Translate

Jumat, 23 Oktober 2015

Nan hua zheng jing bab 3



Bab 3.

Ayat 1 : musik bumi

Suatu hari nan gou zi qi duduk bersandar pada meja teh, kepalanya menegadah. Kemudian ia mencapai tahap lupa akan keberadaannya.

Zi you bertanya :
Tuan, anda tampak berbeda hari ini.
Katakanlah, bisakah tubuh manusia menjadi daun kering dan hatinya menjadi debu ?

Nan gou zi qi berkata :
Pertanyaan yang baik zi you. Sejarang saya mencapai tahap dimana saya melupakan diri. Tahukah kamu bahwa kamu telah mendengar musik seruling dari manusia, tapi kamu belum mendengar musik dari bumi. Dan bahkan bila kamu telah mendengar seruling bumi, kamu belum mendengar musik dari surga.

Musik seruling dari manusia berasal dari seruling logam / bambu.
Sedangkan musik seruling dari bumi adalah suara angin.
Udara yang dipancarkan bumi adalah angin dan ketika angin bertiup.
Semua lubang dan rongga bersuara.
Beberapa lubang di gunung, hutan dan pohon, seperti hidung, mulut dan telinga manusia.
Sebagian seperti lingkaran dan lesung, dan lainnya seperti kolam yang dalam dari lubang yang dangkal.

Suara dari lubang ini mirip badai / anak panah / pertengkaran / nafas.
Ia bisa sumbang / merdu, dalam / penting.
Semua lubang menjawab serentak ketika angin kuat berlalu.
Semua lubang tenang kembali, hanya ranting-ranting bergoyang.
Inilah yang ku katakan musik bumi.

Suara ini tidak membawa rasa marah, sedih, gembira / bahagia. Perasaan itu ada bila telinga manusia mendengar seruling dan tidak akan ada ketika mendengarnya dari alam. Karena itu rasa tersebut adalah buatan manusia bukan alam.

Ayat 2 : zhao wen berhenti bermain gu zheng

Zhao wen adalah seorang pemusik terkenal yang pandai bermain gu zheng / harpa.
Tapi akhir-akhir ini ia berhenti bermain. Karena akhirnya ia sadar bahwa bila ia menekan satu nada untuk bermain musik, suara nada lain hilang. Tapi bila alat musik tidak dimainkan, kelima nada musik tradisional china bisa dipertahankan. Suara alam adalah satu-satunya suara yang utuh.

Prinsip dibalik bermain musik buatan manusia dan ukiran adalah sama. Bila hasil akhir terbentuk, bagian kayu lainnya rusak / hilang dalam proses. Ini juga berlaku pada hubungan manusia harus ada yang dikorbankan / sifat dan kebebasan yang dibuang dalam berhubungan dengan manusia kalau ingin abadi, jadi dalam keluarga / organisasi / berteman masing-masing individu harus mengorbankan sifat-sifat semaunya sendiri / sifat yang negatif / kebebasannya kalau mau menjalankan kebersamaan dan tidak saling memaksakan kehendak dan maunya sendiri / egois.

Ayat 3 : apakah wang ni tahu ?

Ada seorang bertanya kepada wang ni :
Tahukah kamu tentang standar umum yang bisa diterapkan untuk memperoleh pengetahuan ?

Wang ni menjawab : mana kutahu ?

Orang itu berkata : sangat mengecewakan.

Wang ni menjawab : mengapa mengecewakan ?

Bisakah kamu bilang tahu yang kukatakan sebenarnya tak tahu dan tak tahu yang sebenarnya tahu ?
Coba kutanya : jika orang tidur ditempat basah ia akan terkena artritis, apakah ikan juga ?
Jika seseorang ada diatas pohon, ia takut ketinggian, apakah monyet juga ?
Habitat manusia, ikan lumpur dan monyet berbeda mans yang kau jadikan standar ?

Orang itu berkata : kamu benar ! Standar berbeda bagi tiap kelompok !

Wang ni menjawab : itu dia !
Orang suka makan daging, rusa suka makan rumput, kelabang suka makan ular dan gagak suka makan tikus. Makanan mereka berbeda, manakah yang bisa menjadi standar makanan ?

Tak ada standar umum yang bisa diterapkan untuk pengetahuan duniawi dan standar buatan manusia bukanlah standar mutlak. Jika kamu mengira yang relatif itu mutlak, maka kamu semakin jauh dari kebenaran. Ini berlaku dengan sifat dan hubungan manusia kalau manusia hanya dibagikan menjadi beberapa kategori saja maka manusia bukan makhluk yang sempurna dan mudah ditebak.

Jadi rasakan dahulu baru kita akan tahu indahnya hubungan sesama manusia. Kalau tidak kamu takkan dapat membedakan dan merasakan hubungan teman / hubungan sahabat / hubungan akrab / hubungan penuh kepura-puraan / hubungan saling membutuhkan, itupun takkan sama antara satu dengan yang lain. Cobalah berhubungan dan berani mendekati baru kamu bisa merasakan, kalau belum apa-apa kamu sudah tidak mau dan langsung menfonis / keras kepala / menuruti teori yang dipakai orang lain, maka kamu tidak akan pernah tahu antara perbedaan hubungan didunia ini.

Ada pepatah yang mengatakan :
Tak ada yang sama didunia ini, tak ada yang hidup didunia ini mengalami hal yang sama, tak ada orang mengalami kebahagiaan yang dirasakan orang lain, tak ada orang yang mampu merasakan kesedihan orang lain, tak ada yang dapat menyelesaikan masalah orang lain. Yang ada adalah rasa yang dirasakan oleh orang tersebut dan apa yang dirasakan oleh semua orang didunia itu adalah sama.

Ayat 4 : apakah xi shi cantik ?

Zhuang zi berkata :
Jika dari semua kita menamai surga adalah kuda dan bumi adalah jari, maka surga dan bumi tak lebih dari kuda dan jari.
Bagi lelaki xi zi cantik, tapi bagi ikan ia mungkin menyelam ke dasar sungai ketika melihat xi shi.
Apa yang dianggap orang benar adalah kebenaran dan yang dianggap salah adalah kesalahan, tapi apa kriteria benar dan salah ?

Jika manusia menciptakan pengetahuan dari pandangannya, ia terperangkap oleh lingkaran pengetahuan buatannya sendiri. Jika manusia menggangap apa yang diketahui itu benar dan yang ia lakukan paling benar, maka ia menjadi orang yang egois dan tak mau tahu orang lain. Jadi bila kita hanya hidup dan berpikir menurut pikiran kita sendiri dan tak mau tahu pikiran orang lain serta akan memaksakan pikiran kita pada orang lain itu sama saja kita mencari teman / sahabat orang-orang yang jahat dan penuh tipuan, kalau kita mendapat masalahia tak mau tahu dan menyalahkan kita sendiri. Kalau kita berhasil ia mengatakan semua itu adalah ia yang mengajari.

Itulah teman-teman yang mencelakakan dan menyesatkan. Maka dari itu lihatlah diri kita sendiri dan lihatlah orang lain bila kita ingin menjadi temennya kurangi ego kita dan coba dekati bila ia memaksakan kehendaknya, maka hati-hatilah buatlah batas sebagai teman. Jangan coba menekan temenmu kalau kamu tak mau ditinggal pergi / hanya sebatas teman / kenalan saja.

Ada pepatah yang mengatakan :
Tak ada teman sejati dan tak ada musuh sejati yang ada adalah kepentingan sejati. Tak ada cinta yang tak egois dan tak ada cinta yang abadi yang ada cinta yang dipelihara dan dipupuk terus-menerus.

Ayat 5 : air mata putri li

Zhuang zi berkata :
Ketika putri li menikah dengan bangsawan xian dari negara jing, ia sangat sedih dan menangis terus hingga pakaiannya basah. Setelah beberapa lama tinggal diistana jing, tidur dikasur empuk dan makan enak. Ia menyadari kebodohannya menangis dihari perkawinannya.

Setiap orang takut mati, tapi siapa tahu kita akan menyesali kelahiran kita ?
Setiap orang takut perubahan tetapi siapa tahu perubahan akan membuat kita bahagia. Setiap orang takut karena salah, tetapi siapa tahu kalau kita meminta maaf kita dapat lebih lega. Setiap orang takut kebebasannya diambil, tetapi bila kita mengurangi kebebasan kita mungkin kita lebih bahagia. Bukanlah ini sama dengan perasaan putri li sebelum dan sesudah pernikahannya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar