Translate

Rabu, 02 Desember 2015



Pada dinasti Qing, Di bagian timur Hubei ada seorang wanita bermarga Shi yang suaminya telah meninggal sangat berbakti kepada ibu mertuanya, setiap pagi bangun tidur memasak sarapan, menyapu dan mengepel. Setelah itu dia akan ke kamar mertuanya mengucapkan selamat pagi dengan membawa sebuah baskom berisi air untuk mertuanya mencuci muka dan dua butir telur rebus diletakkan di atas meja kamar mertuanya, semua ini sudah merupakan kebiasaannya.

Suatu pagi, dia membuka pintu kamar mertuanya masuk kedalam kamar, dia melihat dibawah tempat tidur mertuanya ada sepasang sepatu pria, dia sangat terkejut, maka dengan diam-diam keluar dari kamar dan menutup pintu kamar. Tetapi mertuanya sudah melihat dia, karena malu untuk bertatap wajah dengan menantunya, lalu menggantung diri bunuh diri.

Kepala desa menuduh bahwa menantu wanita itu yang telah menyiksa mertuanya sampai mati demi mendapatkan warisan. Oleh karena wanita marga Shi itu khawatir skandal mertuanya terbongkar, membuatnya tidak mau membela diri. Setelah masalah itu sampai di pengadilan, akhirnya menantu tersebut dijatuhi hukuman mati. Namun untuk sementara dia dijebloskan ke penjara, karena ini adalah kasus yang diadili oleh mantan hakim.

Kemudian, terjadi penggantian hakim Zhang. Ketika hakim Zhang melihat tahanan wanita yang menunggu eksekusi mati, ia melihat wanita tersebut terlihat sangat tenang dan anggun, bertutur kata sangat sopan dan begitu penolong.

Hal ini tentu membuatnya curiga dan yakin bahwa wanita itu mungkin difitnah karena tidak mungkin wanita itu dapat menyiksa mertuanya sampai mati.

Hakim Zhang mengatakan: “Anda pasti difitnah, saya bisa membantu Anda mencari fakta yang sebenarnya. Tetapi jika Anda tidak mau menyatakan kebenarannya, maka nyawamu tidak akan bisa bertahan. ..” namun menantu ini tidak mau berucap sepatah kata pun.

Hakim Zhang sangat curiga kasus ini, selama beberapa hari dia terus memikirkan kasus tersebut, dalam hati kecilnya dia merasa pasti wanita ini tidak bersalah. Semalaman ia berpikir, keesokan harinya dia mendapatkan akal.

Di pengadilan ada seorang petugas yang memiliki istri sangat galak dan hal tersebut telah diketahui oleh semua orang.

Hakim Zhang tiba-tiba memanggil petugas tersebut dan mengatakan: “Saya akan menugaskan Anda pergi ke kabupaten melakukan suatu hal, Anda sekarang pulang ke rumah untuk berkemas, lalu segera kembali ke kantor mengambil dokumen untuk dibawa ke kabupaten.” 

Tidak lama kemudian, petugas tersebut kembali ke kantor. Hakim Zhang tiba-tiba marah berkata : “Anda tinggal di rumah terlalu lama, sehingga pekerjaanmu tertunda. Pasti istrimu yang membuat Anda tertunda, ia tidak tahu betapa pentingnya tugas negara, saya harus menghukumnya di penjara selama seminggu.”

Hakim Zhang segera menghukum istri pegawai itu, dan memasukkannya ke dalam penjara, dipenjarakan satu sel dengan wanita Shi yang dituduh membunuh mertuanya.

Istri petugas tersebut sepanjang malam memaki dan mengutuk, bagaimana orang bisa menghormati hakim seperti itu. Wanita Shi tersebut mendengar dia memaki terus, tiba-tiba berkata: “Dunia ini mana ada keadilan? seperti saya ini yang menanggung ketidakadilan sampai mati, dan tidak berani mengatakannya, dipenjara lima hari hanyalah masalah kecil, mengapa tidak menutup mulut dan diam saja?”

Hakim Zhang diam-diam mengutus orang bersembunyi di jendela untuk menguping. Orang tersebut setelah mendengar perkataan tersebut, lalu melaporkan kepada hakim Zhang. Hakim Zhang sangat gembira.

Keesokan paginya dia menyuruh wanita Shi dan istri petugas bersama-sama ke pengadilan, mempertanyakan perkataan yang didengarnya tadi malam. Oleh karena diidengar dua orang, maka wanita Shi tidak bisa lagi menyembunyikannya. Hakim Zhang yang menyelidiki dengan cermat, akhirnya memahami kebenaran, sehingga merehabilitasi kasus ini dan melepaskan wanita Shi.

Hakim Zhang dengan diam-diam memberi hadiah kecil kepada istri petugas dan meminta maaf kepadanya serta membiarkan dia pulang. Setelah peristiwa tersebut terbongkar, hakim Zhang dikagumi oleh seluruh rakyat.

Jika hakim Zhang mengikuti keputusan mantan hakim terdahulu dan langsung mengeksekusi, maka wanita ini akan mati dengan sia-sia, tentu tidak diragukan lagi mertuanya di neraka akan menjalani hukuman yang semakin berat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar