(Kisah perlunya Rasa Malu pada kejahatan)
Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berdiam di Jetavana, tentang seorang saudagar kaya, teman dari Anāthapiṇḍika (Anathapindika)
Di dalam kisah ini, ketika saudagar dari Benares diberitahukan bahwa para pengikut dari saudagar asing tersebut merampas harta bendanya dan setelah itu mereka lari menyelamatkan diri, ia berkata, “Karena mereka lalai untuk melakukan hal yang wajib untuk mereka lakukan kepada orang asing yang datang kepada mereka, maka mereka tidak akan menemukan siapa pun yang bisa melakukan hal yang baik kepada mereka.”
Dan setelah mengatakan itu, ia mengucapkan syair-syair berikut:
Ia yang mengurangi rasa hormat,
ketika memainkan perannya sebagai seorang pelayan,
membenci dirimu di dalam hatinya,
sedikit berbuat (kebajikan), banyak berbicara—
maka teman yang demikian tidaklah seharusnya dimiliki.
Anda harus dengan sungguh-sungguh
JANGAN menjanjikan apa yang TIDAK SANGGUP Anda lakukan;
Orang bijak akan memandang dengan sebelah mata terhadap ORANG YANG MEMBUAL
Tidak seharusnya seseorang CURIGA TANPA ALASAN
atau TIDAK MENCARI penjelasan DENGAN TELITI
Seorang teman seharusnya menaruh kepercayaan kepada temannya, seperti seorang anak kepada air susu ibunya,
dan tidak pernah, disebabkan oleh perkataan dari orang asing,
menjadi terpisah dari temannya.
Ia yang menggerakkan RODA PERSAHABATAN DENGAN BAIK
akan mendapatkan KEBAHAGIAAN dan KEHORMATAN
Sedangkan ia yang mencicipi kebahagiaan dalam kesendirian,
mendapatkan buah manis dari kebenaran—
ia hanya tahu melepaskan diri dari belenggu keburukan dan penderitaan
Demikianlah Sang Mahasatva, merasa tidak suka berhubungan dengan teman-teman yang jahat, dengan kekuatan penyendiriannya
Setelah Sang Guru menyelesaikan uraian ini, Beliau mempertautkan kisah kelahiran ini: “Pada masa itu, saya sendiri adalah saudagar dari Benares.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar