Translate

Rabu, 30 Desember 2015


Dewa juga sulit menemukan seorang Manusia Berakhlak Mulia

Ada sebuah cerita mengenai Lu Dongbin menjadi Dewa, dan hendak mewariskan kekuatan gaibnya kepada seorang murid yang tidak mempunyai sifat serakah. Untuk menemukan murid yang sesuai dengan kriterianya, Lu Dongbin memikirkan sebuah rencana dan merubah dirinya menjadi seorang tua yang menjual kue bola manis. Ia memasang satu tulisan di kiosnya: “Satu koin satu kue bola, dua koin makan sepuasnya”.
Banyak orang datang makan kue bolanya hari itu, tetapi tidak ada yang membayar satu koin untuk satu kue bola, semua memilih dua koin agar dapat makan sepuasnya. Hari semakin larut, tiba-tiba datang Seorang anak muda dan membayar satu koin, memakan satu kue bola manis, lalu segera meninggalkan tempat.
Lu Dongbin merasa senang dengan pembeli tersebut, lalu ia berusah mengejarnya dan bertanya pada orang itu, “Mengapa Anda tidak membayar dua koin dan bisa makan sepuasnya?”
Anak muda itu menjawab dengan menyesal, “Saya hanya mempunyai sisa satu koin saja.”
Mendengar jawaban anak muda tersebut, Lu Dongbin mendesah dan terbang ke langit. Setelah itu ia tidak pernah menerima seorang murid pun sepanjang hidupnya. Bahkan seorang dewa pun sulit menemukan seseorang yang tidak rakus dan tidak mempunyai keinginan.
Di dalam kehidupan sehari-hari, semua orang sibuk memikirkan untuk bertahan hidup dan berusaha untuk hidup lebih baik,hanya ada sedikit orang yang mau berpikir mengapa semua berjalan seperti demikian. Alasannya sangat sederhana, karena kehidupan telah membuat manusia terbawa oleh keinginan yang berlandaskan nama baik dan kepentingan diri sendiri. Nama baik adalah sesuatu yang hampa dan bisa memuaskan kesombongan seseorang, sedangkan kepentingan diri sendiri adalah sesuatu yang nyata serta memuaskan keinginan dan kebutuhan kita.
Manusia demi kebutuhan hidupnya, lambat laun telah menjadi egois dengan selalu berpikir pada pencapaian terpenuhinya kebutuhan untuk kepentingan diri sendiri, yang kemudian berubah makin lama menjadi semakin besar. Tanpa disadari keinginannya menjadi sangat melambung dan pikiran mereka menjadi bodoh dan semakin kacau balau.
Manusia tidak ingin menanggalkan keinginannya dan ingin mendapatkan kepentingan diri sendiri lebih dan lebih banyak lagi. Seseorang mungkin saja mempunyai banyak rumah besar, tetapi orang tersebut hanya butuh satu ranjang untuk tidur. Seseorang mungkin saja mempunyai banyak mobil mewah, tetapi dia hanya bisa naik satu mobil setiap kali.
Berbeda dengan seorang Kultivator, yang senantiasa berusaha mempunyai standar yang lebih tinggi. Mereka terus berusaha meningkat sampai level di atas orang biasa dan mempertahankan kemurnian seperti bunga lotus yang mekar di atas kolam berlumpur.
Kultivasi berarti melepaskan segala jenis keinginan dan keterikatan hati. Mereka harus terus berasimilasi pada Sejati; Baik; Sabar, sampai mencapai pemahaman yang benar dari arti tidak mementingkan diri sendiri dan mengutamakan orang lain terlebih dahulu, dan terus meningkatkan kultivasi hingga mencapai kesempurnaannya.
Sumber : minghui.org; erabaru.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar