Translate

Kamis, 07 Januari 2016


  • Hukum Ketidakkekalan ...


  • Buddha selalu mengingatkan para pendengarnya bahwa segala sesuatu adalah tidak tetap/permanen, termasuk kehidupan. Segala sesuatu selalu berubah. Beliau selalu mengajak pengikutnya untuk mengamati dan bermeditasi sehingga mereka dapat mengenali ketidakkekalan itu sebagai pengalaman awal.

    Mari kita mencoba beberapa pengamatan. Dari manusia hingga materi dunia, tidak ada satu pun yang tidak berubah. Di dalam tubuh manusia, sel-sel membelah, tumbuh dan mati secara terus-menerus. 
    Melalui berbagai proses, sel-sel mentransformasikan sebuah sel telur dan sebuah sel sperma menjadi seorang bayi yang lucu, seorang bayi menjadi remaja; seorang remaja menjadi seorang perempuan muda yang cantik; seorang perempuan muda menjadi seorang istri yang lembut dan seorang Ibu yang menawan hati; kemudian, semua karakteristik kecantikan dari suatu kehidupan yang energik dengan cepat akan memudar dan digantikan oleh sesosok manusia yang rapuh dan tidak cantik menunggu saat-saat kematian tiba. 
    Sungguh menyedihkan dan sesaat hidup ini! Bahkan di Amerika, walaupun perkembangan obat-obatan dan teknologi dapat memperpanjang kehidupan menjadi lebih dari 100 tahun, manusia tidak dapat tetap kuat dan terbebas dari penyakit. Semua orang yang tua ingin berlalu dari tahun-tahun mereka yang sudah tidak produktif. Demikianlah Hukum Ketidakkekalan ini berlaku untuk semua makhluk. Tidak ada yang dapat lepas dari hukum ini karena hukum ini adalah kebenaran yang mutlak.

    Atau, lihatlah sebuah mobil keluaran terbaru. Tidak peduli betapa pun perawatan Anda pada mobil Anda, setelah tiga sampai lima tahun, mobil tersebut akan menunjukkan tanda-tanda kekusaman dan kerusakan. Akhirnya, mobil tersebut akan menjadi rongsokan.

    Dan lihatlah pada segala jenis hubungan. Tidak ada satu pun yang akan bertahan selamanya. Seiring berjalannya waktu, tetangga kita akan pindah, persahabatan musnah, bahkan pertalian keluarga akan meregang dan begitu juga hubungan perkawinan yang saling mencintai.


  • Kita menderita karena kita tidak mengerti ataupun mengakui keberadaan hukum itu. Kita berharap untuk awet muda, terhindar dari kesakitan dan kematian. Kita mengeluh ketika kita sakit dan takut ketika kematian datang mendekat.

    Atau, kita ingin selalu menjadi kaya, menjalani hidup dalam kenyamanan dan kepuasan, memiliki keluarga yang bahagia dengan seorang suami yang tampan atau istri yang cantik dan anak-anak yang pintar. Kita takut pada kesengsaraan dan perubahan apa pun.

    Dengan alasan itu, beberapa dari kita datang ke hadapan Buddha, bukan untuk mendapatkan kebenaran dalam ajarannya melainkan meminta agar Buddha mengabulkan apa yang kita inginkan. Tidak heran jika banyak orang menjadi lebih serakah dan sengsara, meskipun kenyataannya mereka sering mengunjungi wihara.

    Sebaiknya kita memahami dan mengenali Hukum Ketidakkekalan, kita dapat mengubah perspektif kita terhadap kehidupan. Kita akan menerima kehidupan apa adanya, tidak peduli perubahan atau kesengsaraan apa pun yang kita hadapi. Itulah ajaran Buddha. 
    Kita akan berani dan bijaksana dalam segala situasi dan lebih simpati terhadap orang lain. Kita tidak akan pernah lagi menangis ketika menghadapi suatu kecelakaan, kesakitan, atau bahkan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar