Translate

Jumat, 30 Oktober 2015

Si Cantik dan Si Abu-Abu
(Pemimpin Bijaksana)

Suatu ketika, ada seekor rusa pemimpin dari ribuan rusa lainnya. Ia memiliki dua orang anak laki-laki. Anaknya yang satu sangat kurus dan tinggi, dengan mata yang tajam dan cermelang, bulunya halus kemerah-merahan. Dia dipanggil si Cantik. Anak satunya memiliki bulu dengan warna abu-abu, tubuhnya juga kurus dan tinggi, dan dia dipanggil si Abu-abu.

Suatu hari, setelah mereka benar-benar tumbuh besar, ayah mereka memanggil untuk menghadap. Ayahnya berkata, “Sekarang aku sudah sangat tua, jadi aku tidak bisa melakukan semua yang dibutuhkan untuk menjaga kumpulan besar rusa ini. Aku ingin kalian, kedua anak-anakku yang sudah besar menjadi para pemimpin. Kita akan membagi kumpulan dan masing-masing dari kalian akan memimpin 500 ekor rusa.”

Di India, ketika musim panen datang, para rusa selalu dalam bahaya. Beras yang ada pada tempat paling tinggi, membuat rusa-rusa yang tidak dapat mencapainya menuju padi-padi dan memakannya. Untuk menghindari kerusakan panen mereka, manusia menggali lubang, memasang pancang-pancang tajam di dalam tanah, dan membangun perangkap batu-batu. Semuanya itu untuk menangkap dan membunuh rusa-rusa.

Mengetahui ini adalah saatnya musim panen, rusa tua yang bijaksana memanggil dua pemimpin barunya untuk menghadap. Ia menasihati mereka untuk membawa kumpulan rusa naik ke dalam hutan gunung, jauh dari bahaya tanah-tanah perkebunan. Ini adalah cara bagaimana ia selalu melindungi rusa-rusa dari terluka dan pembunuhan. Kemudian ia akan membawa mereka kembali ke dataran-dataran rendah setelah musim panen berakhir.

Karena rusa tua bijaksana itu terlalu tua dan lemah untuk melakukan perjalanan, ia akan tetap tinggal dalam persembunyian. Ia memperingatkan mereka agar hati-hati dalam perjalanan. Si Cantik bersiap-siap bersama kumpulannya untuk pergi ke hutan di atas gunung, begitu juga dengan si Abu-abu bersama kumpulannya.

Orang-orang desa mengetahui bahwa inilah saatnya bagi rusa-rusa berpindah dari tanah-tanah perkebunan di daratan rendah menuju daerah pedalaman dataran tinggi. Jadi mereka bersembunyi sepanjang jalan itu dan membunuh rusa-rusa ketika melintas.

Si Abu-abu tidak memperhatikan nasehat bijaksana ayahnya. Bukannya hati-hati dan melakukan perjalanan dengan aman, ia malah terburu-buru menuju hutan gunung yang lebat. Jadi ia menggerakkan kumpulannya secara terus-menerus. Selama malam hari, fajar juga petang hari dan bahkan pada waktu siang bolong. Ini mempermudah bagi orang-orang itu untuk menembak rusa-rusa di dalam kumpulan si Abu-abu dengan panah dan busur. Banyak rusa-rusa terbunuh dan terluka yang kemudian mati karena kesakitan. Si Abu-abu mencapai hutan dengan hanya beberapa rusa yang masih hidup.

Si Cantik, si rusa tinggi dengan bulu kemerah-merahan yang mengkilap, cukup bijaksana untuk mengerti bahaya bagi kumpulannya yang sedang bergerak untuk itu dia sangat hati-hati. Ia tahu bahwa di siang hari tidaklah aman, atau bahkan saat subuh ataupun senja. Jadi ia memimpin kumpulannya keliling perkampungan, dan hanya bergerak pada tengah malam. Kumpulan si Cantik sampai di dalam hutan gunung dengan aman dan sehat, tak ada satu pun rusa yang terbunuh dan terluka.

Kedua kawanan rusa bertemu, dan menetap di dalam gunung-gunung sampai musim panen benar-benar telah berakhir. Lalu mereka mulai kembali ke daerah tanah pertanian. Si Abu-abu belum belajar apa pun dari perjalanan pertamanya. Ketika cuaca di gunung semakin dingin. Ia terburu-buru untuk sampai di daerah dataran rendah yang hangat. Jadi ia sama ceroboh seperti sebelumnya. Sekali lagi para penduduk desa yang bersembunyi di sepanjang jalan menyerang dan membunuh rusa-rusa itu. Semua kumpulan rusa si Abu-abu dibunuh yang kemudian akan dimakan dan dijual oleh para penduduk desa. Si Abu-abu sendiri adalah satu-satunya rusa yang selamat dalam perjalanan.

Si Cantik memimpin kumpulannya dengan cara hati-hati sama seperti sebelumnya. Ia membawa kembali semua 500 rusa-rusanya dengan selamat. Sementara rusa-rusa masih dalam perjalanan. Si pemimpin yang lama, ayahnya berkata kepada rusa betinanya, “Lihat rusa-rusa itu sudah kembali. Si Cantik datang bersama semua pengikut-pengikutnya. Si Abu-abu datang seorang diri, tanpa semua kumpulan 500 rusanya. Mereka yang mengikuti pemimpin yang bijaksana dengan kualitas yang baik, akan selalu aman. Mereka yang mengikuti pemimpin yang bodoh, yang ceroboh dan berpikir akan dirinya sendiri, akan jatuh ke dalam masalah-masalah dan binasa.”

Setelah beberapa waktu, si rusa tua meninggal dan terlahir kembali sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya. Si Cantik menjadi pemimpin kumpulan rusa dan hidup panjang umur, dicintai dan dikagumi oleh semua kawanannya.

Pesan moral : Pemimpin yang bijaksana mengutamakan keamanan dari pengikut-pengikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar