Translate

Kamis, 22 Oktober 2015

Nan hua zheng jing bab 9



Bab 9 : pengetahuan orang bijak

Ayat 1 : keberanian orang bijak

Ketika kong hu cu tiba didaerah kuang dinegara wen, penduduk disana menyangka ia penjahat yang hui dan mulai mengepungnya.

Kong hu cu berkata kepada para muridnya :
Jangan panik, diamlah dan dengarkan kata-kataku.

Seorang murid bernama zhou you bertanya :
Kenapa kamu tidak takut, guru ?

Kong hu cu berkata :
Akan ku katakan, zhou you. Tak takut pada naga air adalah keberanian nelayan, pemburu tak takut pada macan, prajurit tak takut pada senjata. Mengetahui naik turunnya nasib dan menghadapi bencana tanpa takut adalah keberanian orang bijak.

Sesaat kemudian, pemimpinnya meminta maaf dan kerumunan itu bubar. Ada naik dan turun dalam hidup manusia, jika sedang surut orang harus mengamati dengan bijaksana dan menanti perubahan dengan tenang. Jika tidak ia akan menjadi stress dan berbuat salah kedua kalinya.

Ayat 2 : katak dalam sumur

Seekor penyu berkulit lunak dari laut timur melewati sumur. Seekor katak didalam sumur berkata : hai ! Kamu mau turun ?

Penyu itu berkata : kamu senang tinggal disitu ?

Katak itu dengan sombongnya berkata :
Tentu, kenapa tidak ? Aku memiliki seluruh sumur ini sendirian, aku seperti raja. Ketika aku lompat, airnya menyangga bahuku dan aku mengapung dengan pipi diatas.

Ketika aku menyelam kedasar, lumpur memijat kakiku. Pada malam hari setelah lelah berenang, aku melompat keluar sumur dan tidur ditepi sumur dan bermimpi hal yang aneh. Waktu fajar menyingsing aku berjalan mengelilingi sumur, aku gembira seperti ini setiap hari. Tapi kepiting dan kecebong kecil yang tinggal disumur tidak sesenang aku, maukah kau datang dan melihatnya ?

Katak itu berkata : tidakkah kamu ingin masuk  ?

Penyu itu berusaha masuk tapi ia tidak bisa masuk dan berkata : tapi sumurmu terlalu kecil, aku tidak bisa masuk.

Katak itu berkata : sumur begini besar ! Bagaimana bisa terlalu kecil ?

Penyu itu lalu berkata : bicara tentang besarnya laut timur memang benar-benar besar.

Katak itu berkata : apakah lebih besar dari sumurku ?

Penyu itu berkata : laut timur begitu besar dan dalam hingga 1000 li tidak cukup untuk menutupi luasnya dan 8000 kaki tidak cukup untuk mengukur dalamnya. Dimasa raja yu terjadi banjir selama sembilan dari sepuluh tahun, tapi isi air laut tidak bertambah. Dimasa raja tang dan dinasti zhang terjadi kemarau selama tujuh dari delapan tahun. Tapi airnya tidak berkurang. Laut timur adalah sesuatu yang nyata. Sumurmu tidak berarti dibandingkan dengannya.

Katak itu berkata dengan marah : dasar penipu.

Sumur membatasi katak, pengetahuan membatasi manusia. Pengetahuan membuatmu besar, tapi juga membuatmu kecil. Jadi kamu harus melebihi pengetahuan. Pengalaman seseorang mungkin dianggap kecil oleh orang lain, tetapi pengalaman orang yang belajar tentang kebajikan tidak akan dianggap besar bagi orang yang tidak punya pengalaman apa-apa.

Ada pepatah yang mengatakan : orang kaya tidak akan tahu bagaimana rasanya miskin bila dilahirkan serba kecukupan, orang miskin tidak tahu bagaimana rasanya kaya bila ia tidak pernah kaya.

Itu sebabnya dalam keadaan susah kita akan tahu bagaimana sifat orang lain dan dalam keadaan senang kita akan terlena dan tidak bisa melihat kebenaran sejati. Temen sejati akan muncul dan ada bila kita dalam keadaan susah dan kalau kita senang orang-orang disekitar kita akan seperti teman sejati. Umur bukanlah patokan yang sebenarnya, pengalaman adalah guru sebenarnya. Semakin kita sering mengalami kesusahan kita semakin dewasa dan membuat kita tahu arti hidup yang sebenarnya. Tidak mudah menyerah dan tidak merubah prinsip itulah inti dari tao yang sejati.

Ayat 3 : belajar gaya handan

Zhuang zi berkata :
Ada seorang anak dari negeri yan pergi ke handan ibukota negara zhao untuk belajar berjalan gaya penduduk handan. Sayangnya selain ia gagal meniru gaya berjalan handan ia bahkan lupa gaya berjalannya sendiri.

Ia pusing dan berpikir : aduh, sekarang aku tidak bisa berjalan ! Akhirnya ia tidak punya pilihan lain selain merangkak pulang.

Mulanya orang membaca untuk mengejar tao agung dan mendapat intinya. Tetapi kemudian ia tersesat dikota buku dan tidak bisa keluar serta semakin jauh dari tao yang sebenarnya. Orang mungkin mencari sesuatu didalam buku-buku / belajar dari orang lain, tetapi ia tidak menyesuaikan dengan dirinya sendiri dan meniru keseluruhannya. Sehingga bukan ia menemukan jati dirinya sendiri, malah ia binggung dan tidak sempurna dalam meniru gurunya, sehingga ia berada ditengah-tengah sifat yang bertentangan dan terjadilah perang dengan hatinya sendiri.

Ia tidak sadar apa yang dilakukan dan merasa ia tidak melakukannya, meskipun dengan bukti dan kenyataan ia tetap menyangkal dan menyalahkan orang lain.orang seperti ini takkan bisa bahagia meskipun ia berada dalam kebahagiaan.

Itu sebabnya ketika kita membaca / belajar pada seseorang belajarlah intinya, bukan meniru apa yang diajarkan. Ini akan membuat kita memahami apa yang tersirat dan dengan begitu kita dapat menemukan jati diri sendiri dan tidak terjebak dalam dua sifat bertentangan.

Ada pepatah yang mengatakan : kitab / guru hanya mengajarkan teori dan dasar, tulisan dan ajaran hanya cara membuka pintu pengenalan diri. Apa yang ditulis dan apa yang diajarkan tidak bisa membuat seseorang ahli dan mengenal diri sendiri. Yang dapat membuat orang mengenal diri sendiri dan mempunyai keahlian adalah latihan dan praktek. Itulah sebabnya semua buku dan kitab hanya berintikan kenali, kendalikan, koreksi dan perbaharui dirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar