Translate

Jumat, 30 Oktober 2015

SIAPAKAH AKU?


Siapakah Aku? Aku adalah makhluk yang terlahir di alam kelima dari 31 alam kehidupan, yaitu alam manusia. Manusia seperti halnya makhluk-makhluk lain terdiri dari bagian-bagian batin dan jasmani. Batin dan jasmani ini membentuk lima gugus yang menyusun setiap makhluk, kelima gugus ini sering disebut sebagai Pancakhanda. Saat ini kita adalah makhluk yang hidup di lading berkah yang subur. Ada tiga alas an utama yang membuat hidup kita penuh berkah yaitu :
1. Terlahir sebagai manusia
Kelahiran di alam manusia merupakan suatu berkah. Buddha menyatakan bahwa sungguh sulit bagi sesosok makhluk untuk dapat terlahir sebagai manusia. Buddha membandingkan jumlah manusia bagai sedikit pasir yang tercolek di ujung kuku, sedangkan yang terlahir bukan sebagai manusia sebanyak pasir di atas bumi. Dengan demikian kesempatan untuk terlahir sebagai manusia itu  sangat lah kecil, oleh karena itu syukurilah kesempatan lahir sebagai manusia dan gunakan kesempatan ini dengan baik.
2. Lahir pada saat ajaran Buddha masih ada
Kemunculan seorang Buddha juga sangat langka. Jadi, jika sekarang kita hidup pada saat ajaran Buddhamasih ada berarti kita telah beruntung. Coba bayangkan, jika kita hidup pada zaman dimana orang tidak mengenal ajaran kebenaran, kita bisa menemukan orang-orang saling membunuh, perang dimana-mana, dan perbuatan jahat merajalela. Kehidupan seperti itu tentu sangat tidak menyenangkan. Oleh karena itu, kita sungguh sangat bahagia dapat lahir pada saat ajaran kebenaran masih ada. Untuk itu jangan sia-siakan kesempatan ini.
3. Bisa belajar dan praktik Dharma
Terlahir sebagai manusia di zaman masih ada ajaran Buddha sungguh merupakan suatu berkah, namun berkah terbesar adalah bisa belajar dan praktik Dharma. Dharma hanya akan menjadi berkah jika dipraktikkan. Dharma tidak berarti apa-apa kalau hanya tercetak rapi dibuku-bukudan kitab-kitab suci. Coba bayangkan, di antara begitu banyak makhluk di alam semesta kita terlahir di alam manusia, di antara semua manusia kita mengenal Dharma. Betapa beruntungnya kita ini. Tapi sebaliknya akan menjadi sayang sekali kalau kita tidak berusaha belajar dan praktik Dharma. Oleh sebab itu, jangan sia-sia kan waktu dan hidup kita. Kehidupan ini harus kita isi dengan perbuatan-perbuatan baik yang membawa manfaat bagi diri kita, orang tua kita, dan semua makhluk.
Kita tidak boleh menganggap remeh kehidupan ini, tidak berusaha menyadari arti kehidupan ini. Ciri orang yang menghargai hidupnya adalah memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk belajar dan melakukan hal yang benar dan bermanfaat. Hidu sebagai manusia sangatlah berharga, karena ini adalah titik tolak bagi keberadaan kita, untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk. Setelah menyadari apa yang menjadi kesalahan atau kekurangan kita, kita harus berusaha mengubahnya.
Semoga Semua Makhluk Berbahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar