Translate

Jumat, 04 Desember 2015

Seseorang manusia yang mampu dalam hal materi, belum tentu mampu untuk menghadapi sejumlah kenyataan hidup yang tiap saat bisa aja datang menghampiri dirinya. 

Begitu juga dengan orang yang kurang mampu dalam soal materi, juga akan kerepotan dalam menghadapi kenyataan menjalani kehidupan ini.

Jadi mungkin hanya orang yang dapat berpikir secara bijak aja yang mampu untuk menghadapi segala kenyataan dan masalah hidup yang kapan aja bisa datang menghampiri dirinya,
karena seseorang yang bijak akan bisa senantiasa menilai dan mempertimbangkan dari segala sisi terhadap masalah yang akan dihadapi maupun yang akan di jalaninya. Seperti dalam kisah ini.

Ada seorang cowok anggap saja namanya Chong, 22 tahun. Dia dari keluarga yang mampu ( tidak kaya berlebihan ) tampangnya tidak terlalu jelek untuk menarik seorang wanita. Dia punya pacar yang anggap saja namanya jenny. 

Mereka menjalin cinta sejak masih kuliah di salah satu kampus terkemuka di kota kelahiran Chong. Saat ini mereka telah menjalani masa pacaran selama hampir 2 tahun, dan Chong pun telah bekerja. Begitu juga Jenny yang kebetulan tempat mereka bekerja di kota yang sama, yaitu Jakarta.

Hampir 1 tahun telah mereka lewati bersama dengan bekerja di perantauan sejak mereka lulus dari bangku perkuliahan. Meski hanya sebagai karyawan kontrak tapi gaji dan karir mereka lumayan bagus. Maklum, mungkin karena kampus yang dulu tempat mereka kuliah sudah tidak diragukan dan cukup terkenal. Bukan tak ingin menikah dan hanya menjalin hubungan tanpa status saja. Sebenarnya chong ingin sekali menikahi jenny sejak lulus dari kuliah karena cintanya kepada putri yang sangat besar dan tulus. Tetapi kadang rencana tidak selalu sama seperti apa yang ada dalam fikiran kita
.
Singkat cerita, karena chong merasa cintanya yang besar kepada jenny mengalami banyak hambatan dan Saat itu chong ingin sekali menikah. Akhirnya dengan segala tekad dan niat maka dia pun menikahi jenny dengan segenap cintanya yang tulus
.
Hari demi hari mereka lalui dengan penuh tawa dan kebahagiaan layaknya pengantin baru yang sedang diselimuti indahnya cinta, seakan akan dunia milik mereka. Tak terasa 1 tahun telah berlalu dan berhasil mereka lewati. Dari sini masalah demi masalah mulai menyapa kehidupan mereka yang indah.

Suatu pagi Jenny merasakan sakit perut dan mual-mual, setelah dilakukan pemeriksaan dokter ternyata……..Sang dokter memberikan selamat kepada Chong dan mengatakan bahwa “Selamat Pak anda akan menjadi seorang ayah, semoga ini bisa menjadi anugerah bagi anda berdua”, ucap sang dokter.

Mereka tersenyum bahagia seakan-akan mendapatkan undian berhadiah yang tidak ternilai harganya. Hari demi hari dilalui dengan kehadiran si kecil, mereka bahagia. Tanpa mereka sadari bahwa mereka belum mampu menerima anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada mereka.

Bahwa rumah yang mereka huni masih kontrak dan status mereka di perusahaan tempat mereka bekerja masih non permanent. Dengan pendapatan yang mereka punya yang hanya cukup untuk menabung dan membayar kreditan motor.

Suatu hari musibah yang tidak diharapkan terjadi. Chong mendapat panggilan dari bosnya bahwa dia di PHK karena perusahaan tempat dia bekerja terpuruk dan harus mengurangi karyawan. Disaat yang bersamaan juga anaknya harus mulai mengenal lingkungan dan pendidikan (masuk sekolah) meski hanya tinggkat TK (Taman kanak-kanak). Pemasukan sementara hanya dari peenghasilan sang istri smentara Chong masih mencari lowongan kerja baru sebagai gantinya.

Hari demi hari mereka terlihat semakin tersiksa dan hidup yang mereka jalani penuh dengan kesedihan dan juga penat.

Hikmah yang bisa kita ambil dari sepenggal cerita diatas adalah :
“Janganlah terlalu gegabah dalam mengambil keputusan dan pastikan bahwa apa yang akan kamu ambil sesuai dengan kemampuan anda”.

“Berfikirlah lebih panjang demi masa depan anda yang lebih baik, fikirkan segala resiko yang akan anda hadapi dengan keputusan yang anda ambil”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar