kala, seekor rusa yang lain daripada yang lain dan cantik, terlahir di sebuah hutan di dekat Benares, di Utara India. Meskipun ia terlahir sebesar anak kuda, tidaklah sulit bagi induknya untuk melahirkannya. Ketika bayi rusa tersebut membuka matanya, mata itu bersinar bak permata. Mulutnya semerah buah beri hutan yang merekah. Hidungnya sehitam batu bara yang basah. Tanduk mungilnya berkilat bagaikan perak. Dan warna tubuhnya keemasan, seperti senja di musim panas. Setelah ia dewasa, sekelompok 500 rusa berkkumpul bersamanya, dan ia kemudian dikenal sebagai Raja Rusa Banyan.

Sementara itu, tidak jauh dari situ, seekor rusa cantik lainnya terlahir, dengan warna seindah emas. Pada saatnya, 500 kelompok rusa yang lain datang dan mengikutinya, dan ia kemudian dikenal dengan nama Rusa Cabang.

Raja Benares pada waktu itu, suka sekali makan daging rusa. Jadi beliau dengan teratur berburu dan membunuh rusa. Setiap hari beliau berburu, beliau pasti berburu di desa yang berbeda dan menyuruh orang-orang untuk melayaninya. Mereka harus berhenti melakukan apapun yang sedang mereka lakukan, baik sedang membajak atau menuai atau apapun, dan bekerja dalam pesat perburuan Sang Raja.

kehidupan masyarakat tersebut menjadi kacau. Mereka hanya dapat menanam sedikit padi, dan pekerjaan dagang yang lainpun turut berbengkalai. Jadi mereka berkumpul bersama dan memutuskan untuk membangun sebuah lapangan rusa bagi Sang Raja, di Benares. Di sana beliau dapat berburu sendiri, tanpa harus meminta pelayanan dari masyarakat.

Jadi orang-orang tersebut membangun taman rusa. Mereka membuat danau sehungga rusa-rusa tersebut dapat minum dari sana, dan menanam pepohonan serta rerumputan sebagai makanan mereka. Ketika taman tersebut telah siap, mereka membuka pintunya dan pergi menuju hutan terdekat. Mereka mengepung Rusa Banyan dan Rusa Cabang. Kemudian dengan tongkat dan senjata serta musik yang ribut, mereka menggiring rusa-rusa tersebut menuju ke taman yang tersedia, dan mengunci pintunya.

Setelah rusa-rusa tersebut terperangkap, orang-orang tersebut datang menemui sang Raja, dan berkata, "Padi serta perdagangan kami telah rusak kerena kebutuhan pemburuan Anda. Sekarang kami telah membuat taman rusa yang menyenangkan, dimana Anda dapat berburu sendiri semau Anda. Dengan tidak membutuhkan bantuan dari kami, Anda dapat menikmati perburuan dan memakan hasilnya."

Lalu Raja pergi ke teman rusa yang baru tersebut. Di sana beliau merasa sangan senang melihat begitu banyak rusa yang ada. Sembari memandang, mata beliau terpaku pada dua ekor rusa emas yang sangat indah dan tanduknya yang telah berkembang penuh. Karena beliau mengagumi kecantikan yang tak biasa itu, beliau memberikan perlindungan hanya kepada 2 rusa tersebut. Beliau memerintahkan agar kedua rusa tersebut benar-benar aman. Tidak ada seorang pun yang boleh melukai atau membunuh mereka.

Sekali sehari Raja akan datang, dan membunuh satu rusa untuk menu makan malam beliau. Terkadang, ketika beliau sedang sibuk juru masak istana yang akan melakukan hal ini. Tubuh rusa kemudian akan dibawa ke papan pemotonga untuk kemduain dipenggal dan dimasak.

Setiap kali rusa-rusa tersebut melihat panah dan busur, mereka menjadi panik, gemetar memikirkan keselamatan mereka. Mereka berlari dengan liar, sebagian menjadi terluka dan sebagain terjatuh, banyak yang mengalami penderitaan.

Suatu ari Raja Rusa Banyan mengumpulkan kelompoknya. Ia memangil Rusa Cabang; dan dua kelompok besar rusa tersebut berkumpul bersama mengadakan rapat. Raja Rusa Banyan berkata kepada mereka, "Meskipun pada akhirnya tidak akan ada jalan untuk menghindar dari kematian, tetapi penderitaan sia-sia yang disebabkan oleh luka dan goresan karena ketakutan ini dapat dihindarkan. Karena raja hanya menginginkan satu rusa setiap harinya, biarlah satu diantara kalian terpilih setiap harinya dan menyerahkan dirinya untuk dibunuh. Hari ini dari kelompokku, dan hari yang berikutnya dari kelompok Rusa Cabang, sehingga korban yang jatuh hanya satu tiap hari".

Rusa Cabang menyetujui hal itu. Mulai saat itu, bagi yang gilirannya tiba, dengan sedih menyiapkan dirinya untuk dibunuh. Juru masak itu dapat setiap hari, dan dengan mudah membunuh korban yang telah menunggu, dan menyiapkan sebagian hidangan.

Suatu hari, tiba giliran bagi seekor rusa betina yang sedang mengandung dari kumpulan Rusa Cabang. Dengan memperhatikan nasib teman-teman yang lain dan juga anak yang sedang dikandung, rusa itu menghadap kepada Rusa Cabang dan berkata, "Tuanku, saya sedang mengandung. Tolonglah perbolehkan saya terus hidup sampai saya melahirkan anakku. Setelah itu kami akan mengisi, dan karena itu satu nyawa akan hidup lebih lama satu hari lagi".

Rusa Cabang menjawab, "Tidak, tidak bisa, aku tidak bisa mengubah urutan yang telah disetujui. Kehamilan itu adalah urusanmu, anak itu juga menjadi tanggung jawabmu. Sekarang tinggalkan aku".

Gagal memohon pada Rusa Cabang, ibu rusa iut datang menemui Raja Rusa Banyan, dan menjelaskan permohonannya. Ia menjawab dengan lembut, "pergilah dalam damai. Aku akan mengubah peraturan dalam keadaan darurat dan menggantikan giliranmu".

Maka Raja Rusa itu datang menuju tempat pemotongan, dan menempelkan leher keemasannya itu pada papan pemotongan.

Keheningan terjadi di taman rusa tersebut. Dan bahkan beberapa orang yang menceritakan cerita ini mengatakan bahwa keheningan juga terjadi di dunia lain yang tidak terlihat.

Segera juru masak istana datang untuk membunuh rusa yang telah menyediakan diri. Tetapi ketika ia melihat bahwa rusa yang berada di situ adalah salah satu rusa yang harus dilindungi, ia takut untuk menyembelihnya. Jadi ia pergi dan menemui Raja Benares.

Raja sangat terkejut, jadi beliau pergi menuju ke taman. Ia berkata kepada rusa keemasan itu, yang masih juga menggeletak di papan pemotongan, "Oh, Raja Rusa, bukankah aku telah berjanji akan mengampuni nyawamu? Apa alasanmu datang kemari seperti rusa-rusa yang lain?"

Raja Rusa Banyan menjawab, "Oh Raja para manusia, pada saat itu seekor rusa yang sedang mengandung sedang sial karena sebenarnya saat itu adalah gilirannya untuk mati. ia memohon padaku untuk mengampuni nyawanya, demi yang lain dan juga demi janin yang sedang dikandungnya. Aku tidak dapat berbuat apapun kecuali merasakan bagaimana jikalau aku yang jadi dia, aku dapat merasakan penderitaannya. Aku tidak bisa menahan kesedihanku, ketika berpikir bahwa bayi tersebut tidak akan pernah dapat melihat fajar, tidak akan pernah merasakan embun. Akan tetapi, akit tidak dapat memaksakan kematian pada yang lain, yang telah merasa lega karena hari ini bukanlah giliran mereka. Jadi, Raja yang perkasa, aku akan menawarkan nyawaku demi ibu rusa dan bayinya yang belum lahir itu. Yakinkanlah tidak ada alasan lain".

Raja Benares itu terkagum-kagum. Meskipun begitu kuat ia tidak dapat menahan air matanya bergulir di pipinya. kemudian ia berkata "Oh, tuan yang agung, Raja Rusa keemasan, bahkan di antara manusia aku belum pernah melihat seseorang seperti Anda! Begitu besar kasih Anda, membagi penderitaan dengan yang lain! Begitu murah hati, memberikan nyawa Anda bagi orang lain! Betul-betul merupakan suatu kebaikan dan cinta yang lembut bagi semua rusa kempulanmu! Bangunlah. Aku menyatakan bahwa engkau tidak akan pernah dibunuh baik olehku maupun oleh orang lain dalam kerajaanku. Demikian juga dengan ibu rusa dan bayinya tersebut".

Tanpa memindahkan kepalanya, rusa keemasan ini berkata, "Apakah hanya kami yang akan diselamatkan? Bagaimana dengan rusa-rusa yang lain di taman, teman dan saudara-saudara kami?" Raja berkata, "Tuanku, aku tidak dapat menolakmu, aku memberikan jaminan keselamatan bagi seluruh rusa yang ada di taman". "Dan bagaimana dengan rusa-rsau yang ada di luar taman, akankah mereka dibunuh?" tanya Banyan. "Tidak tuanku, aku mengampuni semua rusa yang ada diseluruh penjuru kerajaanku".

Tetapi rusa keemasan itu belum juga menegakkan kepalanya. Ia memohon, "Jadi rusa-rusa itu akan selamat, tetapi bagaimana dengan binatang berkaku empat yang lain?" "Tuanku, mulai sekarang mereka semua aman di kerajaanku". "Bagaimana dengan burung-burung? mereka juga ingin hidup". "Ya, tuanku, burung-burung juga akan selamat dari pembunuhan yang dilakukan manusia". "Dan bagaimana dengan ikan-ikan yang hidup di air?" "Bahkan ikan-ikan itu bebas untuk hidup". Dengan berkata demikian, Raja Benares memberikan perlindungan dari perburuan dan pembunuhan semua binatang di tanahnya.

Setelah memohon bagi kehidupan semua makhluk, makhluk hebat itu pun berdiri.

Pengajaran

Karena rasa belas kasih dan terima kasihnya, Raja Rusa Banyan - Sang Bodhisattva tersebut, mengajarkan kepada Raja Benares. beliau menasehati raja untuk melaksanakan 5 langkah latihan (sila), untuk menyucikan batinnya. Beliau menggambarkan hal tersebut dengan mengatakan, "Itu akan memberikan manfaat kepadamu, jika engkau menghentikan 5 perbuatan yang tidak berguna/ tidak baik. Perbuatan perbuatan tidak baik itu adalah:

Menghancurkan kehidupan/membunuh makhluk hidup karena ini tidak berbelas-kasih;
Mengambil apa yang tidak diberikan, karena ini bukan lah tindakan yang murah-hati;
Melakukan kesalahan dalam hal seksual, karean itu bukanlah cinta-kasih;
Berkata-kata yang salah, karena ini bukanlah Kebenaran;
Melemahkan batin sendiri dengan minum alkohol, karena ini menyebabkan pelanggaran terhadap keempat langkah pertama tadi."

Lebih jauh beliau menasehati raja untuk melakukan perbuatan perbuatan yang bermanfaat, yang akan memberikan kebahagiaan dalam kehidupan ini dan yang akan datang. Kemudian Raja Rusa serta semua rusa kembali ke hutan.

Setelah waktunya cukup, rusa yang mengandung tadi, yang selanjutnya tinggal dalam kelompok Rusa Banyan, melahirkan seekor anak rusa. Ia secantik bunga teratai yang sedang mekar, yang biasannya dipersembahkan kepada para dewa.

ketika anak rusa itu tumbuh menjadi rusa jantan muda, ia mulai bermain bersama rusa-rusa kelompok Rusa Cabang. melihat hal ini, ibunya berkata padanya, "Lebih baik mati pada kehidupan yang singkat dengan memiliki rasa belas-kasihan, daripada hidup dengan kehidupan yang lama dengan tanpa belas-kasih". Setelah itu, anaknya hidup dengan bahagia dalam kumpulan rusa Raja Rusa Banyan.

Satu-satunya yang merasa tidak bahagia, adalah para petani dan penduduk desa di kerajaan tersebut. Karena dengan diberiknya perlindungan oleh raja, rusa-rusa mulai tidak takut untuk memakan tanaman-tanaman atau hasil panen penduduk. bahkan mereka memakan sayur-sayuran dikebun di dalam desa dan kota Benares itu sendiri!

Sehingga penduduk memprotes kepada raja, dan meminta izin untuk membunuh setidak-tidaknya beberapa ekor rusa sebagai peringatan. Tetapi raja berkata, "Saya sendiri telah menjanjikan perlindungan yang sepenuhnya kepada Raja Rusa Banyan. Saya akan turun tahta sebelum saya melanggar janji saya kepadanya. Tak seorang pun boleh melukai seekor rusa pun!"

Ketika Raja Rusa Banyan mendengar hal ini, ia berkata kepada seluruh rusa, "Kalian tidak boleh memakan hasil panen yang merupakan milik orang lain". Dan ia memberi pesan kepada penduduk juga. Sebagai pengganti pagar, ia meminta kepada mereka untuk mengikat tandan-tandan daun sebagai batas tanah mereka. Hal ini mengawali kebiasaan di India untuk menandai tanah/pekarangan mereka dengan tandan/daun-daun yang diikat, yang melindungi mereka dari gangguan rusa hingga sekarang.

Raja Rusa Banyan dan Raja Benares, keduannya hidup dengan perasaan damai, hingga kemudian meninggal, dan terlahir di alam yang sesuai dengan amal perbuatannya.

PESAN YANG ADA:
Di manapun ia ditemukan, belas kasih adalah tanda dari suatu kebesaran/kemuliaan.

(Dikutip dari Buku Mutiara Dhamma X)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar