Translate

Senin, 04 Januari 2016


1 PERIODE MASA HANYA ADA 1 BUDDHA

Kebanyakan orang yang membaca riwayat hidup Buddha akan berpikir, bahwa Petapa Gotama membutuhkan waktu enam tahun untuk menjadi Buddha. Fakta yang sesungguhnya adalah bahwa Buddha Gotama membutuhkan waktu 4 Asakheyya Kappa ditambah 100 Maha Kappa, tak terhitung lamanya untuk mencapai Pencerahan batin Sempurna dan menjadi seorang Buddha. Hampir tidak mungkin membayangkan panjangnya waktu tersebut (1 Kappa lamanya adalah Empat Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Juta Tahun)
Dalam kehidupan ini, hanya ada satu Buddha dalam satu masa dunia dan tidak memungkinkan munculnya Buddha lain (Besarnya jasa yang dimiliki seorang Buddha tidak memungkinkan jagad raya menahan kehadiran 2 Buddha bersamaan)
Setiap Buddha memiliki 32 tanda besar : Telapak kaki rata (suppatitthita-pado). Ini merupakan satu lakkhana dari Maha Purissa. Pada telapak kakinya terdapat cakra dengan seribu ruji, lingkaran dan pusat dalam bentuk sempurna.Tumit yang bagus (ayatapanhi).Jari-jari panjang (digha-anguli)Tangan dan kaki yang lembut serta halus (mudutaluna).Tangan dan kaki bagaikan jala (jala-hattha-pado).Pergelangan kaki yang agak tinggi (ussankha-pado).Kaki yang bagaikan kaki kijang (enijanghi)
Kedua tangan dapat menyentuh atau menggosok kedua lutut tanpa membungkukkan badan.Kemaluan terbungkus selaput (kosohitavattha-guyho).Kulitnya bagaikan perunggu berwarna emas (suvannavanno).Kulitnya sangat lembut dan halus / sehingga tidak ada debu yang dapat melekat pada kulit
Pada setiap pori kulit ditumbuhi sehelai bulu roma. Rambut yang tumbuh pada pori-pori berwarna biru-hitam. Potongan tubuh yang agung (brahmuiu-gatta). Tujuh tonjolan (sattussado), yaitu pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan badan. Dada bagaikan dada singa (sihapubbaddha kayo). Pada kedua bahunya tak ada lekukan (citantaramso). Tinggi badan sama dengan panjang rentangan kedua tangan, bagaikan pohon (beringin), Nigroda. Dada yang sama lebarnya (samavattakkhandho). Indera perasa sangat peka (rasaggasaggi). Rahang bagaikan rahang singa (siha-banu).

Empat puluh buah gigi (cattarisa-danto). Gigi-geligi rata (sama-danto). Antara gigi-gigi tak ada celah (avivara-danto). Gigi putih bersih (susukka-datho). Lidah panjang (pahuta-jivha).
Suara bagaikan suara-brahma, seperti suara burung Karavika.
Mata biru (abhinila netto). Bulu mata lentik, bagaikan bulu mata sapi (gopakhumo). Di antara alis-alis mata tumbuh sehelai rambut halus, putih bagaikan kapas yang lembut. Kepala bagaikan berserban (unhisasiso).
Ajaran Buddha adalah Dhamma, dan Sangha yang menempuh kehidupan suci mengemban tanggung jawab sebagai pembelajar Dhamma dalam merealisasi Nibbana,Sangha juga ladang jasa bagi bakti umat.

Kitab yang terangkum adalah Ti Pitaka, kewajiban umat dewasa adalah melaksanakan : Pancasila dan dihari Uposattha adalah Delapan sila.
Setiap Buddha memiliki jati diri yang jelas yang dibabarkan melalui Buddha sebelumnya, Buddha Dipankara menjelaskan sebelumnya bahwa kelak pertapa Sumedha akan menjadi Buddha Sakyamuni, Ibundanya bernama Maya Devi, Ayahandanya Suddhodana, Beliau lahir di Taman Lumbini, mencapai penerangan sempurna dipohon agung Asattha, sepasang murid utamanya Kolita dan Upatissa yang terbebas dari kotoran bathin (asava) dan kemelekatan (raga), seorang Bhikkhu Ananda akan menyertai dan melayaninya,diikuti Maha Savaka (Siswa Besar), delapan puluh Siswa besar (Seperti Yang Mulia Kondanna sampai dengan Yang Mulia Pingiya) Theri Khema dan Theri Uppalavanna yang terbebas dari kekotoran bathin dan kemelekatan adalah sepasang murid utama wanitanya, Citta dan Hatthalavaka akan menjadi murid utama awam laki-laki yang melayani Buddha, sedangkan Uttara dan Nandamata menjadi murid utama awam perempuan.
Buddha membabarkan
1. Anicca (Ketidak kekalan), Anatta (ketiadaan aku), Dukkha

2. Cattari Arya SAccani (Aspek Dukkha, penyebab dan cara melenyapkanna)

3. Paticca Samuppada (Sebab Musabab penderitaan)

4 Brahma Vihara : Cinta Kasih, Belas Kasih, Turut Berbahagia atas kebahagiaan insana lain.

5. 8 Jalan utama (Pengertian Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar,
Perbuatan Benar, Pencaharian Benar, Daya-upaya Benar, Perhatian Benar, Konsentrasi Benar)
Intisari ajaran Buddha adalah : Jangan berbuat Jahat, Berbuatlah Kebajikan, Sucikan hati dan pikiran.
Dalam mempelajari sesuatu Buddha menyatakan agar kita tidak mempercayai sesuatu hanya karena kitabnya tua, pembabarnya kelihatan tua atau karena tradisi, kita hendaknya Ehi Phassiko (Menelusuri dan menyelidiki kebenarannya)

Karena tiada yang kekal didunia ini, hendaknya kita tidak menyiakan-nyiakan kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar