Translate

Selasa, 05 Januari 2016


MUTU DARI DANA

Dahulu kala seorang Raja mempersembahkan dana kepada Buddha, tetapi ia tidak mempersembahkannya sendiri melainkan dengan memerintahkan utusan untuk menyerahkannya kepada Buddha, setelah meninggal ia terlahir di Surga yang cemerlang tetapi tidak ada penghuninya. 

Penyerahan Dana kepada Bhikkhu Sangha sebaiknya diawali dengan pengambilan Sila. Disebutkan oleh Buddha bahwa ketika sang pemberi dan penerima merupakan penjunjung Moral maka perbuatan itu menjadi bernilai.

Tata cara persembahan dana yang benar :
1. Dana yang akan dipersembahkan sebaiknya berasal dari Mata pencaharian benar
2. Sang pemberi memiliki kesadaran bahwa dana untuk mendukung sang penerima dalam menjalankan kehidupan suci, bermoral dan bermutu (membabarkan Dhamma) adalah dana yang patut dipersembahkan
3. Kesadaran pada point kedua di ikuti dengan menghindari Lobha Kusala Citta (Memperhitungkan hasil Kamma seperti Prinsip Ekonomi, "Dengan persembahkan sekecil-kecilnya mengharapkan kebajikan sebesar-besarnya") beberapa insan akan mencari Bhikkhu senior dengan harapan beliau adalah pemasuk arus (Arahatta/Anagami/Sakadagami/Sotapanna) karena persembahan pada para suci wan pemasuk arus memang menghasilkan buah pahala yang sangat besar, sebaiknya setiap kali berdana ingatlah perjalanan hidup Buddha yang penuh pengorbanan, niat muncul karena Bakti, bukan karena hasrat pada surga, atau kelahiran yang bergelimang kekayaan.
4. Sikap berdana yaitu Mempersiapkan persembahan dengan baik, rendah hati, penuh rasa hormat, gembira dalam perencanaan, gembira dalam pelaksanaan, gembira mengingat bahwa berbuat baik itu berguna.
5. Menghindari kesombongan, karena telah bedana besar memandang kecil insan lain atau mengungkit persembahan yang telah diberikan sebagai Citra diri dimasyarakat
6. Jangan memborong jasa (menutup kesempatan bagi insan lain untuk berdana), tetapi bukalah ladang jasa (semisal pembuatan sumur, jalan, vihara, panti jompo, panti asuhan, rumah sakit)
7. Jika ada ketikak murnian selama proses diatas, selalu waspada dengan melaksanakan kebaktian permohonan maaf pada Buddha, Dhamma dan Sangha (Jangan mencemooh kesalahan pihak lain, lihat pada diri sendiri perbaiki diri dengan benar)
8. Jangan lupa setiap dana dipersembahkan, limpahkanlah jasa tersebut pada seluruh mahluk hidup

Selalu ingat Dana dan buah Jasanya dipengaruhi oleh niat seseorang, bukan karena ukuran, besar dan popularitas melainkan
1. Pandangan benar, seakan yang menyumbang besar akan mendapatkan hasil besar (Ingatlah dahulu ada kisah seorang fakir miskin yang mendengar Buddha akan melewati desanya, ia telah beberapa hari tidak makan dan baru menemukan sepotong kue, karena bakti yang besar kue itu dipersembahkan kepada Buddha dengan pikiran "Buddha sungguh sosok agung yang tiada tara, beliau sang pembabar Dhamma yang membawa kebahagiaan dan melatih diri dalam waktu lama, SUDAH SEPATUTNYA saya BERBAKTI, setelah persembahan itu ia meninggal kelaparan tetapi diliputi kebahagiaan dan terlahirlah ia kealam surga sebagai seorang Raja yang cemerlang) 
2. Penuh bakti dan Berbahagia (Seorang pembantu yang diliputi keharuan tiada tara melihat keagungan Ratunya dalam mempersembahkan vihara kepada Buddha, ia sangat bergembira karenanya, setelah meninggal sang pembantu terlahir bertetangga dengan Ratunya karena sikap mudita citanya ia juga memiliki istana yang besar)
3. Bijaksana dalam Berdana (Ingat pendapatan harus disimpan beberapa bagiannya, yang lain untuk usaha, untuk ongkos dan hal tak terduga)

Semoga Semua Mahluk Berbahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar