Translate

Kamis, 22 Oktober 2015

Nan hua zheng jing bab 8



Bab 8 : mencari tao

Ayat 1 : kaisar kuning berkonsultasi kepada guang cheng zi tentang tao

Selama 10 tahun huang ti membimbing rakyatnya. Ketika didengarnya guang cheng zi telah mencapai tao agung, ia mengunjungi gunung.

Huang ti bertanya kepada guang cheng zi :
Aku ingin menggunakan inti surga dan bumi untuk menyelaraskan yin dan yang guna mematangkan tanamam dan membentuk watak rakyatku.

Guang zheng zi berkata :
Keinginanmu mematangkan tanaman dengan tao bisa menghancurkan, tahukah kamu bahwa kebajikan manusia untuk mengubah sesuatu bagaikan menarik tunas untuk tumbuhnya ?

Mendengar ini hati huang ti hancur, ia turun tahta dan menjadi pertapa ditempat terpencil.
Ia berpikir dalam hati : bagaimana aku menjaga jiwaku untuk hidup lama ? Tao agung dari alam kekacauan, tak terang / gelap.

Jangan melihat dengan matamu, jangan mendengar dengan telingamu / berpikir dengan hatimu. Satukan tubuh dan pikiran, capai tahap mati raga, ikuti jalan alam dan menyatulah dengannya. Inilah inti tao tertinggi yang tak dapat dicapai oleh sembarang orang.

Ayat 2 : teman alam

Zhuang zi berkata :
Inti manusia sempurna yang mengikuti kebijaksanaan alam bagaikan hubungan antara tubuh dan bayangannya dan hubungan antara suara dan gema bagaikan pertanyaan yang dijawab dan perasaan yang ditanggapi.

Karena tubuh dan alam adalah satu, ketika berhenti ia tak bersuara. Ketika bergerak ia tak berjejak. Namun demikian ia mampu membawa dunia yang berada dalam kebinggungan kembali ke tao agung.

Mereka yang percaya pada keberadaan diri adalah orang yang hidup dari tiga dinasti ke depan. Mereka yang tak percaya adalah teman alam.

Sikap tidak mementingkan diri sendiri sesuai dengan tao alam. Tubuh manusia merupakan perubahan alam. Jika kamu mencoba memilikinya, berarti mementingkan diri sendiri dan sangat pribadi.

Ayat 3 : orang tus yang membuat roda

Dulu ketika adipati huan sedang membaca di aula, pian si pembuat roda membuat roda di halaman.

Setelah tugasnya selesai pian mendekati adipati huan dan bertanya : boleh kutahu buku apa yang anda baca ?

Adipati huan berkata : aku membaca kata-kata orang bijak.

Pian bertanya lagi : masih hidupkah mereka ?

Adipati huan berkata : tidak.

Pian berkata sambil tertawa : ha ! Ha ! Ha ! Jadi yang anda baca adalah buangan orang meninggal.

Sang adipati itu marah dan berkata : apa katamu ? Katakan alasanmu kalau tidak kamu akan kuhukum mati.

Pian berkata : jangan marah yang mulia. Saya seorang pembuat roda dan menggunakan proses pembuatan roda sebagai kiasan. Ketika saya memahat roda dengan cepat, saya menghemat tenaga tapi rodanya tidak bundar. Kalau lambat saya menggunakan banyak tenaga tapi rodanya bundar. Keahlian membuat roda terbaik bukan cepat / lambatnya, tapi dengan kekuatan yang benar. Tapi saya tidak bisa menurunkan keahlian ini pada putraku, karena itu saya masih membuat roda diusia 70 tahun.

Jadi kebijakan orang bijak tidak bisa diturunkan, karena itu bukankah buku yang anda baca merupakan buangan dari yang meninggal ?

Seniman hanya bisa mengajarkan aturan dasar, bukan rahasia suksesnya. Ahli pedang hanya mengajarkan gaya dasar bukan keahliannya. Orang pandai selalu menilai kata-kata dalam buku dan tidak mengetahui bahwa yang tersirat lebih berharga, itulah sebabnya orang yang mengingat cerita bukanlah pembaca yang baik.

Jadi guru dan kitab hanya sebuah teori dasar sebagai arahan, tetapi inti dan kebenaran serta keahliannya harus dipelajari dan ditemukan serta dibuktikan sendiri. Tidak ada guru / kitab yang meskipun dikatakan bisa menjadikan orang menjadi dewa, tidak akan bisa. Karena itu semua teori dasarnya saja, yang bisa adalah dirimu sendiri.

Ada pepatah yang berkata :
Orang yang mempelajari bentuk dan kulitnya saja ia takkan tahu rasa dan intinya, ia akan berkata-kata meniru orang lain tanpa tahu bagaimana sebenarnya. Jadi guru yang baik adalah guru yang membiarkan para muridnya mencari sendiri kebenaran dari ajarannya, bukan memaksa muridnya mempercayai apa yang dikatakan tanpa mencari kebenaran.

Ayat 4 : langit dan bumi, matahari dan bulan

Zhuang zi berkata :
Apakah langit bergerak ? Apakah bumi diam ? Apakah matahari dan bulan bergantian bersinar ? Apa yang mengatur langit dan bumi ?  Matahari dan bulan ? Apakah awan untuk membuat hujan ? Atau sebaliknya ? Semua itu alami.

Alam bergerak alami dan tidak pernah berpura-pura itulah tao alam yang sebenarnya.

Ayat 5 : burung camar dan burung gagak

Kong hu cu mengunjungi lao zi untuk berdiskusi tentang kebaikan dan kebenaran. Kong hu zu bertanya kepada lao zi tentang konsep kebaikan dan kebenaran.

Lao zi berkata :
Putihnya burung camar bukan karena ia mandi setiap hari. Hitamnya burung gagak bukan karena ia dicelup setiap hari. Hitam dan putih adalah alami, kamu tidak bisa mengatakan ini bagus dan itu tidak bagus. Kamu membedakan baik dan buruk dengan konsep kebenaran. Bagi manusia yang mengerti tao, kamu membuat k:
esalahan seperti burung gagak dan burung camar.

Jangan coba-coba memaksakan pikiranmu kepada orang yang tidak berpikiran sama ini karena akan membuatmu dianggap egois dan selalu memaksakan kehendak. Meskipun kamu dan orang itu saling mencintai bila tidak ada persamaan pikiran dan saling memahami ini tidak akan berlangsung lama dan tidak lama lagi terjadi saling memaksa dan terjadi perpisahan.

Ayat 6 : kong hu cu melihat naga

Setelah bertemu lao zi, kong hu cu tetap tinggal selama tiga hari.
Para muridnya bertanya kepada kong hu cu :
Guru, apa yang anda ajarkan kepada lao zi ?

Kong hu cu berkata : aku melihat naga, ia mengikuti arah yin dan yang dan tak pernah berubah. Aku terpesona, bagaimana aku bisa mengajarnya.

Bagi kong hu cu, lao zi telah mencapai tao alam dan memiliki kapasitas tak terbatas untuk berubahan. Kata-kata menjadi tidak berarti bila berhadapan dengan orang tao, karena orang tao tidak melakukan perbuatan yang tidak benar dan ia hanya mengikuti alam yang sebenarnya.

Itu sebabnya ada pepatah yang mengatakan :
Orang tao tidak dapat dikalahkan dan tidak pernah menang, ia dapat kelihatan mudah terkalahkan tetapi sangat sulit dikalahkan. Yang berusaha mengalahkan akan kalah, yang berusaha memaksakan kehendaknya malah mengikuti. Bagaikan berhadapan dengan bayangan diri sendiri. Merasa kenal dengan baik ternyata yang dilawan adalah bayangan dari diri sendiri. Merasa sangat dekat tetapi bila diserang merasa sangat jauh. Inilah ajaran tao yang seperti bulan memantulkan cahaya matahari. Ia tidak menambah dan mengurangi cahaya pantulan matahari kepadanya.

Ayat 7 : jangan mencocok hidung sapi jantan

Zhuang zi berkata :

Dewa sungai kuning bertanya kepada dewa laut utara :
Apakah alam ? Apakah perbuatan manusia ?

Dewa laut utara berkata :
Sapi jantan dan kuda memiliki empat kaki, ini alam. Kuda diberi pelana, tali kekang dicocokan ke hidung sapi jantan, itu perbuatan manusia.

Pengetahuan, etika dan hukum buatan manusia bertentangan dengan alam. Sama dengan mencocok hidung sapi jantan dan mempelanai kuda. Manusia aslinya dapat tahu kalau perbuatannya salah, tetapi harus dengan pengalaman pahit dulu ia baru sadar. Maka dibuatlah etika, pengetahuan dan hukum agar manusia tidak perlu mengalami hal tersebut.

Ayat 8 : angin dan ular

Zhuang zi berkata :
Nao adalah makhluk berkaki satu dan xian mempunyai seratus kaki.

Nao bertemu xian dan berkata :
Aku lebih cocok berjalan dengan satu kaki, bagaimana caranya mengatur kaki yang banyak itu ?

Xian berkata sambil pergi :
Aku meluncur dengan bantuan alam, mudah saja.

Ketika itu xian bertemu ular dan bertanya :
Aku bergerak dengan banyak kaki, tapi masih tertinggal oleh kamu yang tidak berkaki, mengapa ?

Ular itu menjawab :
Aku bekerja sesuai cara alam, aku tidak perlu kaki. Angin tidak berbentuk, tapi datang dan pergi seenaknya, hebat bukan ?

Angin itu berkata : ya, aku bergerak cepat dengan cepat, tapi mata hebay dariku. Mereka hanya melihat dan sampai ketujuan. Tapi hati lebih hebat, hanya berpikir dan sampai ketujuan, tapi aku bisa merobohkan pohon dan rumah, inilah aku.

Alam mempunyai kegunaan yang berbeda bagi kita, tidak ada yang lebih besar / lebih kecil. Dari alam kita dapat mendapatkan sesuatu yang tidak ada dimanapun yaitu kebersamaan dan keteraturan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar