Translate

Rabu, 21 Oktober 2015

Kisah Raja Erakapatta

Ada seekor raja naga bernama erakapatta. Dalam salah satu kehidupannya yang lampau sewaktu masa buddha kassapa ia telah menjadi seorang bhikkhu untuk waktu yang lama. Karena kegelisahan ( kukkucha ) terhadap pelanggaran kecil* yang telah diperbuatnya, ia terlahir sebagai seekor naga. Sebagai seekor naga, ia menunggu munculnya seorang buddha baru. Erakapatta memiliki seorang putri yang cantik, dan melalui putrinya itu ia bertujuan menemukan sang buddha. Ia mengumumkan bahwa siapapun yang dapat menjawab pertanyaan sang putri berhak memperistrinya. Dua kali dalam sebulan, erakapatta mrnyuruh putrinya mencari di tempat terbuka dan menyanyikan pertanyaan-pertanyaannya. Banyak pelamar yang datang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya dan berharap memilikinya, tetapi tidak seorangpun dapat memberikan jawaban yang benar.

Suatu hari, melalui kekuatan mata-batinnya, sang buddha nampak seorang pemuda yang bernama uttara. Beliau juga mengetahui bahwa si pemuda akan mencapai tingkat kesucian sotapatti, sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh putri erakapatta, sang naga. Waktu itu si pemuda telah betangkat dalam perjalanannya untuk bertemu dengan putri erakapatta. Sang buddha menghentikannya dan mengajarinya bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ketika sedang diberi pelajaran, uttara mencapai tingkat kesucian sotapatti. Sekarang di saat ia telah mencapai tingkat kesucian sotapatti, ia tidak lagi memiliki keinginan terhadap putri erakapatta. Bagaimanapun uttara tetap pergi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk kebaikan bagi para makhluk.

Keempat pertanyaan pertama adalah sebagai berikut :
1. Siapakah penguasa ?
2. Apakah seseorang yang diliputi oleh kabut kekotoran batin dapat disebut seorang penguasa ?
3. Penguasa apakah yang bebas dari kekotoran batin ?
4. Orang yang seperti apakah yang disebut bodoh ?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas adalah :
1. Ia yang mengontrol keenam indera adalah seorang penguasa.
2. Seseorang yang diliputi oleh kabut kekotoran batin tidak dapat disebut seorang penguasa; ia yang bebas dari kemelekatan disebut seorang penguasa.
3. Penguasa yang bebas dari dari kemelekatan adalah yang bebas dari kekotoran moral.
4. Seseorang yang menginginkan kesenangan-kesenangan hawa nafsu adalah yang disebut bodoh.

Mendapat jawaban yang benar seperti di atas, putri naga kemudian menyanyikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan arus hawa nafsu, kehidupan berulang-ulang, pandangan-pandangan salah dan ketidaktahuan dan bagaimana dapat menanggulanginya. Uttara menjawab pertanyaan-pertanyaan ini seperti yang telah diajarkan oleh sang buddha.

Ketika erakapatta mendengar jawaban-jawaban ini, ia tahu bahwa seorang buddha telah muncul didunia ini. Sehingga ia meminta kepada uttara untuk mengantarkannya menghadap sang buddha. Saat melihat sang buddha, erakapatta menceritakan kepada sang buddha bagaimana ia telah menjadi seorang bhikkhu selama masa buddha kassapa, bagaimana ia tidak sengaja menyebabkan sebilah pisau rumput patah ketika ia sedang naik perahu, dan bagaimana ia sangat khawatir karena ia tidak melakukan pengakuan atas kesalahan kecil tersebut sebagaimana mestinya, dan akhirnya bagaimana ia terlahir sebagai seekor naga.

Setelah mendengarnya, sang buddha mengatakan kepada sang naga, betapa sulit untuk dilahirkan di alam manusia, dan untuk dilahirkan pada saat munculnya para buddha atau selama para buddha mengajar.

Kemudian buddha membabarkan syair berikut :

Sungguh sulit untuk dapat dilahirkan sebagai manusia,
Sungguh sulit kehidupan manusia,
Sungguh sulit untuk dapat mendengarkan ajaran benar,
Begitu pula, sungguh sulit munculnya seorang buddha.

Khotbah diatas bermanfaat bagi banyak makhluk. Erakapatta sebagai seekor hewan tidak dapat mencapai tingkat kesucian sotapatti.

Catatan :

* kenapa hanya mematahkan daun rumput saja bisa menjadi seekor naga ?

Ceritanya, erakapatta sewaktu menjadi bhikkhu di kehidupan lalunya, sedang naik perahu disungai gangga, lalu memegang daun tumbuhan yang tumbuh di tepi sungai, tetapi ia tidak segera melepaskannya sehingga bersamaan dengan melajunya perahu, daun rumput/ tanaman itu menjadi robek/ rusak. Hal ini termasuk pelanggaran kecil vinaya kebhikkhuan.

Ternyata bhikkhu ini tidak melakukan pengakuan dan karenanya tidak didisiplinkan sebagaimana mestinya, dan ketika ia menjelang ajal, timbullah dalam dirinya rasa kegelisahan yang teramat besar karena dia tidak mengakui pelanggaran tersebut. Akibat pikiran yang buruk yang kacau ini pada saat menjelang ajal, maka ia terlahir kembali menjadi naga.

√ naga bisa bersalin rupa mengambil wujud sebagai manusia. Naga-naga ini berada di bawah komando virupakkha, salah satu dari empat raja dewa di catummaharajika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar